PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region III bergerak cepat terkait video viral keluhan konsumen | PT Rifan Financindo Berjangka Setelah kami melakukan uji tera sesuai dengan ketentuan standar Pertamina, didapatkan bahwa nozzle tersebut sudah sesuai standar yaitu dengan batas toleransi di bawah 60 ml/20 liter. Kita dapati nozzle tersebut setelah diuji tera masih berada pada batas toleransi yang sesuai yaitu -40 ml/20 liter,” katanya, Senin (26/3/2018). Dian menambahkan, saat ini nozzle Pertalite tersebut sementara ditutup untuk dilakukan pengecekan oleh badan yang berwenang yaitu Badan Metrologi yang akan dilakukan pada Senin (26/3/2018). “Ini merupakan langkah pertamina memastikan pelayanan kepada konsumen. Kami pun mengimbau kepada masyarakat apabila ditemukan ada kejadian yang tidak sesuai agar dapat menghubungi contact center kami di 1 500 000," tegasnya. Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR III, Dian Hapsari Firasati mengatakan sebagai respons terhadap keluhan yang disampaikan pelanggan, pada kejadian tersebut pihak SPBU langsung meminta maaf kepada pemilik mobil dan mencarikan solusi bersama dengan hanya membebankan biaya Pertalite sebesar 55 liter kepada pihak konsumen. Dian menambahkan, demi memastikan terjaminnya kepuasan pelanggan, pihaknya pun telah melakukan uji tera nozzle Pertalite tersebut. PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region III bergerak cepat terkait video viral keluhan konsumen pengguna mobil Nissan Serena di sebuah SPBU di Jakarta Timur pada pekan lalu. Pihak Pertamina langsung melakukan pemeriksaan terhadap SPBU 34 13501 Jl. Raya Condet Kramatjati, Jakarta Timur sehubungan dengan kejadian pengisian BBM jenis Pertalite oleh pemilik mobil Nissan Serena Nopol B 2224 SEB pada Rabu (21/3/2018). BPH Migas Tutup Satu SPBU Curang di Cianjur | PT Rifan Financindo Berjangka Ibnu mengatakan SPBU tersebut telah ditutup sementara oleh pihak kepolisian dan dalam pembinaan PT Pertamina. "Kecurangan yang dilakukan oleh penyalur ini adalah mengoplos jenis BBM Pertamax dengan Premium," katanya. Hasil operasi lain di SPBU Nomor 34 40 221, Kota Bandung, BBM jenis premium diketahui tidak tersedia. Namun, Ibnu mengatakan SPBU itu tidak melakukan pelanggaran karena terbukti penggunaan nozel telah sesuai dengan aturan yang berlaku. Ibnu mengatakan pihaknya telah melakukan penyegelan salah satu nozel di SPBU Nomor 34 40 305 di Bandung Utara. Penyegelan dilakukan karena belum dilakukan Tera oleh Direktorat Metrologi. Terakhir, operasi di SPBU Nomor 34 413 40, Karawang, Ibnu mengatakan pihaknya sedang melakukan penelitian. "Untuk mengambil sampel solar yang dicurigai di campur dengan air," katanya. ( Baca : Siap-siap, BBM jenis premium tak dijual saat Asian Games dan pertemuan Bank Dunia-IMF ) Pertimbangan kedua, Ibnu mengatakan kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan Pertamax telah menyebabkan disparitas harga terhadap premium semakin melebar. Hal tersebut, menurut dia, akan mempengaruhi tingkat penyelewengan BBM subsidi jenis lain, yakni solar. "Maka BPH Migas melakukan pengawasan dan pengecekan langsung ke penyalur," katanya. Ketiga, OPP itu dilakukan sebagai bentuk pengawasan secara berkelanjutan untuk memastikan ketersediaan dan pendistribusian BBM kepada masyarakat. Dari operasi tersebut, satu SPBU bernomor 34 423 12 di Kabupaten Cianjur diketahui melakukan pelanggaran. Komite BPH Migas M. Ibnu Fajar mengatakan terdapat beberapa pertimbangan yang melandasi digelarnya OPP. Pertama, adanya laporan masyarakat tentang kecurangan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) oleh SPBU. "Diduga melakukan kecurangan atau penyalahgunaan BBM, khususnya BBM bersubsidi," kata Ibnu dalam keterangan tertulis, Sabtu, 17 Maret 2018. Komite BPH Migas M. Ibnu Fajar mengatakan terdapat beberapa pertimbangan yang melandasi digelarnya OPP. Pertama, adanya laporan masyarakat tentang kecurangan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) oleh SPBU. "Diduga melakukan kecurangan atau penyalahgunaan BBM, khususnya BBM bersubsidi," kata Ibnu dalam keterangan tertulis, Sabtu, 17 Maret 2018. Pertamina Akan Periksa Lebih Lanjut Mesin SPBU Condet yang Viral | PT Rifan Financindo Berjangka Video pengisian BBM hingga melebihi kapasitas tangki bensin sebuah mobil di SPBU di Condet ini, sebelumnya viral di media sosial. Pemilik mobil protes karena volume pertalite yang tertera di mesin melebihi 70 liter, sementara kapasitas tangki mobilnya hanya 60 liter. "Ya kalau bisa sih ditindaklanjuti kalau memang ada kejadian seperti itu. Itu kan sama saja mencurangi dan kasihan para konsumen," kata Rahmat, pengendara. Untuk memastikan letak kesalahan, pihak Pertamina akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada mesin pengisian BBM tersebut. Seperti yang ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Senin (26/3/2018) pihak pengelola SPBU membantah telah terjadi kecurangan baik oleh operator pengisian maupun pada mesinnya. Operator pengisiannya pun masih bertugas hingga hari ini. "Kami itu tidak bisa menyalahkan operator mesin, kita tidak bia menuduh si operator atau memang mesinnya dimodifikasi, saya lihat juga dari kemarin 24 jam tidak ada masalah sih itu saja," ujar Pengelola SPBU 34-13501 Condet Aripin. Mesin pengisian BBM pertalite di SPBU Condet, Jakarta Timur, yang diduga curang digembok pihak pertamina. Pihak pengelola SPBU membantah telah terjadi kecurangan dalam pengisian BBM. SPBU 34-13501 di Jalan Condet, Jakarta Timur, hari ini beroperasi seperti biasa. Namun salah satu mesin pengisian BBM jenis Pertalite tidak dioperasikan karena digembok pihak Pertamina. PT Rifan Financindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|