Dengan tenor jangka panjang, antara 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun | PT Rifan Financindo BerjangkaMenariknya, kini investasi di reksa dana jenis ini, yang dinamakan Exchange Traded Fund (ETF) cukup dengan Rp 40.000 saja per satu lot. Masyarakat Indonesia bisa turut berpartisipasi dalam pembangunan dengan cara membeli reksa dana berbasis surat berharga negara (SBN). ETF atau instrumen reksa dana dengan pengelolaan berbasis SBN ini ditawarkan oleh PT Indo Premier Investment Management (IPIM) melalui satu produk baru yang diluncurkan Kamis (2/2/2017) ini. Nama produknya yaitu Premier Exchange Traded Fund (ETF) Indonesia Sovereign Bonds (Premier ETF Indosob) dengan kode: XISB). Direktur Utama IPIM, Diah Sofiyanti mengatakan, IPIM telah memiliki delapan produk reksa dana berbasis saham (baik indeks maupun sektoral). Dan sekarang IPIM meluncurkan reksa dana berbasis SBN. Diah mengatakan, instrumen ini sangat menarik bagi investor ritel. Karena tenornya yang jangka panjang, antara 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun, maka imbal hasil investasinya cukup menarik, bisa mencapai 9,14 persen. "Hanya dengan Rp 40.000, kita bisa membeli empat seri SBN yang jangka waktunya cukup panjang," kata dia di Jakarta, Kamis (2/2/2017). Selain itu, instrumen ini sangat aman dan nyaman karena lebih dari 80 persen dana kelolaan akan ditempatkan di SBN. Bahkan, Diah mengharapkan porsi penempatan ke SBN bisa mendekati 100 persen. "Instrumen ini transaksinya mudah, fleksibel bisa diperdagangkan, tetapi dengan harga yang tidak mahal." "Jadi seperti Anda ini, bisa tetap bekerja tetapi ikut andil dalam pembangunan Indonesia, dengan tetap merasakan imbal hasil menarik," kata Diah. "Pemilik dana yang mau masuk ke Indonesia untuk tax amnesty, mereka kan butuh sesuatu yang aman dan nyaman, reksa dana jenis ETF kami pikir salah satu pilihan," imbuh Diah. Selain untuk masyarakat umum seperti pekerja, instrumen ini juga bisa dimanfaatkan oleh para pemilik dana yang mengikuti program pengampunan pajak, dan membutuhkan instrumen investasi penempatan dana. Sementara itu, bagi investor institusi, Premier ETF Indosob ini juga sangat membantu. Misalnya untuk dana pensiun dan asuransi, terutama untuk memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 1/2016. "Masih banyak yang belum memenuhi ketentuan ini. Tahun kemarin saja 20 persen, belum selesai. Instrumen ini kami harapkan bisa membantu mereka untuk investasi tetapi tidak mahal. Jadi yang kecil-kecil bisa ikut," kata Diah. Peraturan ini mewajibkan lembaga jasa keuangan non-bank untuk memiliki Surat Utang Negara (SUN) dan atau SBN minimal 30 persen. IPIM telah memiliki delapan ETF berbasis saham. Salah satunya yakni Premier ETF LQ-45 (kode: R-LQ45X). Pada ETF ini, hanya dengan Rp 80.000 per lot, investor bisa memiliki 45 saham paling likuid di bursa. Untuk mengelola Premier ETF Indosob ini, IPIM menggandeng PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai bank kustodian dan PT Indo Premier Securities sebagai dealer partisipan. Investor Institusi Minati Produk ETF Berbasis SBN | PT Rifan Financindo Berjangka Direktur Utama IPIM Diah Sofiyanti mengatakan investor awal yang ikut dalam program perdana ETF yang berbasis Surat Berharga Negara (SBN), lebih banyak dari institusi. Sedangkan untuk investor ritel lebih sedikit dalam jumlah nilai. Diah berharap, dengan ketertarikan dari para investor ini, dapat mendorong pendalaman pasar. Sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendukung program percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah pelemahan ekonomi global "Institusi lebih kecil dari investor ritel tapi kalau bicara nilai memang sebagian besar adalah institusi, 85% institusi," ungkapnya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (2/2/2017). "Kami berharap ETF berbasis SBN ini dapat mendorong Financial Market Deepening untuk mendukung program pertumbuhan ekonomi dalam negeri," jelasnya. Menurut Diah ETF berbasis SBN saat peluncuran ini sudah sekitar Rp1 triliun pemesanan SBN dan diharapkan sampai akhir tahun nanti bisa mencapai Rp1,5 triliun. "Targetnya ini Rp1 triliun kita luncurkan mudah-mudahan dengan kebutuhan investor, institusi investor awal ini mungkin Rp1,5 triliun sampai akhir tahun," tukasnya Sekadar informasi PT Indo Premier Investment Management (IPIM) telah meluncurkan produk reksa dana bursa atau Exchange Trade Fund (ETF). Produk yang diberi nama Premier ETF Indonesia Sovereign Bonds (Premier ETF INDOSOB) merupakan produk ETF jenis baru dengan pengelolaan yang aman yang di tempatkan pada Surat Berharga Negara (SBN). Indo Premier Rilis Reksa Dana ETF Berbasis SBN | PT Rifan Financindo Berjangka Direktur Utama IPIM Diah Sofiyanti mengatakan, mengatakan produk tersebut diharapkan dapat memberikan pilihan bagi investor untuk berinvestasi pada SBN. XISB kana menjadit ETF kesembilan yang dikelola oleh IPIM dan untuk produk ETF terbaru ini, IPIM menggandeng PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) sebagai bank kustodian dan PT Indo Premier Securities sebagai diler partisipan. "Semoga dengan produk ini kami bisa memperkaya ragam produk ETF di Indonesia agar bisa dimanfaatkan investor sebagai investasi yang fleksibel, mudah dan murah sehingga mempermudah startegi pengelolaan dan pencapaian target imbal hasil portofolio investor," ujar Diah di BEI, Kamis (2/2). PT Indo Premier Investment Management (IPIM) menerbitkan produk investasi reksa dana yang bisa diperdagangkan di lantai bursa (Exchange Trade Fund/ETF) dengan pengelolaan berbasis Surat Berharga Negara (SBN). Produk yang diberi nama Premier ETF Indonesia Sovereign Bonds itu resmi dicatatkan di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia dengan kode XISB, Kamis (2/2). Produk IXSB merupakan ET dengan underlying asset obligasi pertama yang dikelola oleh IPIM. Tujuan IPIM memilih SBN adalah untuk mendukung program pemerintah dalam mempermudah pelaksanaan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 1/0.5/2016 yang mewajibkan Lembaga Jasa Keuangan Non Bank untuk memiliki SBN termasuk Surat Utang Negara (SUN) atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) minimal 30 persen tahun ini. IPIM pun membanderol Rp40.000 untuk pembelian tiap satu slot ETF XISB. Setiap satu slot tersebut diharapkan masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi dan mendapatkan imbal hasil yang optimal. "Untuk memberikan kemudiahan bagi investor dalam berinvestasi di SUN, maka kami menerbitkan ETF dengan aset mendasari berupa SBN, sehingga investor dapat melakukan diversifikasi risiko ke beberapa seri SUN dala satu transaksi," jelasnya. Pada kesempatan yang sama Direktur Utama PT Jiwasraya sekaligus Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim menyambut baik diluncurkannya produk EFT berbasis SBN tersebut. Hal ini menurutnya sesuai dengan permintaan para anggota asosiasi terhadap produk SBN yang diwajibkan dimiliki oleh lembaga keuangan non bank seperti Dana Pensiun, BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, Asuransi Jiwa dan Asuransi Umum. Tahun ini, Jiwasraya sendiri berencana memperbesar porsi investasi di pasar saham dengan target perolehan total hasil investasi mencapai Rp3,2 triliun. "Pasar saham saat ini masih bullish, di sisi lain kami juga harus memenuhi ketentuan OJK yang mencapai 30 persen. Tentu ini bisa menjadi alternatif tambahan bagi para pelaku industri," ujar Hendrisman. Rifanfinancindo Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|