Penyidik mengamankan 3 orang | pt rifan financindo Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya, melalui keterangan tertulis, Rabu (17/5/2017), mengatakan, hasil penyidikan sementara, bawang tersebut diselundupkan dari China dan India. Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri menggrebek dua gudang berisi 182 ton bawang putih milik PT TPI yang berada di Jalan Marunda, Jakarta Utara pada Selasa (16/5/2017). Penyidik Bareskrim telah memasang garis polisi di gudang tersebut. Bawang putih tersebut diimpor oleh dua perusahaan yaitu PT NBM dan PT LBU sejak April 2017. Penyidik mengamankan 3 orang terkait dengan tindak pidana tersebut antara lain pemilik gudang, pemilik barang dan sopir truk. "Dugaan penyidik bahwa "spekulan nakal" atau pemilik bawang putih selundupan tersebut sengaja menimbun, kemudian akan dijual seolah-olah barang yang legal pada saat harga naik," ujar Agung. Dugaan sementara terdapat tindak pidana Pasal 106 Jo 24 ayat 1 UU no 7 th 2014 tentang perdagangan dan Pasal 31 UU no 16 th 1992 tentang karantina hewan ikan dan tumbuhan. Ia menjelaskan, Bareskrim Polri telah membentuk satgas yang secara khusus mengawasi pelanggaran terkait dengan penyimpangan distribusi bahan pokok. Pihak penyidik masih mendalami keterangan para pihak dan memeriksa seluruh dokumen yang ada. Pedagang Bawang Putih di Pasar Induk Kramat Jati Mengeluh Rugi | pt rifan financindo Pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, mengeluhkan bawang putih yang dijual oleh pemerintah melalui operasi pasar sebesar Rp 25 ribu perkilogram. "Bagaimana dagangan saya mau laku. Saya jual sesuai HET, sementara adayang jual cuma Rp 25.000/kg," kata Jelly seorang pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Rabu (17/5/2017). Selain harga tersebut di luar harga eceran tertinggi (HET). Banyak pedagang, juga konsumen yang menduga bawang tersebut adalah stok lama, karena banyak ditemukan dalam kondisi busuk dan tak layak konsumsi. Namun, terkait harga jual yang diberikan pemerintah sebesar Rp 25 ribu perkilogram, Jelly menduga barang yang diberikan adalah stok lama. "Sejauh ini yang saya jual ada yang bagus. Tapi pernah ada yang dapetin kalau barang yang dibeli dari pemerintah dengan harga segitu (Rp 25.000/kg), ada yang busuk. Mungkin stok lama juga makanya dijual murah," katanya. Menurutnya, harga bawang putih mengalami penurunan signifikan sejak akhir pekan kemarin. "Pemerintah harus perhatikan nasib pedagang dan pembeli. Stabilkan harganya, berikan kuliatasnya yang bagus," katanya. Wanita asal Sumatera Utara ini berharap, agar pemerintah dapat memperhatikan pedagang dan pembeli. Sebelumnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan jika banyak daerah di Indonesia sampai saat ini belum bisa memproduksi bawang putih memenuhi permintaan dalam negeri. "Iklim kita memang tropis tapi belum bisa menghasilkan bawang putih untuk kebutuhan rakyatnya, kebanyakan bawang putih yang beredar itu hasil impor," kata Ketua KPPU Syarkawi Rauf. Syarkawi sempat melakukan inspeksi mendadak dibeberapa pasar tradisional dan pasar modern, termasuk di Makassar. Dirinya mengakui jika langkah impor dari berbagai negara yang mampu memproduksi banyak bawang putih, seperti China maupun India, menjadi opsi satu-satunya untuk meningkatkan stok yang tersedia, demi mengakomodir kebutuhan masyarakat. "Kalau banyak bawang putih impor yang beredar, yah memang harus seperti itu. Karena kita tidak menghasilkan bawang putih sendiri. Beda dengan bawang merah, bawang merah itu kita surplus, jadi tidak perlu impor," katanya. Sementara itu, Manager Pasar Induk Kramat Jati, Nurman Hadi mengaku belum mengetahui kualitas bawang putih yang di luar standar. Dirinya akan mengecek mutu bawang itu jika pengaduan didapatkan. "Saya belum mendapat laporan itu (bawang busuk). Kalau memang ada kualitas bawang yang tidak sesuai standar, pasti pedagang melapor ke kami," katanya. Menteri Amran Ancam Pedagang Jual Bawang Putih di Atas Rp 38 Ribu | pt rifan financindo Menteri Pertanian Amran Sulaiman berjanji akan menindak tegas siapapun pedagang yang berani menjual bawang putih dengan harga di atas Rp 38 ribu per kilogram. Apalagi baru saja modus penimbunan bawang putih berhasil terungkap sebanyak 182 ton di Marunda, Jakarta Utara. Sedikitnya ada dua kontainer bawang putih yang akan dikirim setiap hari ke Pasar Induk Kramat Jati dari PT Fajar Mulia. Untuk operasi pasar bawang putih di tingkat pedagang besar Rp 25 ribu dan di tingkat eceran maksimal dijual Rp 30 ribu per kilogram. "Bersama Polri, kami bergerak jam 4 Subuh tadi, Rabu (17/5). Kami menemukan bawang putih yang ditimbun 182 ton. Jelang bulan Ramadan ini tidak baik karena ada konsensus dengan importir sebanyak 42 perusahaan tidak boleh menjual bawang putih di atas Rp 38 ribu," tukas Amran di Pasar Induk Kramat Jati, Rabu (17/5). Amran menegaskan kepada seluruh importir tak ada alasan lagi harga bawang putih bergejolak. "Jika tidak, akan kami cabut izinnya hasil kesepakatan dengan Kemendag tadi, mereka enggak boleh lagi impor," jelasnya. Jika dilanggar, maka izin akan dicabut oleh Kementerian Pertanian. Amran mengaku kecewa pekan lalu dirinya meninjau ke lapangan masih ada yang menjual dengan harga Rp 45 ribu padahal sudah disepakati harga tak boleh lebih dari Rp 38 ribu. "Kami bersama satgas gerak cepat. Ini nanti akan mempengaruhi harga bawang. Alhamdulilah apakah ini kebetulan apa tidak tadi Subuh digerebek dan ditangkap. Tadi pagi harga turun yang biasanya Rp 45 ribu maka dijual Rp 25 ribu artinya turun 44 persen," paparnya. pt rifan financindo Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|