Dalam waktu dekat, Pendanaan Efek Indonesia segera beroperasi untuk membiayai transaksi marjin | PT Rifan Financindo Berjangka Sepanjang 2016, kontribusi BEI terhadap pengembangan industri pasar modal antara lain aktivitas dukungan data center, pemberian dukungan jasa informasi, dan dukungan aktivitas sosialisasi pasar modal. “Nilai kontribusi kepada anggota bursa tersebut mencapai 30 persen dari keseluruhan beban pengembangan pasar modal,” tutur Direktur Utama BEI Tito Sulistio, Rabu, 8 Maret 2017. Baca: Sederet Prestasi BEI, dari Cetak Rekor Transaksi hingga Kapitalisasi Tertinggi Catatan keuangan BEI tidak lepas dari nilai rata-rata transaksi harian yang meningkat 30,2 persen, serta terciptanya transaksi harian tertinggi Rp189 triliun pada 11 November 2016. Rata-rata frekuensi harian juga bertumbuh 19,2 persen dengan rekor 433.000 kali pada 11 November 2016. Pencapaian laba bersih 2016 yang naik 192,37 persen dari Rp118,78 menjadi Rp344,8 miliar, membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) ingin terus berkontribusi kepada industri pasar modal. Pasalnya, BEI merupakan perusahaan nirlaba Beban usaha BEI pada 2016 mencapai Rp1,034 triliun atau naik 11,1 persen. Namun, sejalan dengan kenaikan pendapatan 34,5 persen menjadi Rp1,42 triliun dan efektivitas dan efisiensi yang dilakukan, maka laba BEI tetap tumbuh tinggi. Adapun jumlah dana yang berhasil dihimpun dari pasar modal mencapai Rp674,39 triliun dan US$247,5 juta, yang terdiri dari penawaran saham perdana (IPO) Rp12,11 triliun, rights issue Rp61,85 triliun, waran Rp1,14 triliun, obligasi Rp113,29 triliun dan US$47,5 juta, ETF Rp6,3 miliar, EBA Rp1,37 triliun, serta Surat Berharga Negara (SBN) Rp484,63 triliun dan US$200 juta. Untuk tahap pertama, fungsi PEI akan memfasilitasi pembiayaan bagi anggota bursa dengan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) Rp250 miliar untuk kegiatan transaksi marjin. “Targetnya bisa Rp3 triliun sampai Rp4 triliun per tahun,” ucap Tito. Untuk tahun ini, Tito menyebut, BEI kembali akan mengembalikan dana-dana hasil kinerjanya ke industri. Salah satunya melalui realisasi Pendanaan Efek Indonesia (PEI). Perusahaan baru yang merupakan patungan dengan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) ini akan segera beroperasi mulai April mendatang. Ekuitas PEI pada tahap pertama Rp500 miliar. Dan selanjutnya, kata Tito, ekuitasnya akan bertambah lagi hingga Rp1 triliun. Adapun kebutuhan dana lain untuk memfasilitasi pembiayaan bagi broker bisa berasal dari money market. Agar lebih terasa konstribusinya, BEI pun menetapkan bunga hanya berkisar 7 persen sampai 8 persen sambil membatasi bunga dari broker ke investor hanya bisa sampai 10 persen saja. Ke depannya, PEI juga akan memiliki fungsi lending and borrowing saham, serta pembiayaan IPO untuk sektor usaha kecil dan menengah (UKM). “Kami (SRO), punya dana hingga Rp3,5 triliun per tahun. Belum lagi free cash flow berkisar Rp3 triliun. Nah, dana-dana ini akan kami kontribusikan lagi ke industri,” tambah Tito. Pembiayaan Penjaminan Emisi IPO Berlaku Tahun Depan | PT Rifan Financindo Berjangka PEI ini adalah perusahaan patungan antara PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Perusahaan di bidang securities financing PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) memiliki dua produk baru yang ditawarkan setelah produk pertama, fasilitas pembiayaan transaksi margin. Produk pertama PEI, fasilitas pembiayaan transaksi margin, akan mulai beroperasi April 2017. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan, kedua produk akan mulai beroperasi September dan awal tahun depan. “September mungkin lending and borrowing saham sudah mulai. Fasilitas untuk IPO mungkin perlu setahun ke depan,” kata Tito di Jakarta, Selasa (7/3/2017). Sedangkan kedua produk baru PEI yaitu, fasilitas pembiayaan untuk pinjam saham dari investor ke sekuritas (lending and borrowing saham) dan fasilitas pembiayaan penjaminan emisi IPO di perusahaan sekuritas. Sedangkan, dalam fasilitas pembiayaan penjaminan emisi IPO, PEI akan memberikan pembiayaan untuk anggota bursa yang akan melakukan penjaminan emisi, khususnya IPO. Tito mengatakan, dalam fasilitas lending and borrowing saham ini anggota bursa atau broker bisa menjaminkan portofolio sahamnya ke PEI, jika ingin mengajukan pembiayaan untuk transaksi margin. “Jika dia pinjam (dari PEI), dia jaminkan saham dulu, baru nanti beli. Tetapi ini bukan short selling,” tegas Tito. BEI Buka Peluang IPO Klub Sepak Bola | PT Rifan Financindo Berjangka Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat menjelaskan, beberapa klub sepak bola di Indonesia tercatat sudah berbentuk perusahaan terbatas. Misalnya, PT Persib Bandung Bermartabat asal Bandung, Jawa Barat. “Nah, mereka itu kan ingin juga meraih dana publik. Ini kan suatu kesempatan bagi mereka untuk menambah modal kerjanya,” ungkap Samsul, Selasa (7/3). ursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji peluang untuk mengajak klub sepak bola Indonesia yang sudah berbentuk PT, agar melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO). Bantuan dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk mengatur Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) pun telah disampaikan untuk membuka kemungkinan tersebut. Di Eropa, memang sudah ada beberapa klub sepak bola yang juga menjadi perusahaan publik. Misalnya saja, Manchester United Ltd. (MANU), Juventus Football Club SpA (JUVE), AS Roma SpA (ASR), dan Societa Sportiva Lazio SpA (SSL). “Nah, itu nanti kan seperti misalnya Manchester United kalau di luar negeri,” imbuh dia. Pendapatan yang diraih klub sepak bola tersebut, sambung Samsul, biasanya berasal dari iklan, bisnis penjualan souvenir, dan sponsor. Sejauh ini, Samsul mengaku sudah ada beberapa klub sepak bola yang menyatakan keinginannya untuk melantai di bursa. Hal itu membuat BEI mengusahakan agar aturan terkait pencatatan tersebut segera terealisasi. “Makanya kami kerja sama dengan teman-teman IAI, tapi untuk target dari bursa tidak ada,” terang Samsul. Sementara itu, Direktur Utama BEI Tito Sulistio menjelaskan, persoalan utama bagi klub sepak bola di Indonesia adalah pemberian gaji langsung. Itu menyebabkan biaya klub sepak bola membengkak. Sementara, jika di luar negeri, pemain bola dianggap aset. Sayangnya, baik Tito maupun Samsul enggan menyebut detail klub sepak bola mana saja yang sudah mengemukakan minat untuk IPO. Namun yang pasti, ada dua klub sepak bola dari Pulau Jawa yang berminat. “Jadi pemain di sana itu aset. Gaji naik masuk ke aset, dijual lagi. Kalau hanya gaji saja, akuntansinya susah,” ucap Tito. Rifan Financindo Categories
6 Comments
8/2/2022 04:57:54 am
https://www.kriptoseyir.com/category/bitcoin-nasil-alinir/
Reply
12/19/2022 10:56:40 pm
İnstagram takipçi satın almak istiyorsan tıkla.
Reply
1/5/2023 01:17:57 am
100 tl deneme bonusu veren siteleri öğrenmek istiyorsan tıkla.
Reply
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|