Angka tersebut berasal dari belanja modal | PT Rifan Financindo Berjangka Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan belanja modal untuk pemeliharaan rutin dan pengeluaran rutin lainnya pada 2016 turun 18 persen menjadi US$80 juta. "Perusahaan akan terus mengalokasikan modal untuk mengembangkan tiga motor pertumbuhannya secara strategis dan selektif," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (8/3). PT Adaro Energy Tbk menggelontorkan belanja modal (capital expenditure/capex) mencapai US$146 juta sepanjang 2016, setara Rp1,97 triliun (asumsi kurs Rp13.500 per dolar AS). Ia merinci, total belanja modal, termasuk pengeluaran modal yang tidak berulang, mencapai US$146 juta, termasuk pembelian alat berat sebesar US$66 juta yang dilakukan untuk bisnis perusahaan sebagai kontraktor pertambangan. Adaro membayar pokok pinjaman bank sebesar US$144 juta, membagikan dividen tunai sebesar US$75 juta kepada para pemegang saham untuk tahun 2015, dan mendapatkan suntikan modal sebesar US$164 juta dari pemegang saham minoritas. Sementara, arus kas dari aktivitas operasi meningkat 32 persen menjadi US$676 juta sebagai hasil kegiatan operasi yang efisien. Adaro membukukan arus kas bersih yang digunakan pada aktivitas investasi sebesar US$228 juta, terutama untuk akuisisi deposit batubara kokas dan pembelian aset tetap. Lebih lanjut, Adaro mempertahankan arus kas bebas yang positif sebesar US$479 juta yang ditunjang oleh laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) operasional yang solid dan pembelanjaan modal yang hati-hati. "Arus kas bersih yang digunakan dalam kegiatan pembiayaan mencapai US$73 juta pada sepanjang 2016," kata Garibaldi. Adapun total aset naik 9 persen menjadi US$6,522 miliar. Aset lancar naik 46 persen menjadi US$1,593 miliar, terutama karena saldo kas dan piutang yang lebih tinggi. Aset non lancar naik 1 persen menjadi US$4,93 miliar. Total liabilitas atau kewajiban Adaro naik 5 persen menjadi US$2,736 miliar dengan adanya kenaikan kewajiban lancar dan penurunan kewajiban non lancar. Kewajiban lancar naik 42 persen menjadi US$645 juta. Sebagai hasilnya, total pinjaman bank berkurang 8 persen menjadi US$1,364 miliar. Neraca memiliki rasio utang bersih terhadap EBITDA operasional 12 bulan terakhir sebesar 0,42x dan rasio utang bersih terhadap ekuitas sebesar 0,10x. Kewajiban non lancar turun 3 persen menjadi US$2,092 miliar terutama karena penurunan pinjaman bank jangka panjang karena perusahaan melakukan pembayaran pinjaman secara berkala untuk mengurangi kadar utang dan memperkuat struktur permodalan. Wih, Adaro Berhasil Gali Laba Bersih Rp4,35 Triliun | PT Rifan Financindo Berjangka Melansir keterbukaan informasi yang diterbitkan di BEI, laba bersih Adaro pada 2016 tercatat sebesar USD334,62 juta (Rp4,35 triliun) dari sebelumnya Rp152,44 juta (Rp1,98 triliun). Menguatnya harga batu bara menjadi berkah bagi PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Terbukti kinerja emiten tambang ini moncer sepanjang 2016 dengan mencetak kenaikan laba bersih sebesar USD182,18 juta (Rp2,36 triliun jika mengacu kurs Rp13.000 per USD) atau naik 119%. Di sisi lain, aset perseroan juga tumbuh ke USD6,52 miliar dari sebelumnya USD5,95 miliar. Aset tersebut, terdiri dari aset tidak lancar sebesar USD4,92 miliar dan aset lancar sebesar USD1,59 miliar. Selain itu, perseroan juga mencatatkan kenaikan utang menjadi USD2,73 miliar dari sebelumnya USD2,6 miliar. Utang tersebut, terdiri dari utang jangka panjang sebesar USD2,09 miliar dan utang jangka pendek sebesar USD644 juta. Padahal, pendapatan usaha perseroan tercatat mengalami penurunan USD160 juta. Adapun pendapatan usaha perseroan pada 2016 sebesar USD2,52 miliar dari sebelumnya USD2,68 miliar di 2015. Kinerja ADRO Moncer, KRAS Incar Kenaikan Penjualan Baja | PT Rifan Financindo Berjangka Sejumlah aksi emiten menjadi perhatian pelaku pasar saham pada perdagangan Rabu (8/3/2017). Baca: OJK Cabut Izin Usaha BPR Nusa Galang Makmur Berikut sejumlah aksi emiten: Krakatau Steel (KRAS). Korporasi baja milik negara, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., mengincar penjualan baja sebanyak 2,7 juta ton pada 2017 atau meningkat sekitar 20% dibandingkan dengan 2,23 juta ton pada 2016. (Bisnis Indonesia) Adaro Energy (ADRO). PT Adaro Energy Tbk. membukukan pertumbuhan laba inti sebesar 35% menjadi US$398 juta pada tahun lalu dibandingkan dengan raihan pada 2015 senilai US$294 juta. (Bisnis Indonesia) Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) menerbitkan obligasi sebesar Rp 2,01 triliun melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) II tahap V tahun 2017. Obligasi tersebut terbagi dalam tiga seri dengan kupon 7,5-8,9%. (Investor Daily) Pakuwon Jati (PWON). PT Pakuwon Jati Tbk. memproyeksikan kontribusi pendapatan berulang dari lini bisnis penyewaan ritel atau mal pada tahun ini mencapai 45%, atau lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 40%. (Bisnis Indonesia) Capitalinc Investment (MTFN). PT Capitalinc Investment Tbk mengakuisisi PT Indo Kilang Prima senilai Rp 11 miliar. Hal tersebut merupakan bagian dari ekspansi perusahaan, yang kegiatan utamanya di bidang investasi. (Investor Daily) BRI Agroniaga (AGRO). PT BRI Agroniaga Tbk kembali menghimpun dana melalui pasar modal. Anak usaha PT Bank Rakya Indonesia Tbk (BBRI) ini berniat menawarkan maksimal 7,69 miliar saham melalui skema penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue. (Kontan) PT Rifan Financindo Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|