Pergerakan pengeluaran masyarakat kelas menengah bawah dalam dua tahun cenderung meningkat | PT Rifan Financindo BerjangkaMereka di kalangan menengah bawah punya uang tunai tambahan setiap hari. Kalau infrastruktur mandeg pengeluaran mereka akan turun. Memang imbasnya langsung terasa di kelas menengah ke bawah. "Saat ini adalah masa perubahan, terutama tahun 2017. Dalam tren 5 tahun terakhir kita bertopang di middle class karena itu yang paling besar dan akan terus bertumbuh sampai 2030 nanti," katanya. Temuan Kantar Worldpanel Indonesia, kelas bawah memberikan kontribusi value growth mencapai 30% di November 2017. Jumlah tersebut lebih tinggi ketimbang value growth kelas menengah yang hanya 16% dan kalangan menengah hanya kalah tipis dari kelas atas yang memiliki value growth sebesar 31%. Sementara value share kelas bawah di November 2017 naik menjadi 46% dari November 2016 yang sebesar 44%. Value share kelas menengah menurun dari 40% jadi 37%. Sementara kelas atas naik tipis dari 16% jadi 17%. "Tahun 2016 dan 2017 ini menarik, karena proyek infrastruktur sangat lancar. Imbasnya ke pekerja kasar atau buruh harian yang cenderung banyak di kelas bawah punya pendapatan harian lebih tinggi," ujarnya di Jakarta, Selasa (16/1). Andi Siswanto, Account Director Kantar Worldpanel Indonesia menyampaikan, peningkatan pembelian di luar rumah untuk kelas menengah bawah sangat terdampak proyek infrastruktur. Hal ini karena proyek tersebut memberikan dampak pemasukan bagi rentang sosial ekonomi tersebut. Masifnya proyek infrastruktur pemerintah rupanya memiliki dampak terhadap pengeluaran masyarakat kelas menengah bawah. Data dari lembaga riset Kantar Worldpanel Indonesia menunjukkan pergerakan pengeluaran masyarakat kelas menengah bawah dalam dua tahun cenderung meningkat. Ini Salah Satu Kelebihan Merek Lokal Ketimbang Internasional | PT Rifan Financindo BerjangkaLantas, pada kunci keempat yakni inovasi, terdapat pesan penting bahwa tujuan inovasi adalah mengembalikan gairah pasar dan memastikan relevansi merek. Contoh yang bisa dicermati adalah positioning produk susu dan biskuit. Menurut Andi, awalnya produsen susu dan biskuit hanya melakukan kampanye tentang manfaat produk. "Sekarang, kampanye pemasaran semakin diarahkan bahwa susu dan biskuit adalah sarapan pagi sehat," kata Andi sembari menambahkan bahwa kampanye sarapan pagi sehat itu relevan bagi masyarakat perkotaan yang selalu bepergian dan sering melakukan sarapan pagi dalam perjalanan. Kunci kedua yakni tipe dan keanekaragaman produk. Pada bagian ini, para pemain FMCG bisa mempertimbangkan kemasan minuman botol kecil yag isinya mudah dihabiskan dalam suatu momen berikut harga yang lebih murah andai dibandingkan dengan produk yang dibeli untuk dikonsumsi di dalam rumah. Sementara, pada kunci ketiga yakni harga produk, harus diperhatikan oleh pelaku FMCG bahwa konsumen kategori pelajar sekali belanja menghabiskan ongkos Rp 4.000. "Orang-orang yang bekerja menghabiskan Rp 6.000," tutur Andi. Lebih lanjut, dalam catatan Andi, ada empat kunci pertumbuhan dalam pasar produk OoH yakni ketersediaan barang. Pada kunci pertama ini, para pelaku industri FMCG perlu memastikan bahwa produk mereka dapat ditemukan dengan mudah. ( Baca : Canggih! Bandara Soekarno-Hatta akan Terapkan Sistem Self Bagdrop ) Kantar Worldpanel dalam risetnya menemukan bahwa konsumen di Eropa lebih memilih kopi sebagai pilihan utama untuk konsumsi di luar rumah. Sementara di Asia, termasuk Indonesia, konsumen memilih air minum mineral dan minuman teh untuk konsumsi di luar rumah. Sementara itu, pada riset tersebut di atas, terang Andi, pihaknya memberi fokus pada produk konsumsi cepat habis sekali pakai (FMCG) yang dibeli untuk disantap maupun diminum di luar rumah. "Dari total jumlah produksi makanan dan minuman FMCG, 60 persennya dikonsumsi di luar rumah," terang pria berkacamata itu. Andi mengatakan pada merek internasional, perubahan mesti melalui birokrasi mulai dari dalam negeri tempat produk tersebut ada hingga kantor pusat di luar negeri. "Kalau merek lokal, direkturnya kan di sini. Jadi lebih singkat prosesnya," kata Andi yang dalam kesempatan itu didampingi oleh New Business Development Director Kantar Worldpanel Indonesia Fanny Murhayati. Dalam menjawab tantangan berinovasi sebagai respons terhadap perubahan perilaku konsumen, merek lokal memiliki kelebihan ketimbang internasional. "Merek internasional harus melalui jalur yang panjang untuk melakukan inovasi," kata Account Director Kantar Wordpanel Indonesia Andi Siswanto saat merilis hasil riset lembaga tersebut yang bertajuk Capturing Growth of Out of Home (OoH) di Jakarta, hari ini. Air Mineral dan Teh jadi Pilihan Utama Konsumsi Luar Rumah di Indonesia | PT Rifan Financindo Berjangka |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|