Dana yang tersedia dari APBN minim | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Semarang Menurut Wapres, hal ini dimungkinkan akibat minimnya dana yang tersedia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk menyokong seluruh kebutuhan bagi pembangunan infrastruktur di Tanah Air. JK menambahkan, dikarenakan pemerintah memang tidak cukup dana, maka dibutuhkan public private partnership untuk berbagi proyek infrastruktur ini. Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, mengakui jika perkembangan industri infrastruktur saat ini telah mendorong pemerintah untuk mengajak pihak swasta dalam proyek-proyek pembangunan infrastruktur nasional. "Sekarang makin banyak infrastruktur jadi industri ataupun bisnis. Maka bagaimana pemerintah membagi bisnis ini ke dunia usaha," kata JK saat membuka acara 'ASEAN G2B Infrastructure Investment Forum' di Jakarta, Selasa 8 November 2016. Wapres mengakui, di tengah lesunya perekonomian saat ini, perencanaan pembangunan yang telah dicanangkan oleh Bappenas tentunya membutuhkan peran pihak swasta dalam pengimplementasiannya. Jika swasta sudah dilibatkan dalam proyek-proyek berorientasi bisnis di dalam negeri, JK menilai bahwa hal itu tentunya akan turut membantu meringankan beban pekerjaan pemerintah. "Maka, semua negara-negara ASEAN terutama Indonesia, membuka peluang yang lebar untuk membangun hal-hal seperti jalan, airport, pembangkit listrik," ujarnya. "Maka pemerintah tinggal membuat proyek-proyek yang bagi kalangan bisnis tidak menguntungkan, seperti jalan-jalan di kampung, irigasi, dan infrastruktur lainnya di sejumlah wilayah terpencil," kata JK. Sebab, realisasi pembangunan infrastruktur diyakini akan mampu memancing pertumbuhan ekonomi, yang akan memberikan manfaat bagi perekonomian masyarakat. JK: Pembahasan Infrastruktur Tidak Akan Pernah Selesai | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Semarang Mengingat, perkembangan infrastrukur sangat dinamis, mengikuti dengan pola perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat akan infrastruktur penunjang. Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengatakan, pembahasan yang terkait dengan perkembangan infratruktur tidak akan pernah habis dan tidak akan pernah selesai untuk dibahas. Jusuf Kalla mencontohkan mengapa pembahasan infrastruktur tidak akan pernah selesai, mengingat kebutuhan masyarakat yang selalu terus meingkat. "Infratruktur ini memang pembiacaraan rutin, karena infrastrukur pekerjaan yang tidak pernah selesai. Ini menjadi suatu yang berjalan terus untuk negara apapun," ujar Jusuf Kalla saat menghadiri forum ASEAN G2B Infrastructure Week di Jakarta, Selasa (8/11/2016). Pembangunan infrastruktur menurutnya sama dengan pertanian, selalu dinamis pergerakannya dan selalu menarik untuk dibahas oleh seluruh kalangan. "Dulu tahun 1950-an kita punya jalan batu sudah cukup bahagia, tetapi sekarang tidak cukup dengan jalan tol," ucapnya. "Ini sangat menarik, bisa dibahas siapa saja, karena perkembangannya dinamis," terangnya. "Dengan ekonomi yang saling berhubungan dengan ASEAN yang bisa meningkatkan ya konektivitas, logistik dengan ekonomi yang lebih efisien. Masing-masing negara mebutuhan efisiensi yang lebih baik untuk menjalankan usahanya bersama-sama," tandas Jusuf Kalla. Maka dari itu, untuk menciptakan infrastruktur penunjang yang bisa dinikmati seluruh negara ASEAN, maka diperlukan sinergi antara negara-negara ASEAN terkait konektivitas antar negara. JK: Negara Tak Punya Infrastruktur, Konektivitas Sulit Tercapai | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Semarang Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, negara-negara ASEAN sudah berkomitmen untuk membangun infrastruktur yang menghubungkan seluruh negara-negara di ASEAN. Niatan tersebut ditargetkan bisa tercapai pada 2025. Tentu untuk mencapai cita-cita tersebut, kata JK, dibutuhkan dukungan pendanaan yang cukup besar. Untuk itu dirinya berharap negara-negara di ASEAN bisa bekerjasama dengan baik. Sebab jika satu negara tidak memiliki infrastruktur yang tidak seimbang dengan negara ASEAN lainnya maka konektivitas tidak akan tercipta. Hari ini perwakilan pemerintah dari negara-negara ASEAN, serta investor dan penyedia solusi di bidang infrastruktur berkumpul dalam acara ASEAN G2B Infrastructure Investment Forum. Mereka membahas terkait peluang pembangunan infrastruktur di wilayah ASEAN. "Cita-cita kita di 2025 semua di ASEAN bisa terhubung dengan suatu sistem logistik juga manusianya. Khsusnya untuk meningkatkan perekonomian," tuturnya di Shangri-La, Jakarta, Selasa (8/11/2016). "Kalau satu negara punya pelabuhan negara lain tidak punya maka sulit berbagi," imbuhnya. "Ini agar ASEAN bisa lebih tinggi agar mampu bersaing dengan regional-regional lain," pungkasnya. Kendati begitu, JK yakin cita-cita tersebut bisa tercapai. Sebab dengan langkah terebut maka wilayah ASEAN bisa bersaing dengan regional lainya di dunia. Rifanfinancindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|