petamina siap mencari mitra bersama menggarap kilang | PT Rifan Financindo BerjangkaDirektur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan, keputusan itu datang dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara lisan pada awal pekan ini. Dengan ditunjuknya Pertamina, maka perseroan siap mencari mitra bersama menggarap kilang yang rencananya berlokasi di Kalimantan Timur tersebut. “Kami akan cari partner lagi, seperti yang kami lakukan untuk Grass Root Refinery (GRR) Tuban bersama Rosneft,” jelas Rachmad, kemarin. PT Pertamina (Persero) mengatakan telah menerima restu pemerintah untuk menggarap kilang Bontang, setelah pemerintah mengubah skema pembangunan dari Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) menjadi penugasan khusus kepada perseroan. Namun, pencarian mitra akan dilakukan setelah perseroan mendapat surat resmi dari Kementerian ESDM. Jika surat sudah keluar, mitra sudah bisa didapatkan dalam waktu tiga hingga empat bulan saja. Selain itu, tak menutup kemungkinan perusahaan kembali mengundang Rosneft dalam menggarap kilang Bontang. Jika calon sudah didapatkan, maka pengerjaan kilang Bontang paling cepat bisa dimulai pada 2017. Pasalnya, Pertamina mengejar target penyelesaian kilang tersebut pada 2023 mendatang. Ia melanjutkan, seleksi mitra nantinya juga akan dilakukan dengan proses lelang. Menurutnya, saat ini sudah banyak perusahaan yang berminat menjadi mitra perusahaan untuk membangun kilang Bontang. Namun, saat ini Pertamina tengah mempertimbangkan kecakapan teknis dan finansial masing-masing calon peserta tender. “Sudah ada yang berminat dari berbagai negara. Tentu shortlist harus matang-matang dipertimbangkan, karena syarat pembangunan kilang baru berbeda dengan proyek penambahan kapasitas dan kompleksitas kilang existing kami (Refinery Development Master Plan/RDMP). Nilai investasinya pun besar,” lanjutnya. Di sisi lain, Kementerian ESDM malah mengaku belum memberi penugasan khusus pembangunan kilang Bontang terhadap Pertamina. “Kami berharapnya akhir Maret sudah dapat mitra. Timeline-nya nanti kami lihat lagi,” jelasnya. Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar berharap kilang Bontang bisa dikerjakan langsung oleh Pertamina karena Presiden Joko Widodo ingin kilang tersebut cepat selesai. Pasalnya, skema KPBU harus melalui alur yang panjang dibanding penugasan langsung, sehingga makin banyak waktu yang dibutuhkan hanya untuk membangun satu kilang. Menurut Peraturan Presiden Nomor 4 tahun 2016, kilang Bontang merupakan proyek strategis nasional yang dikerjakan dengan skema KPBU. “Skema KPBU itu sangat rigid, melibatkan konsultan, menyusun studi kelayakan (Feasibility Study/FS) juga lama. Sehingga, dalam diskusi sebelumnya, kami minta penugasan langsung (untuk kilang Bontang) seperti kilang Tuban,” jelas Arcandra beberapa waktu lalu. Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas, Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, Setyorini Tri Hutami menjelaskan, sejauh ini skema kilang Bontang masih berbentuk KPBU. “Yang kami tahu skemanya masih berbentuk KPBU,” ujarnya melalui pesan singkat. Kilang GRR Bontang rencananya didesain untuk kapasitas 300 ribu barel per hari. Proyek yang diestimasi menelan dana US$12 miliar hingga US$15 miliar tersebut merupakan satu dari dua kilang baru yang akan dibangun Pertamina dalam waktu 10 tahun mendatang. Jika dua kilang baru dan empat pengembangan kilang existing ini telah rampung, maka produksi perusahaan pelat merah tersebut bisa meningkat dari angka saat ini 850 ribu barel per hari menjadi 2,3 juta barel per hari mulai 2023. Selain membangun dua kilang baru, Pertamina juga tengah mengembangkan empat kilang yang sudah ada (existing) yang terdapat di Balongan, Dumai, Cilacap, dan Balikpapan. Ditunjuk Garap Kilang Bontang, Pertamina Siap Cari Partner | PT Rifan Financindo Berjangka Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan dua hari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengumumkan bahwasannya Pertamina ditugasi untuk membangun kilang Bontang. Hardadi menyebutkan Pertamina siap melakukan beauty contest untuk pembanganan kilang seperti yang sebelumnya dilakukan untuk NGRR Tuban. Setelah mendapatkan surat penugasan resmi, kemudian dengan cepat melakukan pemilihan partner, perseroan menargetkan tiga sampai empat bulan ke depan sudah terpilih partner kerja sama. PT Pertamina (Persero) resmi mendapat penugasan dari pemerintah untuk membangun kilang baru atau new grass root refinery (NGRR) di Bontang, Kalimantan Timur. Perseroan pun siap melakukan beauty contest untuk mencari partner kerja sama pembangunan tersebut. "Dari Kementerian ESDM (penugasan). Tapi tentu kita menanti surat resmi," kata Hardadi, di Kantor Pusat Pertamina, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Selasa, 8 November. "Kami akan lihat dan kami menunggu surat resmi dari Kementerian ESDM tentu kalau itu kami terima, kami tidak perlu waktu lama kira-kira tiga bulan sampai empat bulan sudah bisa diperoleh partner," jelas dia. "Sudah ada. Nanti saya sampaikan secara akurat. Iya (dari berbagai negara). Saya akan sampaikan saat daftarnya sudah ada," ucap dia. "Mudah-mudahan 2023 pertengahan. Kira-kira USD10 miliar sampai USD13 miliar," pungkas dia. Hardadi juga sempat menyinggung, saat ini sebenarnya sudah ada beberapa kandidat partner, namun dia enggan menyebutkan siapa saja partner itu. Oleh karena itu, Pertamina menargetkan pembangunan kilang Bontang selesai dalam waktu 3,5 tahun. Sehingga 2023 sudah mulai beroperasi. Nilai investasi pembangunan diproyeksikan sekitar USD10 miliar sampai USD13 miliar. Pertamina Klaim Dapat Penugasan Garap Kilang Bontang | PT Rifan Financindo Berjangka PT Pertamina (Persero) mengklaim telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk membangun kilang minyak baru di Bontang, Kalimantan Timur. Padahal, pembangunan kilang ini semula menggunakan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Sekadar informasi, peserta tender Kilang Tuban saat itu adalah Rosneft asal Rusia, Saudi Aramco, Sinopec, Kuwait Petroleum Inc (Kupec), Thai Oil Thailand dan PTT GC Thailand. Bahkan, menurut Rachmad, Rosneft yang sudah mendapatkan proyek Kilang Tuban tetap ditawari untuk mengggarap proyek Kilang Bontang. Menurut Direktur Megaproyek dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi, skema KPBU tersebut sekarang berubah menjadi penugasan kepada Pertamina. Namun, keputusan tersebut baru diperoleh dari Kementerian ESDM secara lisan. “Sejak dua hari lalu, kami menanti surat resmi,” kata dia di Jakarta, Selasa (8/11). Setelah mendapatkan penugasan tersebut, Pertamina segera mencari mitra untuk menggarap Kilang Bontang melalui proses seleksi atau beauty contest. Rachmad tidak menutup kemungkinan menawarkan proyek ini kepada mitra yang sebelumnya mengikuti seleksi pembangunan Kilang Tuban. Selain mencari mitra, Pertamina tengah menyiapkan lahan untuk membangun kilang minyak tersebut. Menurut Rachmad, salah satu tantangan dalam penyediaan lahan ada karakteristik daerahnya yang merupakan daerah rawa. “Jadi ada yang bukitnya sedikit, ada yang genangan airnya sedikit, rawa begitu. Tentu site preparation-nya lebih berat,” ujar dia. Rachmad menargetkan, Pertamina sudah bisa memperoleh mitra untuk membangun Kilang Tuban pada Maret 2017. Kilang ini memiliki kapasitas 300 ribu barel per hari (bph) dan terintegrasi dengan petrokimia. Investasinya sekitar US$ 10-13 miliar. Di sisi lain, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Setyorini Tri Hutami mengatakan, sesuai Keputusan Menteri ESDM Nomor 1002/K/12/MEM/2016, skema pembangunan Kilang Bontang masih mengggunakan skema KPBU. “Belum ada draf keputusan menteri penugasannya. Saya tunggu arahan pimpinan,” kata dia Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, pembangunan kilang minyak di Bontang akan selesai tujuh tahun lagi. “Kilang Bontang sudah diputuskan penugasan dan tentatif selesai pada 2023 dengan produk standar Euro 5,” kata dia. Rifanfinancindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|