pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2017 sebesar 5,01 persen | pt rifan financindo adalah Sebelumnya, Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I ini sebesar 4,97 persen secara year on year (yoy). Proyeksi tersebut lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu sebesar 4,92 persen dan realisasi 4,94 persen di kuartal IV-2016. Walaupun lebih rendah dibanding perkiraan pemerintah 5,1 persen. "Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I diperkirakan mencapai 4,97 persen," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat ini. Prediksi pertumbuhan ekonomi ini, Josua menilai, akan ditopang dari konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, dan ekspor. Dia menjelaskan, konsumsi rumah tangga cenderung sedikit melambat, PMTB meningkat khusus investasi non-bangunan, serta perbaikan kinerja ekspor yang didorong tren kenaikan harga komoditas global. Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi 5,01 persen di tiga bulan pertama ini masih ditopang konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, serta ekspor yang masing-masing menyumbang 2,71 persen, 1,71 persen, dan 1,54 persen. "Di kuartal I, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93 persen, konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) 8,02 persen, ekspor tumbuh 8,04 persen, impor 5,02 persen, PMTB tumbuh 4,81 persen, dan konsumsi pemerintah tumbuh 2,71 persen," jelas Kecuk saat Rilis PDB di kantornya, Jakarta, Jumat (5/5/2017). Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2017 sebesar 5,01 persen yoy. Realisasi ini lebih tinggi dari pencapaian kuartal I-2016 sebesar 4,92 persen dan 4,94 persen di kuartal IV-2016 karena berbagai faktor pendorong, utamanya peningkatan ekspor dan investasi. Sementara itu, lanjut Kecuk, PMTB tumbuh 4,81 persen di kuartal I ini atau naik dari realisasi kuartal yang sama sebelumnya 4,67 persen. Didorong karena investasi berupa kendaraan, bangunan, mesin dan perlengkapan, serta dipicu realisasi belanja modal pemerintah pusat (APBN) yang tumbuh 15,75 persen. "Ekspor tumbuh 8,04 persen dibanding periode sama tahun lalu yang negatif 3,29 persen. Ekspor sangat menjanjikan, sejalan dengan kenaikan permintaan negara tujuan ekspor China, Jepang serta peningkatan harga komoditas. Ekspor jasa pun tercatat tumbuh positif seiring peningkatan jumlah wisman," terangnya. Lebih jauh dia menerangkan, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93 persen, sedikit melambat dibanding kuartal I-2016 sebesar 4,97 persen karena adanya perlambatan penjualan ritel, rumah, impor barang konsumsi, sampai transaksi kartu kredit. Kecuk menambahkan, konsumsi LNPRT tumbuh 8,02 persen karena ada kegiatan pemilihan kepala daerah serentak di 101 daerah. Pertumbuhan positif lainnya pengeluaran pemerintah didukung kenaikan belanja barang, belanja pegawai, dan belanja bantuan sosial. "Kinerja impor juga tumbuh tinggi 5,02 persen di kuartal I ini dibanding tahun lalu yang mencatatkan pertumbuhan negatif 5,14 persen karena permintaan domestik meningkat, terutama bahan baku dan penolong," tukas Kecuk. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,01% di Kuartal I-2017 | pt rifan financindo adalah Sebelumnya, Menko Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan tiga bulan pertama di tahun ini pertumbuhan ekonomi nasional bisa tembus di level 5,1 persen. "Saya masih cenderung begitu. Biasanya pakai kisaran antara 5,0-5,1 persen," kata Darmin, di Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Menurutnya motor penggerak pertumbuhan kali ini adalah pertumbuhan ekspor-impor. Kondisi itu terjadi lantaran mulai merangkaknya harga beberapa komoditas, utamanya kelapa sawit (CPO) dan karet membawa keuntungan serta juga tambahan penghasilan. "Ekspor-impor juga sekaligus memengaruhi penghasilan banyak orang. Karena dalam ekspor-impor memang naik harga beberapa komoditi seperti karet dan kelapa sawit," ujar dia. Kepala BPS Suhariyanto memperkirakan angka pertumbuhan ekonomi ini akan terus bergerak di kuartal-kuartal mendatang. "Pertumbuhan ekonomi diharapkan lebih tinggi lagi kedepannya," kata Suhariyanto, dalam sebuah konferensi pers, di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Jumat 5 Mei 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia menembus level 5,01 persen di kuartal I-2017. Angka ini terbilang positif lantaran situasi dan kondisi perekonomian dunia masih tidak menentu dan memberi efek terhadap gerak ekonomi di Tanah Air. Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya maka angka ini mengalami kenaikan. Pada kuartal VI-2016 capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 4,49 persen. Begitu juga dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh sebesar 4, 92 persen. Namun, secara besaran Produk Domestik Bruto (PDB) terjadi penurunan 0,34 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pada kuartal I-2017, nilai PDB sebesar Rp2.377,5 triliun (ADHK) atau Rp3.227,3 triliun (ADHB). Sementara pada kuartal VI-2016 yakni tercatat Rp2.385,6 triliun (ADHK) dan Rp3.194,8 triliun. Sedangkan nilai PDB jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 5,01 persen. Sedangkan kuartal pertama tahun lalu sebesar Rp2.264,1 (ADHK),triliun dan Rp2.931,4 triliun (ADHB). Lebih dari Separuh Ekonomi RI Masih Dikuasai Jawa | pt rifan financindo adalah Dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal I-2017 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,01%. Sebesar 58,49% dari total ekonomi itu berada di Jawa, dengan pertumbuhan 5,66%. "Ekonomi terbesar masih ada di Jawa," ungkap Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto, dalam konferensi pers di Kantor Pusat, Jakarta, Jumat (5/5/2017). Niat pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menciptakan pemerataan ekonomi masih jauh dari harapan. Sampai saat ini, separuh ekonomi Indonesia masih berpusat di pulau Jawa. Sulawesi memegang peranan 5,94%, namun ekonominya mampu tumbuh paling tinggi yaitu 6,87%. Maluku dan Papua porsinya 2,26% dengan pertumbuhan 4,16%. Bali dan Nusa Tenggara memiliki porsi 3,03%, tumbuh lebih rendah yaitu 2,36%. "Pertumbuhan yang tidak baik terjadi di NTT dengan negatif 4,11%," paparnya Porsi terbesar berada di Sumatera dengan 21,95% yang masih tumbuh 4,05%. Selanjutnya Kalimantan dengan porsi 8,33%, pertumbuhannya mencapai 4,92%. pt rifan financindo adalah Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|