Bank Mandiri Mengambil Laba Perseroan untuk atasi kredit macet | PT Rifan Financindo Cabang PekanbaruSiddik Badrudin, Direktur Risk And Complience Bank Mandiri mengatakan, dana cadangan sebesar Rp15 trilun itu diambil dari laba perseroan guna mengatasi masalah yang mungkin timbul akibat kredit macet. Strategi ini diambil perseroan sebagai respons atas perlambatan ekonomi yang diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir tahun ini. Di samping menyisihkan dana cadangan, lanjut Siddik, Bank Mandiri juga berupaya melakukan restrukturisasi kredit nasabah yang bermasalah. PT Bank Mandiri Tbk menyiapkan dana siaga sebesar Rp15 triliun guna mengantisipasi melonjaknya rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) tahun ini. Alokasi dana cadangan tersebut mempertimbangkan risiko kredit macet yang berpotensi meningkat akibat perlambatan ekonomi global dan domestik. "Pencadangan tetap sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) pencadangan sampai Rp15 triliun full year," ujar Siddik, Kamis (13/10). siddik mengakui, cukup sulit bagi bank Mandiri untuk menurunkan rasio NPL menjadi di bawah 3 persen hingga kuartal terakhir tahun ini. Pasalnya, beberapa sektor yang menjadi sasaran kredit bank berlogo pita kuning itu rata-rata masih mengalami perlambatan, seperti komoditas dan pertambangan. "Tapi ini juga tergantung dari seberapa cepat dari pemulihan di perekonomian Indonesia di 2017. Dan perekonomian Indonesia juga tergantung dari ekonomi global. Kalau misalnya global ekonomi membaik, saya kira ekonomi kita akan membaik," jelasnya. Pada periode yang sama, biaya pencadangan Bank Mandiri juga naik menjadi Rp9,9 triliun, dari sebelumnya Rp4 triliun. Adapun laba operasional sebelum pencadangan Mandiri semester I 2016 sebesar Rp19,3 triliun atau tumbuh 13,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Pada semester I 2016, laba Mandiri turun 28,7 persen menjadi Rp7,08 triliun, dari pencapaian kuartal I tahun lalu Rp9,92 triliun. Penurunan laba terjadi salah satunya akibat naiknya NPL, dari 2,43 persen menjadi 3,86 persen. Pembiayaan Proyek Pemerintah Menyumbang NPL Terbesar ke Bank Jatim | PT Rifan Financindo Cabang Pekanbaru Direktur Utama BJTM R Soeroso mengatakan, penyumbang terbesar NPL gross Bank Jatim berasal dari proyek pemerintah yang pembayarannya mengalami ketersendatan. Untuk NPL nett, BJTM mencatatkan angka sebesar 1,04 persen. "NPL kita kalau dilihat gross memang besar, tetapi secara nett 1,04 persen," terangnya. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) sepanjang kuartal lll 2016 (unaudited) mencatatkan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross sebesar 4,92 persen. "Yang paling tinggi di kredit standby loan, proyek-proyek yang dilakukan pemerintah, terkendala pembayarannya, proyek sudah selesai tetapi pembayarannya belum," ujar Soeroso di Jakarta, Kamis (13/10/2016). "Kami akan mengambil langkah seperti, debitur-debitur bermasalah kami minta untuk menambah agunan, dan debitur yang nakal akan kita pailitkan," tandas Soeroso. Adapun strategi yang akan diterapkan perseroan dalam menekan NPL di waktu mendatang yakni mulai dari penambahan agunan sampai ke pemailitan jika kredit masih macet. Kredit Tumbuh Tipis, Laba Bank Jatim Tetap Naik 20% | PT Rifan Financindo Cabang Pekanbaru Direktur Utama Bank Jatim R. Soeroso mengatakan performa tersebut didukung oleh pertumbuhan penyaluran kredit sebesar Rp29,62 triliun atau meningkat 1,33 %.
Sedangkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) ada di level 4,9% (gross) dan 1,4% (nett). Soeroso mengatakan ke depan perseroan akan menekan pencadangan agar laba bisa lebih tinggi. Caranya dengan menaikkan persentase agunan dari 20% menjadi 50%. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) mencatatkan perolehan laba bersih Rp836,58 miliar pada kuartal III/2016, meningkat 20,11% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dia menjelaskan pencadangan hingga kuartal III cukup tinggi karena kredit yang masuk kategori bermasalah di periode itu langsung dimasukkan ke collect 5. "Kalau sudah tidak kooperatif kami lelang atau pailitkan. Dengan begitu kami bisa cari harta lainnya.” "Meskipun kondisi ekonomi belum terlalu bagus, kami tetap tumbuh. Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) juga naik Rp2,54 triliun, naik 6,86%," katanya usai analyst meeting di Jakarta pada Kamis (13/10/2016). PT Rifan Financindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|