(AS) menghadapi kenyataan pahit setelah Partai Demokrat dan Partai Republik gagal mencapai kesepakatan akhir | PT Rifan Financindo BerjangkaSelama masa itu, shutdown pemerintah AS merugikan produktivitas Amerika sebesar US$ 2 miliar. Menurut Fortune, hal tersebut juga berdampak pada pariwisata dan menyebabkan Taman Nasional ditutup, yang juga meghilangkan pendapatan sebesar US$ 500 juta. Sementara Reuters berpendapat, penutupan pemerintahan tahun ini dapat menghambat kontrak Departemen Pertahanan yang menyebabkan kenaikan biaya senjata. “Shutdown akan memberi sinyal bahwa kita akan mengganggu arus kas, dan hal itu menghancurkan industri. Hal ini tidak ada gunanya sama sekali," ujar Sekretaris Angkatan Laut Richard Spencer. Pada tahun 2013, Departemen Pertahanan mengalami penurunan belanja sebesar 40 persen dan penurunan sepertiga kontrak usaha kecil. Bahkan sebelum shutdown, pembiayaan sudah mulai berkurang. Hal tersebut disebabkan pejabat federal harus meluangkan waktu untuk merencanakan shutdown, sehingga mereka tidak melakukan tugasnya sehari-hari. Hal ini juga akan terulang pada penutupan tahun ini. Analis Goldman Sachs, Alec Phillips, mengatakan kepada Fortune, penutupan pemerintahan setiap minggunya akan menurunkan PDB dan memiliki efek di pasar keuangan. Pada penutupan 2013, sekitar 800.000 pegawai federal terpaksa cuti sementara dan banyak karyawan yang terlambat menerima gaji. Pegawai federal tersebut harus berhemat dan belanja mereka turun 7 persen. ( Baca : Meraba Efek Shutdown AS Terhadap Indonesia ) Pemberhentian operasi pemerintah memang bukanlah hal pertama yang terjadi di AS. Akan tetapi, hal yang terjadi ini tentu akan berimbas besar terutama dalam bidang ekonomi. Seperti yang ditulis Newsweek, Minggu (21/1/2018), hal ini dapat menyebabkan kerugian sebesar miliaran dolar pada perekonomian Amerika. Pada penutupan operasi pelayanan pemerintah AS terakhir terjadi pada 2013 dan berlangsung selama 16 hari, kerugian yang harus ditelan AS mencapai US$ 24 miliar. Menurut analisis Standard & Poor's, penutupan tahun ini dapat menelan biaya sekitar US$ 6 miliar selama seminggu. Pemberhentian operasi pemerintah pada 2013 menyebabkan Produk Domestik Bruto (PDB) turun sebesar 0,25 persen. Pemerintah Amerika Serikat (AS) menghadapi kenyataan pahit setelah Partai Demokrat dan Partai Republik gagal mencapai kesepakatan akhir dalam pembahasan anggaran pemerintah. Akibatnya Pemerintah negara adidaya ini harus menghentikan beragam layanan publik atau shutdown pada Jumat 19 Januari 2018 tepat satu tahun setelah Presiden Donald Trump dilantik menjadi presiden. Penutupan Pemerintahan AS Tak Berpengaruh pada Perekonomian Indonesia | PT Rifan Financindo BerjangkaPasalnya, hal itu bisa berimbas terhadap ekspor, investasi, serta surat utang negara. Indef memperkirakan, shutdown ini akan berlangsung lebih dari dua pekan lamanya. Dengan pertumbuhan ekonomi AS yang tercatat sebesar 3,2 persen pada triwulan ke-III 2017, atau tercepat dalam tiga tahun terakhir, maka shutdown akan menurunkan prospek ekonomi negeri Paman Sam tersebut. “Secara spesifik, jika shutdown berlangsung cukup lama kinerja perdagangan Indonesia ke AS berpotensi terganggu, sehingga kinerja ekspor Indonesia sepanjang 2018 berpotensi menurun,” kata Bhima. Bagi Indonesia, dampak terjadinya shutdown sangat minim ke nilai tukar rupiah atau bersifat temporer. Proyeksi rupiah masih berada dalam rentang yang terkendali di kisaran Rp13.350-13.400 ketika terjadi shutdown. “Dalam posisi ini justru rupiah akan diuntungkan. IHSG pun masih tetap positif diangka 6.490 sampai 6.500, didorong oleh sentimen investor dalam negeri terhadap prospek pemulihan ekonomi Indonesia,” ucapnya. Peran pemerintah AS itu kecil kepada kita, yang lebih besar itu swastanya yaitu pemegang dana para investor. Mereka itu tidak terikat pada kondisi di AS," ucapnya. Namun, berbeda dengan kebijakan AS yang menaikkan suku bunga The Fed. Kebijakan The Fed berpotensi menggerakkan aliran dana yang dimiliki investor. "Tapi untuk kita yang terjadi sekarang shutdown-nya ini tidak akan berpengaruh pada investor. Investor stay calm saja tidak apa-apa karena ini suatu kondisi yang tidak terlalu luar biasa di AS," kata dia. Sementara itu, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, kondisi tersebut memang cukup mengkhawatirkan meski tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai tukar upiah. Pemerintahan Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menghentikan sementara operasionalnya akibat tak kunjung cairnya anggaran negara yang tidak disetujui oleh Senat. Hal ini ternyata tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Sebab, penghentian sementara itu sudah sering terjadi sebelumnya meski dalam di masa Trump merupakan yang pertama kalinya dalam lima tahun terakhir. Penghentian ini juga biasanya tidak berlangsung lama. Dari total 18 kali, hanya enam kali penutupan pemerintahan AS yang berlangsung 10 hari atau lebih. "Itu selalu merupakan kondisi yang hanya terjadi dalam waktu yang sangat pendek. Kalau menurut saya minimal sekali ya dampaknya, yang terjadi kan shutdown government yang artinya untuk industri kan tetap berjalan seperti biasa," kata Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE), Pieter Abdullah Redjalam saat dihubungi iNews.id, Minggu (21/1/2018). Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak ada kaitannya dengan pemerintah AS. Justru yang berpengaruh besar pada perekonomian Indonesia adalah pihak swasta atau para investor sebagai pemegang dana. Dia juga memastikan, dampak penutupan tersebut tak memengaruhi nilai tukar rupiah. Shutdown Gak Ngaruh di Indonesia | PT Rifan Financindo Berjangka |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|