Fithra Faisal menilai pemerintah perlu melirik negara lain untuk dijadikan partner dagang | PT Rifan Financindo Berjangka Fithra mengatakan pemerintah harus membuat langkah antisipasi atas situasi perdagangan itu. Selain melirik alternatif partner dagang, pemerintah juga harus mengantisipasi dampak pada sektor finansial. "Harus ada bauran kebijakan antara Bank Indonesia dan Pemerintah," katanya. Fithra menjelaskan, potensi dampak finansial muncul karena Cina mengancam akan mengevaluasi kepemilikan surat utangnya terhadap AS. Menurut dia, evaluasi tersebut berpotensi menimbulkan keguncangan pasar obligasi yang berdampak pada meningkatnya prospek suku bunga internasional. "Secara fundamental akan mempengaruhi kondisi perusahaan yang di IHSG," katanya. Selain itu, Fithra mengatakan pemerintah juga harus menguatkan sektor industri regionalnya. Penguatan industri dalam negeri dilakukan guna mengantisipasi jika perang dagang berlangsung panjang. Merespon Trump, Kementerian Perdagangan Cina akan menerapkan tarif sebesar US$ 3 miliar atas impor baja dan aluminium asal AS. Cina juga akan menerapkan tarif tambahan 15 persen terhadap produk AS termasuk buah kering, anggur dan pipa baja serta tambahan 25 persen untuk produk daging babi dan aluminium daur ulang. Sebanyak 128 produk AS telah telah didaftarkan Cina untuk dikenakan tarif jika kedua negara tak bisa mencapai kata sepakat soal tarif dagang. Cina dikabarkan akan menerapkan pemberian tarif tersebut secara bertahap. Pertama, pemberian tarif 15 persen untuk 120 produk Amerika Serikat termasuk pipa baja dan minuman anggur sebesar US$ 977 juta atau sekitar Rp 13,5 triliun. Kedua, memberikan tarif lebih tinggi yakni 25 persen sebesar US$ 1,99 miliar atau sekitar Rp 27 triliun untuk produk babi dan aluminium. Pada Kamis 22 Maret 2018, Presiden Amerika, Donald Trump menandatangani Surat Keputusan sebagai jalan untuk menerapkan tarif perdagangan senilai US$ 60 miliar bagi seluruh barang Cina yang masuk ke negaranya. Pengamat perdagangan internasional dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Fithra Faisal menilai pemerintah perlu melirik negara lain untuk dijadikan partner dagang. Negara-negara seperti dari Afrika dan Timur Tengah bisa menjadi alternatif partner, mengingat situasi perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina saat ini. "Harus bisa memetakan negara non tradisional selain Amerika Serikat dan Cina," kata Fithra di Gado-gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 24 Mater 2018. AS dan China siap berbalas tarif impor | PT Rifan Financindo Berjangka Negeri Tembok Besar ini berencana menerapkan tarif impor daging babi dari AS sebesar 25% serta tarif sebesar 15% atas produk pipa baja, buah, dan anggur. China juga melakukan tindakan hukum terhadap AS di WTO. Chen Fuli, Kepala Perjanjian dan Departemen Hukum Kementerian Perdagangan China seperti dikutip Bloomberg mengatakan, rencana komprehensif untuk melawan AS telah disiapkan. Fuli menambahkan, Pemerintah China tidak memiliki komunikasi dengan AS mengenai masalah ini. Karena itu, China menganggap tindakan tersebut tindak sepihak yang tidak sesuai aturan WTO. Langkah Trump ini mengundang respons keras dari Kedutaan China di AS yang berjanji berjuang sampai akhir. "Kami akan membalas. Jika seseorang ingin bermain keras, kami juga akan bermain keras, sehingga kita akan melihat siapa yang bertahan lebih lama," kata Duta Besar China Cui Tiankai lewat video yang diposting pada Facebook resmi kedutaan. Seperti dikutip Bloomberg, Menteri Perdagangan China Jumat ini (23/3) mengumumkan, akan melakukan asas resiprokal atas tarif produk impor dari AS mulai dari pipa baja, aluminium daur ulang, buah anggur hingga daging babi yang nilai perdagangannya mencapai US$ 3 miliar. China sendiri mengancam akan memberlakukan pembatasan impor produk AS mulai dari pesawat hingga kedelai. Trump agresif mengenakan tarif impor barang dari China untuk menekan defisit perdagangan dengan China yang mencapai US$ 375 miliar pada tahun lalu. Sebagai tambahan untuk memperkuat proteksi, Trump juga mengirim memo ke Perwakilan Dagang AS (US Trade Representative) Robert Lighthizer untuk membawa persoalan program lisensi teknologi China ke World Trade Organization (WTO). Langkah ini berdasarkan hasil investigasi delapan bulan bahwa ada pelanggaran atau penyalahgunaan teknologi AS oleh China. Pelobi dan DPR AS memiliki waktu merespons daftar target produk dari 1.300 perusahaan mayoritas bergerak di sektor teknologi. "Saya melihat mereka sebagai teman. Kami sudah berbicara dengan China dan kini di tengah negosiasi," kata Trump. Untuk memperkuat kebijakan ini, Trump juga meminta Departemen Keuangan AS mengembangkan pembatasan investasi bagi perusahaan maupun lembaga keuangan China yang ingin mengakuisisi perusahaan AS terutama perusahaan teknologi. Trump ingin China di masa konsultasi ini, merespons rencana tersebut. Hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China makin memanas. Kedua negara penguasa ekonomi dunia itu akan saling berbalas pemberlakukan tarif impor. Presiden AS Donald Trump, Kamis (22/3), maju selangkah dengan menerapkan kebijakan tarif anti-China. Tapi, penerapan tarif ini akan berlaku setelah masa konsultasi 60 hari. Indonesia Waspadai Dampak Perang Dagang AS-Cina | PT Rifan Financindo Berjangka Dari sisi ekspor, Fithra menganggap Indonesia tidak akan terlalu mengalami dampak terkait adanya perang dagang tersebut. Namun jika hal itu terjadi secara persisten dan meluas ke negara dan sektor lain, mungkin Indonsia akan mengalami dampaknya. Oleh karena itu meningkatkan daya saing di masa depan perlu dilakukan agar mengantisiasi serbuan dari barang Cina yang tidak bisa masuk ke pasar Amerika Serikat. "Itu tidak bisa kemudian, memberi solusi yang hanya jangka pendek, karena solusi tetap penguatan industri manufaktur yang butuh waktu," jelasnya. Senada dengan pernyataan tesebut itu Pengamat Pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie menilai peningkatan infrastruktur yang gencar dilakukan oleh Joko Widodo (Jokowi) seperti pembangunan trans Papua dan beberapa wilayah di Indoensia, serta proyek pembangunan jalur kereta api, merupakan hal yang positif dan harus diteruskan. Tidak hanya itu, dia menilai percepatan sektor industri pertahanan juga perlu dilakukan. "Toh industri pertahanan melahirkan 267 industri sipil yang kemudian tinggal kita kembangkan," kata Connie. Fithra menambahkan, peningkatan di sektor infrastuktur juga perlu dilakukan. Karena bagaimana pun juga infrastruktur merupakan komponen yang cukup penting bagi industri. Sebab industri tidak akan ada kalau tidak ada infrastruktur. "Seperti di Angola, Senegal, Afrika Selatan, juga di Timur Tengah, yang sebenarnya belum tersentuh selama ini. Itu bisa kemudian menjadi alternatif selain dengan partner-partener tradisional seperti Amerika Serikat dan juga Cina," jelasnya. Oleh karena itu, Fithra mengatakan pemerintah harus hadir, dan melakukan intervensi terhadap pasar. Selain itu pemerintah juga diharapkan bisa mempersiapkan untuk meningkatkan daya saing. Sementara itu untuk jangka menengah, pemerintah dinilainya perlu memetakan negara-negara non-tradisional untuk dijadikan partner. Di kesempatan yang sama, ahli perdagangan internasional, Fithra Faisal mengungkapkan setidaknya ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menghadapi potensi ancaman dari perang dagang tersebut. "Untuk jangka pendek, pemerintah harus mengantisipasi di sektor finansial," kata Fithra. ( Baca : AS-China Perang Dagang, Indonesia Perlu Siapkan Pertahanan ) Amerika Serikat akan memberlakukan kebijakan biaya impor baru untuk barang-barang Cina dengan besaran mencapai 60 miliar dolar AS atau setara denga Rp 824 triliun. Jika hal tersebut meluas, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan merasakan dampak langusng dari perang dagang tersebut. Menurut Tian Jingjing, Alumni FIB UI asal Cina, kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menaikkan tarif barang impor dari Cina merupakan hal yang wajar dilakukan. "Sebab defisit dengan Cina berdasarkan hitungan Amerika telah mencapai 300 miliiar dolar AS. Tentu hitungan pihak Cina agak lain," jelasnya saat ditemui di Kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (24/3) Rifan Financindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|