Gojek, kembali menerima guyuran investasi baru | PT Rifan Financindo BerjangkaIa berharap kepercayaan investor asing ini diikuti pula oleh investor nasional, sehingga kepemilikan startup unicorn bisa juga dinikmati oleh investor dan masyarakat Indonesia. Pada tahun lalu, Gojek mendapat suntikan dana investasi Rp1,32 triliun pada 17 Agustus lalu dari platform e-commerce asal China, JD.com. Rival terbesar Alibaba ini sebelumnya dikabarkan telah menggelontorkan dana melalui induk perusahaannya, Tencent Holdings Ltd, sebesar US$150 juta atau hampir Rp2 triliun ke Gojek pada Juli 2017. Menanggapi aksi korporasi ini, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, pendanaan yang terus-menerus mengalir ke Gojek menunjukkan kepercayaan investor semakin besar. "Tambahan proceed kepada Gojek menunjukan kepercayaan investor internasional bukan hanya kepada Gojek namun juga kepercayaan kepada dunia digital serta iklim investasi di Indonesia," kata dia kepada VIVA, Jumat, 19 Januari 2018. Selain ketiga investor itu, terdapat investor lama Gojek, yakni firma ekuitas privat global KKR&Co LP (KKR) dan Warburg Pincus LLC, turut serta dalam putaran suntikan dana terbaru tersebut. Penyedia layanan berbagi tumpangan atau ride sharing, Gojek, kembali menerima guyuran investasi baru. Kabar teranyar menyebutkan Gojek menerima suntikan investasi senilai US$1,2 miliar atau Rp16,2 triliun dari Google, BUMN investasi Singapura, Temasek Holding dan platform daring China, Meituan-Dianping. Go-Jek Disuntik Google cs Rp 16 Triliun, Ini Tanggapan Menkominfo | PT Rifan Financindo BerjangkaLangkah ini kemudian diikuti perusahaan media sosial dan online entertainment Tencent Holdings yang juga menjadi investor JD.com. Tencent ketika itu, menggelontorkan setidaknya USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 16 triliun. Menkominfo menyebutkan kalau langkah serupa juga harus dilakukan oleh investor lokal, di mana yang nantinya, kepemilikan startup unicorn ini dapat dimiliki juga oleh dari dalam negeri juga. Saat ini, startup unicorn yang berasal Indonesia, di antaranya Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak. Sebutan unicorn ini disematkan kepada startup yang memiliki valusi nilai bisnisnya mencapai lebih dari USD 1 miliar. "Saya berharap kepercayaan investor asing diikuti pula oleh investor nasional, sehingga kepemiliki unicorn bisa dinikmati oleh investor nasional," tutup Rudiantara. Selain Google, pendanaan tersebut juga bersumber dari investor asal Singapura Temasek Holdings, KKR & Co LP (KKR.N), Waburg Pincus LLC, dan platform online asal China Meituan-Dianping yang juga menanam investasi di Go-Jek. Jika benar, investasi yang mengucur akan membuat Go-Jek semakin padat modal. Tahun lalu, JD.com berinvestasi di Go-Jek senilai USD 100 juta. ( Baca : Narkoba Menggerus Daya Beli Masyarakat ) "Tambahan proceed kepada Go-Jek ini menunjukkan investor internasional bukan hanya percaya kepada Go-Jek, namun juga kepercayaan kepada dunia digital serta iklim investasi di Indonesia," ujar Rudiantara menambahakan. Seperti diketahui, Alphabet yang merupakan induk perusahaan Google, memimpin pendanaan baru terhadap Go-Jek sebesar USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 16 triliun. Kabar Go-Jek kembali disuntik dana besar oleh investor baru telah sampai ke telinga Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Menurutnya, ini menandakan para investor internasional sudah semakin percaya terhadap Indonesia. "Pendanaan yang terus-menerus kepada satu tech company menunjukkan kepercayaan investor tersebut semakin besar," kata menteri yang akrab disapa Chief RA itu kepada detikINET, Jumat (19/1/2018). Google Suntik Rp1,35 Triliun ke Go-Jek Ikuti Jejak Temasek | PT Rifan Financindo BerjangkaPada September silam, perusahaan tersebut setuju untuk mengakuisisi 2.000 insinyur dari pembuat smartphone Taiwan HTC Corp (2498.TW) seharga USD1,1 miliar. Mereka juga akan meluncurkan aplikasi pembayaran terlokalisasi untuk India karena mencoba mendapatkan pijakan di ruang pembayaran digital yang berkembang pesat di negara ini. Tahun ini, Google juga bergabung dalam sebuah investasi di platform mobile mobile stream-time buatan China Chushou, yang mengikuti saham minoritas di Mobvoi intelijen buatan buatan Beijing yang berbasis di 2015. Menurut laporan penelitian yang diterbitkan oleh Google dan Temasek pada Desember 2017, Asia Tenggara telah menjadi pasar e-commerce dengan pertumbuhan tercepat secara global. Diperkirakan ada 330 juta pengguna internet aktif bulanan pada akhir 2017, naik lebih dari 70 juta pengguna baru sejak 2015 . Google menginvestasikan sekira USD100 juta atau Rp1,35 triliun jika mengacu kurs Rp13.500 per USD. Saat ini, investor Go-Jek adalah perusahaan ekuitas swasta global seperti KKR & Co LP (KKR.N) dan Warburg Pincus LLC. Kesempatan untuk melakukan pendanaan dibuka tahun lalu dan diperkirakan akan ditutup dalam beberapa minggu. Mengutip Reuters, nilai investasi ke Go-Jek diperkirkan mencapai USD4 miliar, lebih sedikit dibandingkan dengan investasi untuk Grab sebesar USD6 miliar. Investasi Go-Jek ini akan menjadi pertaruhan Google di Asia. Induk usaha Google, Alphabet Inc (GOOGL.O) setelah investor asal Singapura Temasek juga mengucurkan investasi pada layanan statup transportasi Indonesia Go-Jek. Selain itu, Samsung Venture Investment Corp juga dikabarkan berminat menyuntikan dana ke Go-Jek. Grab dan Uber didukung oleh SoftBank Group Jepang (9984.T), sementara Go-Jek telah mendapatkan investasi dari raksasa teknologi Tencent Holdings Ltd (0700.HK) dan JD.com Inc (JD.O) dari China. Rifan Financindo Berjangka
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|