ketimpangan harga BBM dilakukan oleh pengecer tidak resmi | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang PalembangDirektur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmaja Puja menuturkan, ketimpangan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di wilayah terpencil dilakukan oleh para pengecer tidak resmi. Menurut Wiratmaja, harga BBM yang dijual oleh PT Pertamina (Persero) melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) memiliki harga yang sama di seluruh Indonesia. "Harga yang tidak sama itu terjadi di tingkat pengecer yang tidak resmi," ujar Wiratmaja saat menggelar diskusi di Ruang Wijarso, Gedung Migas, Jakarta, Senin (23/10/2016). Wiratmaja kembali menegaskan, bahwa harga BBM yang ada di SPBU seluruh Indonesia memiliki harga yang sama. Dirinya pun kembali mengatakan, bahwa ketimpangan harga yang terjadi lebih karena pengecer yang tidak resmi. "Harga BBM di SPBU semua sama di seluruh indonesia," terang Wiratmaja. Seperti diketahui sebelumnya, ketimpangan harga BBM ini mendapat perhatian khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam lawatannya beberapa waktu lalu ke wilayah-wilayah terpencil di Indonesia. "Mohon di maklumi, harga yang tidak sama itu bukan di Pertamina nya, tetapi di tingat pengecer yang tidak resmi," ucap Wiratmaja. Dengan terciptanya keseragaman harga, Jokowi berharap pembangunan di pelosok-pelosok daerah dengan cepat bisa terlaksana. Jokowi kala itu meminta Pertamina untuk menangani permasalahan ketimpangan harga, sehingga masyarakat di pelosok mendapatkan harga yang seadil-adilnya tanpa merasa dibeda-bedakan di setiap wilayah. BBM Satu Harga tak Berlaku Bagi Operator SPBU Asing | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral IGN Wiratmaja Pudja mengatakan rencana pemerintah menetapkan BBM satu harga tidak berlaku bagi SPBU yang dikelola pihak asing. Ini dikarenakan SPBU asing tidak menjual BBM jenis penugasan dan yang terkena subsidi. Ia menjelaskan, kebijakan ini hanya berlaku untuk perusahaan nasional dalam hal ini Pertamina selaku operator SPBU lokal. Jenis BBM terkena harga sama yakni gasolin RON 88 atau bensin Premium dan solar bersubsidi yang diproduksi Pertamina. Wirat mengatakan sesuai regulasi, hal itu sudah berlaku sejak 2014 lalu yakni tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014. Perbedaan harga, kata Wirat, terjadi di tingkat pengecer di daerah yang belum ada SPBU. Karena itu Pemerintah, akan menugaskan Pertamina membangun SPBU di daerah terpencil pada 2017 dengan dana APBN sebesar Rp 54 miliar. "Asing kan tidak menjual penugasan dan tidak menjual yang disubsidi. Asing belum kena Perpres (Nomor 191 Tahun 2014) itu," kata Wirat di Gedung Migas, Jakarta, Senin (24/10). Operator asing hanya beroperasi di Pulau Jawa dan hanya menyalurkan BBM nonpenugasan dengan harga pasar. Sejumlah pengelola SPBU asing di antaranya Total, Shell, AKR, dan Petronas. Sebelumnya Menteri ESDM, Ignasius Jonan mewajibkan perusahaan nasional dan asing menjual BBM dengan harga seragam di seluruh tanah air. Karena perusahaan asing tidak menjual BBM penugasan dan subsidi, maka kebijakan yang sesuai instruksi Presiden Joko Widodo ini dalam praktiknya berlaku bagi operator lokal. Pertamina Siap Hadirkan BBM Murah di Pelosok | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang Awalnya pemerintah memasuk dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2017. Namun setelah PT Pertamina menyanggupi mewujudkan rencana tersebut menggunakan kas internal BUMN migas tersebut. Wiratmaja menambahkan, sampai saat ini banyak wilayah yang memang tidak memiliki Agen Premium Minyak Solar (APMS) dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Akibatnya, masyarakat membeli BBM dengan harga mahal dari pengecer. "Memang ada daerah sangat terpencil dan sulit dijangkau transportasi. Jadi jualnya tidak resmi," ujar dia. Menteri ESDM Ignasius Jonan sebelumnya mengatakan bakal menyiapkan payung hukum untuk mendorong kebijakan BBM satu harga. Rencana itu disiapkan lantaran masyarakat di daerah terpencil mengeluh akibat banderol harga BBM yang kelewat mahal. Pemerintah menyebutkan, PT Pertamina menyanggupi untuk membangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di wilayah terpencil mulai tahun 2017. "Kita punya usulan 2017 dengan dana US$54 miliar untuk SPBU. Pertamina mengatakan bahwa dari US$54 miliar itu akan dibangun sendiri oleh Pertamina," ucap Dirjen Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmaja Puja di Jakarta, Senin (24/10/2016). Maraknya penjualan BBM yang tidak resmi di wilayah terpencil karena sulit dijangkau transportasi. Di samping itu, Pertamina dan rekanan swasta SPBU juga masih enggan masuk ke wilayah terpencil dengan berbagai alasan, baik itu keekonomian dan masalah volume permintaan yang masih kecil. Dia melanjutkan, rencana itu, akan fokus pada wilayah yang memang belum ada APMS dan SPBU, seperti di Kabupaten Wamena, Provinsi Papua, dan Krayan Kalimantan Utara. "Mekanismenya sedang disusun peraturan menteri. Prinsipnya gini, ini arahan presiden yang luar biasa. BBM satu harga dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai pulau Rote," tutur Jonan," tutur dia. Rifanfinancindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|