Indonesia masih mewaspadai faktor perlambatan ekonomi Tiongkok | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang SemarangPertumbuhan ekonomi Ekonomi Indonesia diproyeksikan untuk tahun ini sebesar 5,1 persen sedangkan untuk tahun depan diproyeksikan sebesar 5,3 persen dan pada 2018 nanti diproyeksikan akan melaju hingga 5,5 persen. Meski begitu pertumbuhan tersebut masih bergantung kepada ada tidaknya kenaikan investasi publik dan suksesnya perbaikan iklim investasi dan juga kenaikan dari penerimaan fiskal Indonesia. "Walau ada prospek yang menjanjikan, pertumbuhan di kawasan Asia Timur dan Pasifik bergantung oleh berbagai resiko besar. Diantaranya pengetatan keuangan global yang terus melambat serta perlambatan di Tiongkok yang lebih awal dari yang diantisipasi," terang Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty, dalam telekonference nya dari Singapura, Rabu (5/10/2016). Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh secra gradual hingga dua tahun kedepan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap melaju tinggi meskipun disaat yang sama kondisi ekonomi global masih menunjukkan ketidakpastian. Indonesia sendiri masih harus mewaspadai faktor daripada perlambatan ekonomi Tiongkok yang akan terus melakukan transisi ke pertumbuhan yang lebih lamban namun menuju ke pertumbuhan berkelanjutan. Tiongkok sendiri diproyeksikan oleh Bank Dunia akan memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7 persen di tahun ini menuju ke 6,5 persen tahun depan hingga 6,3 persen di 2018 nanti. Sedangkan Senior country Economist Bank Dunia untuk Indonesia, Hans Anand Beck mengungkapkan langkah pemerintah untuk melakukan pengetatan fiskal oleh Indonesia sudh sejalan dengan Bank Dunia. Salah satunya adalah untuk menciptakan anggaran yang prudent dan berkualitas dengan melakukan pemotongan pengeluaran dan juga pemotongan penerimaan. "Kami juga melihat anggaran di 2017 nanti berada di tingkat yang lebih konservatif. Namun sejauh ini kebijakan kebijakan yang pemerintah ambil seperti revisi DNI, deregulasi sudah cukup baik dan akan terus berpengaruh positif," pungkas Hans. Bank Dunia melihat pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan melemah seiring dengan perekonomian yang terus menuju ke sektor konsumsi, pelayanan, dan aktivitas dengan nilai tambah yang tinggi dengan kelebihan kapasitas industri juga mulai dikurangi. Namun pasar tenaga kerja yang lebih ketat akan terus mendukung pertumbuhan pendapatan dan konsumsi rumah tangga. Oleh sebab itu dirinya merekomendasikan Indonesia untuk terus melakukan diversifikasi produk aglikulturnya dan menggerakkan sektor manufakturnya guna memberikan nilai tambah. Namun mulai membaiknya harga komoditas akan berdampak baik bagi Indonesia. "Secara umum kami tidak melihat komoditas aglikultur akan meningkat secara dramatis dalam 2-3 tahun kedepan. Memang akan ada peningkatan, tetapi nilai tersebut masih tetap dibawah dari nilai mereka sebelumnya pada 2014," terang Sudhir. Selain itu dirinya juga melihat untuk sektor komoditas, terutama untuk karet dan kelapa sawit tidak akan meningkat secara drastis dalam dua tahun kedepan meski sudah ada upaya dari negara negara produsen dalam mengurangi kapasitas produksi. Prediksi Ekonomi Indonesia, Bank Dunia Dinilai Sok Tahu | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Semarang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai Bank Dunia sok tahu dalam memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Jadi jangan risau dengan pendapat orang lain, dia tidak lebih tau dari kita," ujar Darmin di komplek DPR/MPR RI, Jakarta, Rabu (5/10/2016). Bank Dunia mengeluarkan ramalan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,5 persen pada 2018. Di saat Pemerintah Indonesia sama sekali belum memprediksi hal tersebut. Menurut Darmin pemerintah lebih mengerti target dan pencapaian yang akan disasar untuk tahun-tahun mendatang dibandingkan lembaga internasional lainnya. "Jadi World Bank dan IMF bisa punya model begitu, tapi kita juga punya model sendiri," ungkap Darmin. Menurut Darmin, lembaga internasional mempunyai kajian yang berbeda dengan milik pemerintah. Hal itu yang membuat penilaian mereka subjektif tanpa melihat perkembangan dari dalam negeri. Selain itu komoditas sumber daya alam yang saat ini turun juga menjadi penilaian Bank Dunia dan IMF. Darmin menyebut lembaga-lembaga pembiayaan internasional hanya melihat Indonesia dari segi pendidikannya yang kebanyakan tenaga kerjanya lulusan Sekolah Dasar (SD). "Mereka itu membuat model menurut logika umum, kalau Indonesia apa sih, penghasil bahan mentah, hasil pertambangan itu aja. Ya itu memang bisa menjadi model," kata Darmin. Hal Ini Akan Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Semarang Dalam laporannya yang bertajuk Laporan Perkembangan Ekonomi Asia Timur dan Pasifik yang dirilis hari ini, Rabu (5/10/2016), Bank Dunia memaparkan beberapa hal yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Konsumsi swasta diprediksi bakal meningkat. Selain itu, Bank Dunia menyatakan pula bahwa pertumbuhan akan ditopang oleh akselerasi belanja pemerintah, khususnya belanja modal. Akselerasi ini akan terjadi pada semester kedua sejalan dengan tren historisnya. "Selain 2016, outlook bergantung pada pertumbuhan investasi swasta yang menanjak sebagai respon atas reformasi yang dilakukan pemerintah dan perbaikan pertumbuhan global secara gradual," ungkap Bank Dunia. Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1 persen pada 2016. Adapun untuk 2017, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai 5,3 persen. "Ini sejalan dengan inflasi yang moderat, harga energi yang rendah, nilai tukar rupiah yang relatif stabil, dan dukungan fiskal dalam bentuk lebih tingginya threshold penerimaan pajak pribadi serta tambahan gaji untuk aparatur sipil negara," tulis Bank Dunia dalam laporannya tersebut. Pengentasan kemiskinan Kemiskinan ekstrim di Indonesia pada 2015 mencapai 7,5 persen dan diprediksi hanya menurun tipis menjadi 6,5 persen pada 2016 dan 5,7 persen 2017. Namun, ekspansi Program Keluarga Harapan (PKH) yang dimulai pada paruh kedua 2016 diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,5 persen menjadi 5,2 persen dan terus turun ke depannya. Sementara penguatan pertumbuhan dan rendahnya inflasi seyogyanya menurunkan kemiskinan, namun Bank Dunia memandang pergerakan penurunan kemiskinan dalam beberapa tahun ini cenderung melambat. "Namun, ekspansi PKH hanya memberikan penurunan kemiskinan dalam jangka pendek. Progres jangka panjang secara berkelanjutan tak hanya bergantung pada jaring pengaman yang lebih kuat, namun juga penciptaan lapangan kerja dan investasi yang lebih baik pada kesehatah dan pendidikan," ujar Bank Dunia. Kemiskinan moderat juga diprediksi hanya turun tipis menjadi 30,7 persen pada 2016 dan 29,2 persen pada 2017 dari sebelumnya 32,1 persen pada 2015. Rifanfinancindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|