Pasar bergembira karena OPEC berjanji mengurangi suplai dan persediaan | PT Rifan Financindo BerjangkaPada perdagangan Jumat (23/12) harga minyak WTI kontrak Februari 2017 berada di posisi US$53,02 per barel, naik 0,07 poin atau 0,13%. Sementara minyak Brent kontrak Februari 2017 bertengger di US$55,21 per barel, meningkat 1,19 poin atau 2,2%. Rencana pemangkasan produksi pada awal 2017 berhasil memanaskan harga minyak mentah pada akhir tahun. Kini, masyarakat menunggu realisasi penurunan suplai untuk menyeimbangkan pasar dalam jangka panjang. Dalam rapat OPEC di Wina, Austria, pada 30 November, OPEC memutuskan pemangkasan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari menjadi 32,5 juta barel per hari mulai awal 2017. Pasar menyambut baik rencana ini sehingga melejitkan harga. Michael Lynch, president of Strategic Energy & Economic Research, mengatakan pasar bergembira karena OPEC berjanji mengurangi suplai dan persediaan. Sentimen ini menyebabkan pasar minyak lebih seimbang pada 2017. "Tes besar akan datang setelah Tahun Baru [2017], apakah para produsen merealisasikan perjanjian pemangkasan produksi. Meskipun cenderung optimis, pasar masih ragu dengan perjanjian OPEC dan non OPEC," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (27/12/2016). Selanjutnya pada 10 Desember, anggota OPEC dan negara produsen minyak non anggota mencapai kesepakatan menahan suplai untuk pertama kalinya sejak 2001. Pengurangan produksi ini bertujuan mengendalikan kelebihan pasokan di pasar sekaligus menstabilkan harga minyak. Arab Saudi memotong sekitar 486.000 barel per hari sebagai upaya mengakhiri surplus pasar. Pada Oktober 2016, produsen minyak terbesar di OPEC itu menghasilkan 10,63 juta barel per hari. Para produsen non OPEC sepakat memangkas suplai baru hingga 558.000 barel per hari, termasuk Rusia sebesar 300.000 barel per hari. Sebelumnya, OPEC menginginkan agar negara non anggota bisa memotong hingga 600.000 barel per hari. Sebetulnya, harga bisa saja menembus level US$60 per barel. Namun, masih ada proyeksi tingginya harga dapat menggoda negara produsen untuk kembali memacu suplai, khususnya Amerika Serikat. Goldman Sachs Group Inc., menyampaikan penandatanganan kesepakatan setelah proses perdebatan hampir setahun antara OPEC dan negara non anggota seperti Rusia berhasil mengerek harga. Kini, pasar akan berfokus kepada kepatuhan terhadap perjanjian tersebut. Goldman mengestimasi bila kesepakatan terealisasi, maka harga minyak WTI mencapai US$55 per barel pada semester I/2017. Perkiraan ini mencerminkan adanya pemotongan produksi sebesar 1 juta--1,6 juta barel per hari secara global. "Kami percaya tindakan OPEC dan non OPEC memangkas produksi diperlukan untuk mendukung kenaikan harga minyak secara berkelanjutan," papar riset. Minyak terus memanas ke level US$ 53 per barel | PT Rifan Financindo Berjangka Mengacu Bloomberg, Selasa (27/12), minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari naik sebanyak 32 sen ke level US$ 53,34 per barel dari penutupan hari Jumat di New York Mercantile Exchange dan diperdagangkan di level US$ 53,21 pada pukul 07:56 pagi waktu Hong Kong. Harga minyak mentah dunia reli terpanjang lebih dari empat bulan terakhir sebelum OPEC dan negara-negara produsen lainnya mulai mengurangi produksinya guna menstabilkan harga pasar. Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih menuturkan langkah memulihkan harga minyak pada 2017 seiring pengurangan pasokan membantu menyeimbangkan kelebihan stok pasar saat ini. OPEC dan 11 negara dari luar kelompok tersebut termasuk Rusia telah sepakat untuk memangkas sekitar 1,8 juta barel per hari mulai dari Januari. Minyak telah diperdagangkan mendekati US$ 50 per barel seiring Organisasi Negara Pengekspor Minyak pada bulan lalu menyetujui untuk menekan produksi untuk pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir. Tidak ada penetapan harga pada hari Senin karena liburan Natal, sehingga semua transaksi dipesan hari Selasa. Total volume perdagangan sekitar 85 % di bawah 100-hari rata-rata. Harga minyak menguat 44 % selama tahun ini. Brent untuk pengiriman Februari naik 11 sen atau 0,2 %, ke level US$ 55,16 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, Jumat. Harga Minyak Dunia Bakal Naik Tipis Usai Natal | PT Rifan Financindo Berjangka Penguatan ini sejalan dengan upaya anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara-negara non-OPEC yang akan membatasi produksi guna mendongkrak harga. Harga minyak dunia melanjutkan kenaikannya pada perdagangan pasca hari raya Natal Selasa (27/12/2016) waktu setempat. Mengutip Channel News Asia, acuan harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Februari 2017 naik 16 sen menjadi 53,18 dollar AS per barrel di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Sementara itu, acuan harga minyak Brent untuk pengiriman bulan Februari 2017 belum memulai perdagangan karena masih liburan Natal. Sebelumnya, indeks WTI ditutup naik 7 persen ke level tertingginya dalam 17 bulan pada akhir pekan lalu. Acuan minyak Brent ditutup naik 11 sen pada level 55,16 dollar AS per barrel pada akhir pekan lalu. Penurunan produksi ini dilakukan per 1 Januari 2017 mendatang. Dalam beberapa pekan terakhir, harga minyak mengalami dukungan penguatan sejalan dengan kesepakatan OPEC dan negara-negara non-OPEC untuk menurunkan produksi minyak mereka hampir 1,8 juta barrel per hari (bph). Rifanfinancindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|