Penyaluran KUR dominan masih di sektor perdagangan | PT Rifan Financindo Berjangka Direktur Ritel Bank Mandiri, Tardi, menyebutkan penyaluran KUR pada periode Januari-September 2016 baru mencapai Rp8,8 triliun atau 68 persen dari target penyaluran 2016 yang diberikan pemerintah sebesar Rp13 triliun. Selama ini penyaluran KUR masih dominan di sektor perdagangan, ia katakan karena sektor lain, seperti pertanian, pelayaran/nelayan, perputaran dana cukup beresiko, sulit dikontrol. Sehingga, ke depan pihaknya akan memberlakukan strategi plasma inti untuk memberikan KUR pada sektor pertanian dan sejenisnya, selain perdagangan. PT Bank Mandiri (Persero) mengungkapkan akan terus meningkatkan penyaluran kredit ke seluruh bisnis, khususnya melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sementara ini pada triwulan III 2016, jumlah nasabah KUR Bank Mandiri tercatat sebanyak lebih dari 692 ribu nasabah. "Bank Mandiri konsen untuk salurkan KUR, khususnya ke sektor diluar perdagangan, karena sejauh ini dana KUR dominan masuk ke sektor perdagangan," ujar Tardi dalam konferensi pers di Plaza Mandiri Jakarta pada Selasa, 25 Oktober 2016. Namun, strategi plasma inti ini ditekankan pada perkebunan sawit. Plasma inti ini adalah mekanisme melibatkan koperasi induk yang terdiri dari koperasi-koperasi anakan, di mana koperasi induk mengambil alih (off taker) produksi untuk pengelolaan pasca panen. Pola ini diungkapkannya akan mendidik koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) meningkatkan kapabilitas. "Agar mereka dapat naik kelas atau bahkan sampai ke segmen yang lebih tinggi lagi. Kita siap mempunyai jaringan yang cukup luas untuk outlate mikro," ujarnya. "Off taker produksi akan dibeli oleh perusahaan (koperasi) induk. Sebagai off taker induk juga sebagai pengelolaan pasca panen yang baik penting untuk membina nelayan berproduksi yang baik," jelasnya. Penyaluran KUR Bank Mandiri di Jatim Capai Rp 1,4 Triliun | PT Rifan Financindo Berjangka Micro Banking Head Regional VIII Bank Mandiri, Puntuh Wijaya, mengatakan, tahun lalu tercatat total penyaluran KUR kepada UMKM hanya sebesar Rp 495 miliar untuk 10.801 debitur. Sedangkan, hingga Oktober 2016, penyaluran KUR kepada UMKM telah mencapai Rp 1,4 triliun untuk lebih dari 29.180 debitur. Naiknya penyaluran dana KUR tersebut, lanjut dia, mendongkrak kontribusi Jatim secara nasional. "Kenaikan penyaluran KUR tahun ini memang sungguh luar biasa. Karena baik jumlah dana KUR yang kita salurkan maupun jumlah debiturnya sama-sama mengalami kenaikan lebih dari dua kali lipat," kata Puntuh. Bank Mandiri Regional VIII mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)di wilayah Jawa Timur hingga Oktober tahun ini mencapai Rp 1,4 trliun atau mengalami kenaikan hingga 200 persen dibandingkan tahun lalu. "Dengan total penyaluran dana KUR tersebut, Bank Mandiri Regional VIII memberikan kontribusi sebesar 15,2 persen dari total KUR Bank Mandiri secara nasional yang mencapai sebesar Rp 7,2 triliun," kata Puntuh, di sela acara diskusi terbatas "Strategi Penyaluran KUR di Jatim yang Tepat Sasaran" di Surabaya, Selasa (25/10). Tak hanya dari sisi jumlah dana KUR dan debitur, kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya juga meningkat. Hal itu ditunjukkan dari penurunan kredit macet (non performing loan/NPL). Jika pada tahun 2015 lalu NPL di kisaran 2,6 persen, maka tahun ini NPL hanya 1,2 persen atau turun lebih dari separuhnya. Lebih lanjut Puntuh menjelaskan, tercatat dari total dana KUR yang disalurkan, 65 persen untuk ritel atau perdagangan dan 35 persen untuk usaha mikro. Besar pinjamannya pada tahap awal, berkisar antara Rp 50 juta hingga Rp 200 juta. "Kami menargetkan penyaluran KUR mencapai Rp 1,7 triliun hingga akhir tahun ini," katanya. "Tetapi upaya peningkatan KUR itu juga tetap harus dibarengi dengan pola-pola kehati-hatian serta monitoring secara terus menerus agar tidak tidak terjadi kredit macet. Dengan demikian, KUR tetap bisa ditingkatkan dan bisa dinikmati secara merata oleh pelaku usaha UMKM," kata Triyoga. Naiknya penyaluran dana KUR tersebut, lanjut dia, mendongkrak kontribusi Jatim secara nasional. "Kenaikan penyaluran KUR tahun ini memang sungguh luar biasa. Karena baik jumlah dana KUR yang kita salurkan maupun jumlah debiturnya sama-sama mengalami kenaikan lebih dari dua kali lipat," kata Puntuh. "Ini tak lepas dari perbaikan sistem yang kita terapkan dalam penyaluran KUR dan adanya monitoring yang terus menerus pada debitur," papar Puntuh. Di tempat sama, Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah IV Jatim, Triyoga Laksito, mengatakan, OJK akan terus mendorong perbankan di Jatim untuk meningkatkan penyaluran KUR kepada UMKM terutama kepada mereka yang selama ini belum memiliki akses ke perbankan dan hanya menggantungkan diri pada pembiayaan non perbankan. "Semestinya ada batasan misalnya dua kali saja bagi setiap penerima KUR. Artinya, UMKM diberi batasan bisa mendapatkan KUR sampai dua kali saja, selebihnya mereka diberikan pilihan kredit selain KUR. Dengan batasan itu, kami yakin akan ada pemerataan KUR untuk UMKM," terang dia. Kasi Pembiayaan Jasa Keuangan Dinas Koperasi dan UMKM Jatim, Sutarto, menambahkan, pihaknya berharap kedepan harus ada batasan dalam penyaluran KUR kepada UMKM. Puspayoga: Bunga Rendah Jadi Daya Tarik KUR | PT Rifan Financindo Berjangka Menteri Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah AAGN Puspayoga meyakini tingkat suku bunga yang rendah menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk mengakses kredit usaha rakyat. Realisasi penyaluran KUR per 17 Oktober 2016 telah mencapai Rp 75 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 3,5 juta orang. Sedangkan target penyerapan hingga akhir tahun ini harus mencapai Rp 100 triliun. Hal itu disampaikan Menteri Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga dalam acara media briefing dua tahun pemerintahan Jokowi-JK di Gedung Bina Graha Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (25/10). Ia mengatakan bunga KUR yang rendah dan proses yang mudah menjadi daya tarik bagi pelaku koperasi dan UMKM untuk mengajukan kredit guna mengembangkan usaha. Pada masa pemerintahan Jokowi-JK, pemerintah telah menurunkan bunga KUR dari 22 persen menjadi 9 persen. "Kita sudah sepakat apa yang dikatakan Pak Menko (Perekonomian) bukan pencapaiannya itu tapi kualitas pencapaian yang kita utamakan jangan sampai semua itu hanya untuk sektor perdagangan saja, ada sektor pertanian, perikanan, peternakan dan lainnya," kata Menteri Puspayoga. "Bahkan tahun depan akan diturunkan lagi menjadi 7 persen," katanya. "Jadi kalau satu nasabah itu menambah satu tenaga kerja, dengan Rp 75 triliun saja berarti sudah menambah 33 juta tenaga kerja," kata Menteri. Dengan adanya program KUR bagi koperasi dan UMKM ini diharapkan dapat membantu pembiayaan pelaku usaha, sedangkan bagi pemerintah dapat mendukung tercapainya percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM dalam rangka penanggulangan kemiskinan serta perluasan kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Puspayoga menjelaskan peningkatan akses dan perluasan skema pembiayaan melalui program KUR mikro. Dalam rangka menjangkau UMKM di berbagai sektor dalam hal bantuan pendanaan serta memperluas pelayanan perbankan dalam penyaluran KUR bagi UMKM, maka pemerintah menambah jumlah bank penyalur KUR termasuk Bank Pembangunan Daerah dan koperasi. Rifanfinancindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|