Dua perusahaan melantai bersamaan di BEI jarang terjadi | pt rifan financindo surabaya Bursa saham Indonesia pada akhir pekan ini kedatangan dua perusahaan baru yang resmi menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia, sehingga jumlah emiten saat ini sebanyak 539 perusahaan. Kedua emiten baru tersebut, yaitu PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ) dan PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA). Dalam debutnya, saham berkode FORZ melejit 110 poin atau 50 persen dari harga yang ditawarkan sebesar Rp220 menjadi Rp330. Sementara itu, saham MINA meroket 73 poin atau 69,52 persen dari harga penawaran Rp105 ke level Rp178 per saham. Keduanya melantai di pasar saham setelah melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dan mencatatkan saham mereka secara bersamaan pagi ini. Pada saat pencatatan pertamanya di papan BEI, saham FORZ diperdagangkan sebanyak 208 lot dengan nilai Rp6,86 juta, sedangkan saham MINA hanya diperdagangkan dengan volume empat lot dengan nilai Rp71.200. PT Sanurhasta Mitra melepas sebanyak-banyaknya 262,5 juta saham atau 20 persen dari jumlah seluruh modal yang disetor. Total dana yang diraup dari IPO sebanyak Rp27,56 miliar. Sekitar 65,04 persen akan digunakan untuk membeli 41,5 persen saham pada entitas anak PT Minna Padi Resorts. Sementara itu, sisanya 34,96 persen akan digunakan untuk modal kerja. Sebagai informasi, Forza Land Indonesia melepas 312,5 miliar saham baru atau 20 persen dari modal yang disetor perseroan. Perusahaan diperkirakan meraup dana segar sebesar Rp68,75 miliar dari hasil penawaran umum. Emiten yang bergerak di bidang properti tersebut juga menerbitkan sebanyak 437,5 juta waran Seri I dengan harga Rp275. Waran itu diberikan cuma-cuma sebagai insentif dengan perbandingan lima saham baru berhak memperoleh tujuh waran. Dari dana yang diraup, sebesar Rp40 miliar akan digunakan untuk penyertaan pada PT Borneo Sarana Properti. Lalu, sekitar Rp13,3 miliar akan digunakan untuk melunasi utang pokok dan bunga pada CV Chitta Kriya Laksana, Rp 5,58 miliar untuk pelunasan utang pokok pada PT Pratama Maju Jaya dan sisanya untuk modal kerja. Direktur BEI Samsul Hidayat mengatakan, pencatatan saham perdana untuk dua emiten sekaligus jarang terjadi. Oleh karena itu, BEI menyambut antusias kedatangan dua emiten sekaligus itu. "Meski tertunda, akhirnya tahun ini bisa catatkan sahamnya. Sanurhasta juga, setelah perjalanan panjang. Semoga setelah jadi perusahaan publik akan ada tanggung jawab publiknya," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Jumat, 28 April 2017. IPO, Sanurhasta Mitra Siap Lepas 262,5 Juta Saham | pt rifan financindo surabaya PT Sanurhasta Mitra direncanakan mencatatkan saham perdana atau melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pagi ini. Dengan demikian perseroan resmi menjadi emiten ketiga di 2017, atau ke-538 yang listing di bursa. Proses IPO perseroan direalisasikan di Gedung BEI, Jakarta, Jumat 28 April 2017, bertepatan dengan pembukaan perdagangan saham di pasar modal Indonesia. Perusahaan dengan kode emiten MINA ini akan meraup dana segar Rp27,562 miliar dari proses hajatan IPO tersebut. Perseroan melantai di pasar modal dengan melepas saham sebanyak-banyaknya 262,5 juta saham. Nilai nominal saham yang dipatok dengan harga Rp100 per saham, sedangkan harga IPO yang dilepas ke publik sebesar Rp105 per saham. Ruang lingkup kegiatan usaha PT Sanurhasta Mitra adalah bergerak di bidang pengembangan properti dan perhotelan. Saat ini kegiatan usaha meliputi, pengelolaan pondok wisata boutique villa dengan nama The Santai, melalui entitas anak, yakni PT Minna Padi Resorts. The Santai memiliki 10 unit yang terdiri dari 2 unit Superior, 7 unit Deluxe dan 1 unit Premium dengan kolam renang pribadi pada setiap unit. Sebelum Penawaran Umum Perdana, saham PT Sanurhasta Mitra dimiliki oleh Edy Suwarno sebesar 92,9 persen, Hapsoro sebesar 2,5 persen, dan Syahrial Amir sebesar 4,6 persen. Adapun penjamin pelaksana emisi efek IPO Sanurhasta Mitra yaitu PT Jasa Utama Capital Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efek adalah PT Erdhika Elit Sekuritas. Berdasarkan catatan, dana yang didapatkan dari hasil IPO sebesar Rp27,562 miliar setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham. Nantinya, sekitar 66,67 persen akan digunakan untuk membeli 41,5 persen saham pada entitas anak yaitu PT Minna Padi Resorts, sehingga kepemilikan saham perseroan menjadi 99,67 persen. Sisanya untuk modal kerja perseroan ke depannya. Mayoritas Perolehan Dana IPO Forza Land untuk Bayar Utang | pt rifan financindo surabaya Direktur Utama Forza Land Freddy Setiawan mengatakan, dana hasil IPO sebagian besar atau senilai Rp 40 miliar akan digunakan untuk penyertaan pada PT Borneo Sarana Properti sekitar 99,01 persen. "Penyertaan kepada Borneo Sarana Properti sebanyak Rp 25 miliar akan digunakan untuk membayar utang pokok dan bunga kepada CV Chitta Kriya Laksana. Sisanya atau Rp 15 miliar akan digunakan untuk modal kerja diantaranya untuk pembelian bahan baku konstruksi, biaya upah tenaga kerja dan biaya peralatan," kata Freddy dalam pencatatan saham perdana FORZ di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (28/4/2017). PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ) meraup Rp 68,75 miliar dari penawaran umum perdana (IPO) FORZ sebesae 20 persen dari total modal ditempatkan. Forza Land melepaskan sebanyak 312,5 juta lembar saham dengan harga Rp 220 per saham. Sebagai informasi, Forza Land termasuk pemain baru di industri pembangunan, pengelolaan dan perdagangan real estate/properti. Forza Land didirikan 2012 dengan nama PT Megah Satu Properti dan berubah nama menjadi PT Forza Land Indonesia pada Maret 2016. Di samping melepaskan 20 persen saham, Forza Land juga menerbitkan sebanyak 437,5 juta waran seri 1 dengan harga pelaksanaan Rp 275, yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif dengan perbandingan 5 saham baru berhak memperoleh 7 waran. Dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran seri 1 seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan seluruh entitas anak dalam bentuk penyertaan. Selain untuk suntikan modal ke Borneo Sarana Properti, sebanyak Rp 13,33 miliar dari perolehan dana IPO akan digunakan untuk melakukan pelunasan utang pokok dan bunga kepada CV Chitta Kriya Laksana. Menurut Freddy, apabila ada kekurangan pelunasan maka akan menggunakan internal kas perseroan. Freddy juga menjelaskan, sebanyak Rp 5,57 miliar dari perolehan dana IPO akan digunakan untuk melakukan pelunasan utang pokok dan bunga kepada PT Pratama Maju Jaya. Jika kurang, maka pelunasan akan dilakukan dengan menggunakan internal kas perseroan. "Sisa dana IPO akan digunakan perseroan untuk modal kerja," kata Freddy. pt rifan financindo surabaya Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|