Pembangunan pelabuhan Maumere diharapkan mampu meningkatkan pariwisataMenteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meresmikan awal pembangunan pelabuhan penumpang S Lay Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT). Rini berharap pembangunan pelabuhan penumpang S Lay Maumere itu juga mampu meningkatkan pariwisata melalui kunjungan kapal pesiar dari luar negeri. Dia menegaskan pemerintah memperhatikan secara serius mendukung kelancaran perdagangan dan distribusi barang maupun arus penumpang kapal laut. Rini bersama Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Orias Petrus Moedak secara simbolis melemparkan tanah menggunakan sekop dan menyalakan sirine sebagai tanda peletakan batu pertama atau groundbreaking terminal pelabuhan penumpang S Lay Maumere. "Kita harapkan pembangunan ini akan semakin memperlancar kegiatan embarkasi dan debarkasi penumpang kapal laut," kata Rini melalui keterangan persnya di Sikka Maumere NTT, seperti dikutip dari Antara, Jumat (23/12/2016). Menteri BUMN memuji prakarsa dan upaya pengembangan PT Pelindo III membangun pelabuhan penumpang S Lay Maumere. Dirut PT Pelindo III Orias Petrus Moedak menambahkan pihaknya berupaya membangun sektor kemaritiman dan pariwisata gun meningkatkan perekonomian. Pelabuhan S Lay Maumere dibangun di atas lahan seluas 6.038 meter persegi dengan luas bangunan 2.526 meter persegi terbagi dua lantai. Lantai pertama seluas 1.800 meter persegi dan lantai kedua seluas 726 meter persegi dengn tinggi bangunan mencapai 26 meter berkapasitas sekitar 1.000 orang. Di samping itu, Orias menuturkan pelabuhan dikelola PT Pelindo III melayani kapal niaga yang menghubungkan kawasan barat dan timur Indonesia, serta mendongkrak destinasi wisata yang menarik minat kapal pesiar mancanegara. Rencananya, konsep pembangunan terminal penumpang S Lay Maumere dirancang memadukan bentuk adaptasi kapal layar dengan rumah adat NTT. "Secara letak geografis, pelabuhan yang berada di wilayah kerja Pelindo III memiliki kedua potensi tersebut," ujar Orias. Proyek Terminal Baru Pelabuhan Lombok Rp 1,3 Triliun, Rampung 2021 | PT Rifan Financindo Berjangka Direktur Utama Pelindo III, Orias Petrus Moedak mengatakan, setelah proses groundbreaking maka proses pembangunan dimulai. Dia menjelaskan, proyek seluas lebih dari 17 hektar tersebut bakal dikerjakan dalam dua tahap, yakni tahap A dan B. Proyek pembangunan Terminal Gili Mas Pelabuhan Lembar di Lombok, Nusa Tenggara Barat, mulai dikerjakan oleh PT Pelindo III (Persero). Proyek itu, disebut-sebut sebagai kawasan marina terbesar di wilayah timur Indonesia. "Pembangunan terminal Gili Mas akan dilakukan dalam dua tahap, tahap A kami targetkan selesai pada 2019 dan tahap B ditargetkan selesai pada 2021," ungkap Orias di proyek Terminal Gili Mas, NTB, Kamis (22/12/2016). "Kita akan mulai mengejakan reklamasi tahap pertama 1A, selama satu tahun. Lalu ada reklamasi tahap kedua 1B bakal dimulai pertengahan tahun depan," terang Orias. Untuk tahap A pembangunan terminal Gili Mas akan memiliki luas 11 hektar dengan panjang dermaga 200 meter. Sedangkan untuk tahap B dengan total area seluas 17 hektar dengan panjang dermaga 400 meter. Pada terminal Gili Mas juga akan dibuat terminal penumpang dengan luas 2.600 m2 dengan kapasitas 1.500 orang. Proyek yang memakan biaya sebesar Rp 1,3 triliun itu, juga diharapkan dapat menambah jumlah kontainer di lapangan penumpukan yang saat ini akan menampung hingga 200ribu unit. "Kemudian kita kerjakan pembangunan dermaga, itu tahap 2B. Lalu lanjut bikin fasilitas terminal untuk penumpang dan marina. Dan terakhir untuk lapangan penumpukan," lanjut dia. "Jadi Terminal Gili Mas ini juga akan mendukung pertumbuhan pariwisata dan ekonomi. Karena kegiatan ekonomi berada di pelabuhan," tuturnya. Selain itu, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut Pelindo III Emisi Obligasi Domestik Rp 5 Triliun | PT Rifan Financindo Berjangka Penerbitan obligasi tersebut akan melengkapi fasilitas kredit sindikasi 3 bank senilai Rp 4,5 triliun untuk membiayai rencana pembangunan proyek jangka menengah. Perusahaan pelabuhan pelat merah PT Pelindo III (Persero) berencana melakukan emisi obligasi domestik hingga Rp 5 triliun pada kuartal pertama tahun depan. Orias mengatakan kekurangan dana sekitar Rp 3-4 triliun tersebut akan ditutup dari kas perusahaan. "Sampai akhir 2019, kalau dihitung dari tahun ini, kami masih butuh Rp 12 triliun. Jadi kami akan terbitkan obligasi Rp 2-5 triliun," kata Orias setelah groundbreaking Terminal Gili Mas Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis, 22 Desember 2016. Dalam rencana perusahaan, dana tersebut akan digunakan untuk menuntaskan pembangunan 11 terminal penumpang yang diestimasi memakan biaya Rp30-50 miliar per terminal. Sebagai gambaran, lanjutnya, prognosis laba kotor (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization/EBITDA) perseroan pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp 3 triliun dan ditargetkan meningkat menjadi Rp 3,6 triliun tahun depan. Sebelumnya, pada 2014, Pelindo III merilis obligasi global senilai US$ 500 juta. Terminal-terminal tersebut mencakup Gili Mas, Lembar, dan Maumere, Nusa Tenggara Timur, pada akhir tahun ini. Berikutnya, Ende, Batu Licin, dan Pulang Pisau di Kalimantan. Adapun Direktur Keuangan Pelindo III U. Saefudin Noer mengemukakan penerbitan obligasi tersebut akan menggunakan buku Desember. "Namun kami tahu kalau instrumen itu kan harus menarik buat investor. Obligasi (diemisi) kuartal pertama (2017) lah," katanya. Dia meyakini obligasi tersebut akan diminati pasar karena secara umum instrumen di capital market dan debt masih sedikit serta uang masyarakat masih banyak mengendap di perbankan. Rifanfinancindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|