Reksa dana dapat disesuaikan dengan tujuan investasi | rifanfinancindo Reksa dana adalah kontrak investasi kolektif, kolektif di sini maksudnya adalah seperti 'patungan', di mana Anda dan investor-investor lainnya menaruh uang Anda di (ibaratnya) sebuah 'baskom', atau wadah apapun yang bisa Anda bayangkan untuk menaruh uang patungan tersebut. Jumlah uang yang Anda taruh mulai dari Rp 100.000. Perencanaan keuangan menganjurkan untuk memanfaatkan kebebasan menaruh/menarik dana di reksa dana untuk menyesuaikan dengan tujuan investasi. Misalnya, Anda ingin berinvestasi di reksa dana untuk tujuan pensiun, maka sebaiknya rutin menaruh dana dan baru akan mengambilnya saat mendekati pensiun nanti. Reksa dana diawasi dengan ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan, yang dahulu disebut BAPEPAM-LK. Ada regulasi yang harus dilalui oleh reksa dana dalam persiapannya hingga peluncuran, dan juga pengelolaannya. Sebagai contoh, sekali saja manajer investasi lalai untuk melaporkan harga unit dan dana kelolaan setiap hari, OJK akan mengirim surat peringatan. Dengan demikian, Anda bisa tenang jika berinvestasi reksa dana, karena investasi tersebut diawasi dan diregulasi dengan ketat. Meskipun demikian, risiko investasi seperti turunnya nilai unit dan lain-lain tetap bisa saja terjadi. Mengapa 'patungan'? Banyak dari kita sulit sekali menyisihkan gaji/penghasilan bulanan untuk menabung, apalagi berinvestasi. Sekalinya bisa menyisihkan uang, jumlahnya juga tidak banyak, bisa jadi mulai dari Rp 100.000 hingga jutaan rupiah per bulan. Dengan jumlah tersebut, agak sulit jika Anda memilih investasi di properti misalnya, karena properti butuh dana yang tidak sedikit. Untuk membeli saham, bisa namun Anda tidak mendapatkan lot yang banyak dan hanya sedikit jenis saham unggulan yang bisa Anda dapatkan dengan jumlah tersebut. Investasi Logam Mulia, bisa juga namun tidak disarankan untuk jangka panjang. Dari sini sudah bisa terbaca kelebihan reksa dana adalah jumlah yang terjangkau untuk investasi secara rutin bulanan. Lalu siapakah yang akan mengelola? Pengelola uang tersebut adalah manajer investasi. Si manajer investasi ini, akan mentransaksikan uang patungan tadi di bursa saham, jual beli obligasi, dan sebagainya. Tapi, manajer investasi ini tidak boleh memegang langsung uang patungan tersebut. Uang patungan tadi dipegang oleh bendahara, yaitu bank kustodian. Jadi manajer investasi memberikan instruksi ke bendahara (bank kustodian) untuk mentransaksikan uangnya. Manajer investasi dalam keadaan nyata adalah adalah instansi keuangan di mana di instansi tersebut berada orang-orang yang andal untuk mengelola investasi reksa dana. Bank kustodian adalah bank yang ditunjuk untuk menyimpan dan mentransaksikan uang kelolaan reksa dana. Mengapa dibuat demikian? Skenario ini adalah untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan dana kelolaan. Dengan demikian, risiko investasi 'uang dibawa kabur' tidak akan terjadi di reksa dana. Jika kita sudah ikut berinvestasi 'patungan' di reksa dana, lalu bukti kepemilikan apa yang kita dapatkan? Dengan 'baskom' yang terbuka lebar itu, dana Anda bisa Anda masukkan atau tarik kapan saja, sesuka Anda. Dengan demikian, jumlah dana kelolaan akan berubah-ubah setiap hari, setiap saat, karena akan ada saja investor selain Anda yang menaruh dan menarik dana. Manajer investasi wajib menghitung setiap hari dan memberikan laporan kepada OJK. Nah jumlah dana yang Anda masukkan, akan dikonversi ke dalam satuan unit. Laporan mengenai berapa unit dan jumlah dalam rupiah dana yang Anda miliki di reksa dana, akan Anda terima setiap bulan berupa statement yang dikirimkan ke alamat (rumah/kantor) atau juga berupa statement elektronik ke email. Tidak ada keharusan ataupun denda/penalti yang dikenakan jika Anda ingin menaruh atau menarik dana Anda di reksa dana. Anda hanya akan dikenakan subscription fee saat menaruh dana, dan redemption fee saat akan menarik dana, yang jumlahnya bervariasi tiap produk/manajer investasi, dari 0-3%. Lelang 5 Seri Sukuk Negara Serap Dana Lebih dari Rp 6 Triliun | rifanfinancindo Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 6,01 triliun dari lelang lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa (16/5) dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 10,9 triliun. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 3 November 2017 sebesar Rp 5,87 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 5,34 persen dan tertinggi 6,15 persen. Jumlah dimenangkan untuk seri PBS013 sebesar Rp 1,98 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,98 persen dan tingkat imbalan 6,25 persen. Keterangan pers tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, menyebutkan jumlah dana diserap Rp 6,01 triliun itu berasal dari seri SPNS03112017, PBS013, PBS014, PBS011, dan PBS012. Jumlah yang dimenangkan untuk seri SPNS03112017 mencapai Rp 2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,43734 persen dan imbalan secara diskonto. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2019 ini mencapai Rp 2,1 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,81 persen dan tertinggi 7,46 persen. Untuk seri PBS011, jumlah dimenangkan mencapai Rp 0,44 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,35 persen dan tingkat imbalan 8,75 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 November 2031 ini mencapai Rp 1,5925 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,87 persen dan tertinggi 8,06 persen. Pemerintah tidak memenangkan lelang untuk seri PBS014, meski penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2021 ini mencapai Rp 0,651 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,09 persen dan tertinggi 7,40 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Agustus 2023 ini mencapai Rp 0,68 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,25 persen dan tertinggi 7,62 persen. Untuk seri PBS012, jumlah dimenangkan mencapai Rp 1,59 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,99 persen dan tingkat imbalan 8,75 persen. Dalam lelang sebelumnya, pemerintah menyerap dana sebesar Rp 4,07 triliun dari lelang lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa (2/5) dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp 10,95 triliun. Wall Street Ditutup Variatif | rifanfinancindo Indeks S&P 500 dan Dow Jones berakhir datar. Namun di sisi lain, indeks Nasdaq kembali mencatatkan rekor di sesi penutupan yang ditopang oleh saham-saham sektor teknologi. Bursa saham New York ditutup mixed di akhir perdagangan Selasa atau Rabu (17/5/2017) waktu Indonesia karena data ekonomi yang variatif serta laporan kinerja emiten sektor ritel. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah tipis 2,19 poin atau 0,01 persen ke posisi 20.979,75, dan indeks S&P 500 kehilangan 1,65 poin atau 0,07 persen menjadi 2.400,67, meski dalam perdagangan harian sempat menyentuh rekor tertinggi di 2.405,77. Adapun indeks Nasdaq menguat 20,20 poin atau 0,33 persen menjadi 6.169,87, sekaligus kembali mengukir rekor baru. "Ada banyak data politik ketimbang data ekonomi. Itulah yang membuat perubahan dalam pergerakan bursa," ujar Paul Nolte, pialang pada Kingsview Asset Management, Chicago sebagaimana dikutip dari Reuters. Produksi manufaktur AS pada April tercatat mengalami kenaikan ke level tertingginya dalam tiga tahun terakhir. Hal ini memperkuat keyakinan bahwa ekonomi akan membaik pada kuartal II 2017 meskipun pembangunan hunian mengalami penurunan signifikan. Investor juga mengantisipasi terlambatnya implementasi kebijakan reformasi pajak oleh pemerinatah AS setelah pada awal pekan ini muncul berita bahwa Presiden Trump berbagi informasi rahasia dengan Rusia terkait operasi melawan teroris. rifanfinancindo Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|