Terdiri dari 134 paket yaitu empat kontrak pilihan dan 130 kontrak biasa | PT Rifan Financindo Berjangka Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan penandatanganan pengadaan barang dan jasa tahun tahap pertama 2017 sejumlah Rp284 miliar. Pengadaan barang dan jasa tersebut terdiri dari 134 paket yaitu empat kontrak pilihan dan 130 kontrak biasa. Lalu, kontrak yang ditujukan untuk Badan Pengembangan SDM dalam penyediaan makanan sebesar Rp5,8 miliar. Kemudian, kontrak untuk Badan Geologi sebesar Rp1,48 miliar. Rencananya dana itu digunakan untuk mobilisasi pengeboran di Alor, NTT. Terakhir, kontrak untuk Badan Litbang dalam proyeksi injeksi karbondioksida (CO2) di Sulawesi sebesar Rp4,47 miliar. Empat kontrak pilihan tersebut di antaranya ditujukan untuk sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi senilai Rp31,2 miliar. Kontrak ini rencananya akan digunakan untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di NTT. Ia berharap supaya pada tahap-tahap pengadaan barang dan jasa selanjutnya akan lebih banyak menyerap anggaran yakni 30 sampai 40 persen. Pada 2017, total pengadaan barang dan jasa sebanyak 344 paket dengan total mencapai sebesar Rp3,83 triliun. Dalam sambutannya, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengucapkan selamat atas pengadaan barang dan jasa yang bisa dilakukan awal tahun meskipun total dari pengadaan barang dan jasa tahap pertama itu masih dibawah 10 persen dari pagu anggaran Kementerian ESDM di 2017 sebesar Rp7,02 triliun. "Pertama saya mengucapkan selamat atas penandatanganan walaupun nilainya 10 persen dari seharusnya ditandatangani di Tahun Anggaran 2017," kata Jonan, di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (26/1/2017). Intinya, tambah Jonan, dalam pengadaan barang dan jasa, Kementerian ESDM melakukannya berdasarkan asas kebermanfaatan. Ia mengatakan demikian karena ia sangat mengetahui pengeluaran tersebut menggunakan dana APBN atau uang rakyat. "Pak Presiden selalu minta bahwa belanja barang modal dan lain-lain serta belanja pegawai harus atas dasar asas manfaat rakyat. Karena apa yang kita keluarkan melalui APBN adalah uang rakyat. Ini penting," tegas Jonan. Pelaksanaaan pengadaan barang dan jasa ini juga diungkapkannya harus dilakukan lebih awal bukan karena untuk penyerapan anggaran tapi untuk mendapatkan kualitas barang dan jasa yang lebih baik ketimbang pengadaan barang dan jasa ketika dilakukan saat waktu mepet. "Kalau bisa dilaksanakan seawal mungkin sehingga bukan penyerapan cepat tapi kualitas dari barang dan jasa dibeli lebih baik karena kalau kontrak ditandatangani di Juni-Juli masa kerjaanya sisa lima sampai enam bulan akhirnya berantakan," ungkap dia. Jonan ke Pejabat ESDM: Harus Tahu Harga Barang Hingga Mur dan Baut | PT Rifan Financindo Berjangka |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|