MPP Aceh merupakan proyek MPP pertama bagi PJB di regional Sumatera | PT Rifan Financindo BerjangkaSaat ini, untuk menopang beban di Aceh dan sekitarnya, PJB juga telah mengoperasikan PLTMG Arun dengan kapasitas 184 MW. Untuk operasionalnya, dari total 104 pegawai 85 diantaranya merupakan putera daerah asli Aceh. Selain itu pula tenaga pendukung lainnya 100% merupakan warga lokal Aceh. Selain di Aceh, PJB juga mendapat penugasan dari PLN untuk menyelesaikan proyek MPP di 5 lokasi Indonesia lainnya, yaitu Sumatera, Sulawesi, Maluku, Jawa Bagian Timur dan Bali, serta Papua dengan kapasitas total sebesar 500 MW. Penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek ini sangat tinggi karena akan melibatkan tiga Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) dalam memproduksi komponen mesin melalui transfer knowledge dari pemilik teknologi, serta proses Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) yang akan dilaksanakan oleh anak usaha PJB, yaitu PT Rekadaya Elektrika (RE). RE mampu melakukan feasibility study hingga availability and improvement program yang dilakukan oleh putra-putri Indonesia yang mendukung sumber daya dalam negeri yang tinggi. "Saya sangat bersyukut atas dibangunnya MPP Aceh dan diharapkan bisa meningkatkan kualitas pasokan listrik dan keandalan serta antisipasi pertumbuhan beban pada sistem kelistrikan Aceh sehingga bisa menarik kehadiran para investor untuk membangun industrinya di Aceh" Ungkap Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah dalam sambutannya. "Insya Allah kapasitas pembangkit di Aceh sudah lebih dari cukup. Akan tetapi karena sistem ketenagalistrikan di Aceh terkoneksi dengan sistem ketenagalistrikan Sumatera Bagian Utara, sehingga apabila terjadi gangguan di daerah lain, maka sebagian pasokan listrik dari Aceh juga dipergunakan untuk memasok daerah lain, begitupun sebaliknya"Ujar Supriyadi Pembangunan Mobile Power Plant Banda Aceh selain untuk memperkuat sistem ketenagalistrikan di Aceh, juga untuk memperkuat sistem ketenagalistrikan Sumatera bagian Utara. MPP Aceh merupakan proyek yang dibangun sebagai pelaksanaan program kelistrikan 35.000 MW. Yang mana dibangun guna meningkatkan rasio elektrifikasi daerah terpencil dengan konsep mesin yang mudah dipindah-pindahkan (mobile), pengoperasian yang ramah lingkungan, dan pembangunan dalam waktu yang singkat. Dalam sambutannya, Kepala Divisi Operasi Regional Sumatera, Supriyadi menjelaskan bahwa kondisi sistem ketenagalistrikan di Aceh masih perlu mendapat perhatian meskipun daya mampu mencukupi, terutama jika terjadi gangguan atas beberapa unit pembangkit. MPP Aceh merupakan proyek MPP pertama bagi PJB di regional Sumatera. MPP Aceh akan dibangun di atas lahan seluas 4,7 hektar yang akan mampu meningkatkan tegangan yang sebelumnya sebesar 128 kV menjadi 149 kV pada sistem kelistrikan Sumatera. Dengan menggunakan suplai gas dari Arun. "Pembangunan MPP tahap pertama dengan kapasitas 50 MW. Segera disusul kapasitas tahap 2 dengan kapasitas lebih besar, 100 MW. Total akan ada 150 MW," Ungkap Direktur Utama PJB Iwan Agung Firstantara. ACEH-PLN melalui anak perusahaannya PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT PJB) memulai pembangunan Mobile Power Plant (MPP) Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Aceh Fase I (satu)50 Megawatt (MW) dengan ditandai dengan peletakkan batu pertama di Desa Ladong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh(4/1). Ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik pada tanggal 27 September 2017 antara PLN dengan PT PJB. Kegiatan peletakkan batu pertama ini dilakukan oleh Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah didampingi oleh Kepala Divisi Operasi Regional Sumatera, Supriyadi, Direktur Utama PT PJB, Iwan Agung Firstantara, General Manager PT PLN (Persero) UIP Pembangkit Sumatera, Weddy B Sudirman; General Manager Wilayah Aceh Jefri Rosiadi, Direktur Utama PT Rekadaya Elektrika (PT RE), Harjono. Tambahan Listrik Bantu Turunkan Angka Kemiskinan | PT Rifan Financindo Berjangka"Begitu juga sebaliknya, jika terjadi gangguan pembangkit listrik di Aceh, maka sebagian pasokan listrik dari daerah lain digunakan untuk menyokong kebutuhan listrik di Aceh. Pembangunan Mobile Power Plant Aceh ini penting untuk memperkuat sistem ketenagalistrikan Sumbagut," ujar Supriyadi. Selain dilakukan oleh Gubernur Irwandi, kegiatan peletakkan batu pertama tersebut turut dilakukan bersama dengan Kepala Divisi Operasi Regional Sumatera Supriyadi, Direktur Utama PT PJB Iwan Agung Firstantara, General Manager PT PLN (Persero) UIP Pembangkit Sumatera Weddy B Sudirman, Direktur Utama PT Rekadaya Elektrika (PT RE) Harjono, serta Presiden Direktur dan CEO Siemens Indonesia Prakash Candran. Dalam sambutannya, Supriyadi menuturkan kondisi sistem ketenagalistrikan di Aceh masih perlu mendapat perhatian lebih. Hal ini mengingat kondisi tertentu listrik masih kerap dipadamkan. "Proyek MPP PLTG ini bukan karena daya pembangkit listrik yang terpasang di Aceh kurang, namun lebih disebabkan oleh terjadinya gangguan atas beberapa unit pembangkit," ujar dia pada Kamis (4/1/2018). Sistem ketenagalistrikan di Aceh sendiri saat ini masih tersambung dengan yang ada di Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), sehingga pasokan listrik dari Aceh juga akan dipergunakan apabila terjadi gangguan di daerah lain. ( Baca : 2018, Apa Penyebab IHSG Diproyeksi di Kisaran 6.050-6.550? ) Proses pembangunan ditandai dengan peletakkan batu pertama oleh Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah pada 4 Januari 2018 di Desa Ladong, Kabupaten Aceh Besar. Kehadiran MPP PLTG Aceh ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik pada 27 September 2017, antara PT PLN (Persero) dengan PT PJB. Jumlah investasi yang dikeluarkan untuk proyek ini sebesar Rp 1,6 triliun. Proses pembangunan ditandai dengan peletakkan batu pertama oleh Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah pada 4 Januari 2018 di Desa Ladong, Kabupaten Aceh Besar. Kehadiran MPP PLTG Aceh ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik pada 27 September 2017, antara PT PLN (Persero) dengan PT PJB. Jumlah investasi yang dikeluarkan untuk proyek ini sebesar Rp 1,6 triliun. Proses pembangunan ditandai dengan peletakkan batu pertama oleh Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah pada 4 Januari 2018 di Desa Ladong, Kabupaten Aceh Besar. Kehadiran MPP PLTG Aceh ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik pada 27 September 2017, antara PT PLN (Persero) dengan PT PJB. Jumlah investasi yang dikeluarkan untuk proyek ini sebesar Rp 1,6 triliun. "Demi kesejahteraan masyarakat, apapun akan kita lakukan, termasuk kebutuhan pasokan agar menarik banyak investor masuk ke Bumi Serambi Mekkah," tukas Wagub Nova. "Diharapkan, PJB ke depannya dapat melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah lokal, mulai dari tingkat provinsi hingga daerah. Maaf ya PJB, jika kita masih marah-marah, itu tandanya kita merindukan kehadiran listrik yang memadai," tambahnya sembari bergurau. Selain itu, kerjasama antara Pemprov Aceh dan PJB dalam membangun beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) telah langsung berdampak terhadap sektor ekonomi lokal. "Proyek ketenagalistrikan di Aceh sudah dapat menyerap banyak tenaga kerja, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Arun yang ditukangi oleh putra-putri setempat," tukas Nova. "Melihat angka kemiskinan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2017, Alhamdulillah angka kemiskinan di Aceh kini telah turun mendekati 1 persen hanya dalam waktu kurang dari enam bulan," tuturnya pada saat peresmian proyek MPP PLTG di Desa Ladong, Kabupaten Aceh Besar pada Kamis (4/1/2017). Pada kesempatan yang sama, ia turut menyampaikan visi Pemerintah Aceh yang kolaboratif membuka diri bekerja sama dengan segala pihak, termasuk dengan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) untuk memperluas jaringan listrik di wilayahnya. Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyatakan, tingkat kemiskinan di Aceh telah turun hampir 1 persen. Hal itu tidak lepas dari tambahan pasokan listrik yang semakin diperluas di Bumi Serambi Mekkah demi menarik lebih banyak investor di sektor industri. PASOKAN LISTRIK BERTAMBAH, Pemprov Aceh Berharap Investor Semakin Kepincut Serambi Mekkah | PT Rifan Financindo Berjangka"Beberapa tahun ke depan, rencananya akan ada tambahan sekitar 2.000 MW. Jadi, akan ada cadangan yang cukup besar sehingga kalau ada investor mau masuk ke Aceh enggak usah pusing bikin pembangkit karena kami sudah siapkan," ujarnya. Saat ini, rasio elektrifikasi di Aceh sudah mencapai 97% dan tinggal tersisa 12 desa yang belum teraliri listrik, sedangkan 6.000 desa sudah teraliri listrik. PT Pembangkitan Jawa Bali, anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), menggelontorkan investasi Rp1,67 triliun untuk membangun pembangkit bergerak atau mobile power plant berbahan bakar gas dengan total kapasitas 150 megawatt di Banda Aceh, Aceh. Namun, jarak antara Sumatra Utara dan Aceh yang jauh membuat tegangan listrik menjadi turun dari seharusnya 150 kilovolt (kV) menjadi 141 kV. Kepala Divisi Operasi Regional Sumatra PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Supriyadi mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong cadangan listrik di Aceh terus bertambah. Kalau cadangan listrik di Aceh semakin besar, harapannya bisa mendorong investor yang masuk bisa lebih banyak," katanya. Beban puncak listrik di Aceh saat ini sebesar 374 megawatt (MW), tetapi pasokan yang tersedia hanya 300 MW. Defisit listrik di Aceh dialirkan dari Sumatra Utara sebesar 70 MW—90 MW. Pemerintah Provinsi Aceh berharap agar pasokan listrik bisa mencukupi kebutuhan masyarakat di wilayah itu. Dengan pasokan listrik yang mencukupi, jumlah investor yang datang ke daerah Serambi Mekkah itu pun bakal semakin banyak. Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan bahwa ketersedian pasokan listrik menjadi salah satu faktor yang mendorong investor masuk ke wilayah tersebut. "Beberapa tahun ke depan, rencananya akan ada tambahan sekitar 2.000 MW. Jadi, akan ada cadangan yang cukup besar sehingga kalau ada investor mau masuk ke Aceh enggak usah pusing bikin pembangkit karena kami sudah siapkan," ujarnya. Saat ini, rasio elektrifikasi di Aceh sudah mencapai 97% dan tinggal tersisa 12 desa yang belum teraliri listrik, sedangkan 6.000 desa sudah teraliri listrik. PT Pembangkitan Jawa Bali, anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), menggelontorkan investasi Rp1,67 triliun untuk membangun pembangkit bergerak atau mobile power plant berbahan bakar gas dengan total kapasitas 150 megawatt di Banda Aceh, Aceh. Namun, jarak antara Sumatra Utara dan Aceh yang jauh membuat tegangan listrik menjadi turun dari seharusnya 150 kilovolt (kV) menjadi 141 kV. Kepala Divisi Operasi Regional Sumatra PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Supriyadi mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong cadangan listrik di Aceh terus bertambah. Namun, jarak antara Sumatra Utara dan Aceh yang jauh membuat tegangan listrik menjadi turun dari seharusnya 150 kilovolt (kV) menjadi 141 kV. Kepala Divisi Operasi Regional Sumatra PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Supriyadi mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong cadangan listrik di Aceh terus bertambah. Pemerintah Provinsi Aceh berharap agar pasokan listrik bisa mencukupi kebutuhan masyarakat di wilayah itu. Dengan pasokan listrik yang mencukupi, jumlah investor yang datang ke daerah Serambi Mekkah itu pun bakal semakin banyak. Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan bahwa ketersedian pasokan listrik menjadi salah satu faktor yang mendorong investor masuk ke wilayah tersebut. PT Rifan Financindo
0 Comments
Harga jual emas batangan berbalik arah jadi menurun | PT Rifan Financindo BerjangkaBerikut daftar harga emas batangan milik Antam dalam pecahan lainnya dan sudah termasuk pajak: 1 gram: Rp 632.000 5 gram: Rp 3.016.000 10 gram: Rp 5.983.000 25 gram: Rp 14.882.000 50 gram: Rp 29.715.000 100 gram: Rp 59.379.000 250 gram: Rp 148.323.000 500 gram: 296.444.000 Penurunan lebih tajam terjadi pada harga pembelian kembali alias buyback emas Antam hari ini. Harga pembelian kembali emas Antam turun Rp 6.000 menjadi Rp 561.000. Mengutip informasi dari situs Logam Mulia, harga jual pecahan satu gram emas Antam hari ini dibanderol Rp 632.000. Harga ini turun Rp 5.000 dibanding posisi kemarin. Harga jual emas batangan bersertifikat di Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (ANTM) berbalik arah jadi menurun. Emas Antam Dijual Rp 632.000 Per Gram | PT Rifan Financindo Berjangka |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|