OPEC dan non OPEC diperkirakan akan mencapai kesepakatan kesepakatan | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat Dilansir CNBC, Selasa 20 September 2016, kenaikan harga minyak juga dipicu bentrokan di Libia yang dikhawatirkan akan mengganggu rencana ekspor minyak. Minggu lalu, minyak Brent menyentuh level terendah dalam dua minggu, dan WTI anjlok ke level terendah dalam lima minggu akibat kekhawatiran kelebihan pasokan dari Libia dan Nigeria. Namun bentrokan yang terjadi di Libia, Sabtu lalu, menyebabkan pengiriman ekspor kargo minyak di pelabuhan Ras Lanuf tertunda. Sementara, OPEC dan non OPEC akan bertemu pada konferensi industri di Algeria minggu depan untuk membicarakan kemungkinan menunda sementara produksi minyak. Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengatakan OPEC dan non-OPEC semakin mendekati mencapai kesepakatan untuk menstabilkan harga minyak paling lambat bulan ini. Harga minyak dunia melonjak dua persen pada perdagangan Senin 19 September 2016. Kenaikan itu terjadi setelah Venezuela memberi petunjuk bahwa OPEC dan produser-produser minyak dunia akan mencapai kesepakatan untuk menstabilkan harga minyak. Harga minyak Brent di bursa berjangka naik 32 sen atau 0,7 persen di US$46,09 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS (WTI) naik 28 sen atau 0,7 persen di US$43,31 per barel. Libya memanas, harga minyak akan terus naik | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat Mengutip Bloomberg, Senin (19/9) pukul 15.30 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman Oktober 2016 di New York Mercantile Exchange melesat 1,65% di US$ 43,74 per barel dibanding hari sebelumnya. Konflik di Libya jadi pendongkrak utama lambungan harga minyak mentah WTI. Ditambah dengan sentimen positif dari anggota OPEC dan non OPEC pada pertemuan yang akan dilaksanakan akhir bulan nanti, analis menduga kenaikan harga minyak WTI ini masih bisa bertahan jangka pendek. Nanang Wahyudin, Analis PT Finex Berjangka mengatakan saat ini sorotan utama tertuju pada Libya. Dengan cakupan wilayah konflik yang meluas memang akhirnya pasar semakin cemas akan terganggunya distribusi pasokan minyak di sana. Nanang menduga kans harga minyak WTI untuk naik lagi masih terbuka. Apalagi kini pasar tengah was was menanti hasil FOMC, memberi ruang bagi harga komoditas untuk naik sesaat. Walau memang rentang kenaikan akan semakin menyempit. "Kenaikan akan mengejar level US$ 45 per barel, jika mampu naik ke level tersebut maka tren bullish lebih terjaga," tebak Nanang. Nantinya jika The Fed gagal menaikkan suku bunga bulan ini, harga minyak WTI akan naik lagi hingga nanti mendekati pertemuan OPEC. Direncanakan kapal Seadelta yang tertahan akibat kekacauan itu akan mengekspor 781.000 barel minyak mentah ke Italia. Dengan keadaan ini maka ada pasokan yang tertahan sehingga bisa memberikan dorongan positif bagi harga jual minyak WTI. Selain itu menurut Nanang penurunan harga minyak yang signifikan memicu pasar untuk mengambil langkah bargain hunting. "Kemarin sempat mendekati level US$ 42,00 per barel, pasar memilih untuk ambil untung dulu karena posisi terlampau menukik," tutur Nanang. Harga pun sedang menyesuaikan posisi. Pada Minggu (18/9) kemarin terjadi bentrok antara Petroleum Facilities Guard Unit dengan tentara militan di bawah pasukan Khalifa Haftar. Efeknya pasokan minyak yang sedang dimuat gagal didistribusikan. "Kisruh terjadi di pelabuhan Ras Lanuf, salah satu pelabuhan terbesar di Libya untuk pengiriman ekspor minyaknya," terang Nanang. Harga minyak naik didorong ekspektasi kesepakatan OPEC | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat Menteri Perminyakan Venezuela, Eulogio Del Pino, Senin, mengatakan, pasokan minyak global perlu diturunkan sepersepuluh untuk menyesuaikan dengan tingkat konsumsi. Negara-negara anggota OPEC dan Rusia dijadwalkan bertemu di sela-sela Forum Energi Internasional di Aljazair yang dimulai pada 26 September hingga 28 September. Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober bertambah 0,27 dolar AS menjadi menetap pada 43,30 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman November naik 0,22 dolar AS menjadi ditutup pada 45,95 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Harga minyak dunia naik pada Senin (Selasa pagi WIB), karena investor menaikkan ekspektasi untuk kesepakatan mendukung pasar dari OPEC. Harga minyak mendapat dukungan karena Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, Minggu, mengatakan, negara-negara OPEC dan non-OPEC hampir mencapai kesepakatan untuk menstabilkan pasar minyak. Harga minyak juga didukung karena dolar AS yang melemah mengangkat sentimen investor, yang membuat minyak yang dihargakan dalam denominasi dolar AS lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,26 persen menjadi 95,859 pada akhir perdagangan Senin. Rifanfinancindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|