Harga minyak menguat 2 persen pada perdagangan Selasa | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang AxaHarga minyak menguat 2 persen pada perdagangan Selasa (31/1) setelah terbitnya laporan bahwa produksi organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) menurun tajam diiringi dengan pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lain. Di sisi lain, nilai tukar dolar AS turun 0,9 persen melawan sejumlah mata uang. Hal ini meningkatkan pembelian minyak mentah yang menggunakan denominasi mata uang tersebut. Dikutip dari Reuters, sebuah survei mengungkapkan bahwa tingkat kepatuhan anggota OPEC dalam memangkas produksi tercatat sebesar 82 persen, atau di atas prediksi pasar sebelumnya. Di samping itu, pertumbuhan jumlah pengeboran sumur minyak dan produksi minyak non-konvensional di Amerika Serikat (AS) bisa menghalangi ruang gerak harga minyak untuk bertumbuh lebih pesat. Saat ini, pelaku pasar menanti data mingguan dari American Petroleum Institute (API) yang diharapkan terbit pada Selasa petang waktu setempat. Tercatat, harga minyak Brent meningkat US$0,47 ke angka US$55,7 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) meningkat US$0,18 ke angka US$52,81 per barel. Namun, penguatan harga minyak tertahan di akhir sesi perdagangan setelah Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengatakan, harga minyak tidak akan mencapai tingkat yang disesuaikan sebelum tahun 2018 atau 2019. Kedua patokan harga minyak diperdagangkan dalam rentang harga yang sempit dalam dua bulan terakhir setelah OPEC dan negara produsen minyak lainnya setuju untuk membatasi produksi sebesar 1,8 juta barel per hari demi mengurangi stok minyak berlebih. Selain itu, pelaku pasar juga menunggu laporan resmi Energy Information Administration (EIA) pada hari Rabu waktu AS. Namun, analis memprediksi, persediaan minyak mentah AS akan meningkat 3,3 juta barel pada pekan lalu. OPEC Patuh Turunkan Produksi, Harga Minyak Naik | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa Mengutip Wall Street Journal, Rabu (1/2/2017), harga minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Maret ditutup naik 18 sen atau 0,3 persen ke angka US$ 52,81 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan harga minyak Brent, yang merupakan patokan global, naik 47 sen atau 0,9 persen ke angka US$ 55,70 per barel di ICE Futures Europe. harga minyak naik pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) setelah data produksi OPEC menunjukkan kepatuhan yang sangat tinggi dari negara-negara anggota OPEC untuk menjalankan kesepakatan pengurangan produksi. Berdasarkan data dari JBC Energy, negara-negara yang tergabung dalam OPEC telah memangkas produksi lebih dari 1 juta barel per hari atau mencapai 88 persen dari target yang telah disetujui pada November 2016 lalu. Dengan adanya data tersebut mendorong kenaikan harga minyak. Menurut Vice President of Research and Analysis Mobius Risk Group, Houston, AS, John Saucer menjelaskan, meskipun ada beberapa negara produksinya meningkat tetapi nilainya tidak sebanding dengan pengurangan sesuai dengan hasil kesepakatan. "Dalam perjanjian ini, kuncinya hanya sekitar empat sampai dengan lima negara saja," jelas dia. "Ini akan sangat menarik dalam beberapa minggu ke depan," tambah dia. Arab Saudi menurunkan produksi minyak mentah menjadi di bawah 10,1 juta barel per hari. Irak juga menurunkan produksi 160 ribu barel per hari. Sedangkan Kuwait memangkas produksi 100 barel per hari. Namun memang, ada beberapa negara yang tak ikut dalam kesepakatan atau dibebaskan dari kesepakatan mengalami kenaikan produksi. Nigeria dan Libya naik 60 ribu barel per hari. Sementara Iran produksinya mengalami kenaikan 20 ribu barel per hari. Kenaikan harga minyak juga terjadi karena kejatuhan nilai tukar Dolar AS juga memainkan peran penting dalam kenaikan harga minyak. Dengan pelemahan dolar AS ini membuat harga minyak yang diperdagangkan menggunakan dolar AS lebih murah bagi pembeli asing. Skenario ini sering jadi pendorong kenaikan harga minyak. Untuk diketahui, OPEC dan negara-negara penghasil minyak di luar OPEC pada November lalu sepakat untuk memangkas produksi minyak untuk mengembalikan harga minyak ke posisi yang wajar. Selama dua tahun harga minyak selalu tertekan dan berada di bawah US$ 50 per barel. Pelemahan nilai tukar USD dongkrak harga minyak dunia | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa Harga minyak dunia bergerak naik pada Selasa (Rabu pagi WIB). Kenaikan harga minyak didorong pelemahan nilai tukar Dolar AS (USD) yang melebihi kekhawatiran terhadap membanjirnya pasokan minyak mentah global. Melemahnya USD membuat komoditas yang dihargakan dalam greenback seperti minyak mentah lebih murah dan lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa, ketika Federal Reserve memulai pertemuan kebijakan dua harinya. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,88 persen menjadi 99,548 pada akhir perdagangan. Harga minyak merosot di dua sesi sebelumnya di tengah kekhawatiran investor atas kemungkinan berlanjutnya kelebihan pasokan minyak mentah global. Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret, naik USD 0,47 menjadi ditutup pada USD 55,7 per barel di London ICE Futures Exchange. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik USD 0,18 menjadi menetap di USD 52,81 per barel di New York Mercantile Exchange. Rifanfinancindo Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|