Dolar Amerika Serikat (AS) kembali menghantam mata uang Rupiah | PT Rifan Financindo BerjangkaOleh karena itu menurutnya pemerintah harus mencari upaya untuk mendorong ekspor dalam neraca perdagangan. Caranya dengan memberikan stimulus kepada industri. "Keputusan melakukan perubahan suku bunga tidak harus dilakukan pada jadwal RDG yang telah ditetapkan. Bisa dilakukan sewaktu jika diperlukan. Lihat saja dari Rp 13.400 sampai Rp 14.00 dulu baru BI menaikkan suku bunganya. Begitu turun ke Rp 13.800 harusnya sudah bisa diantisipasi naikkan suku bunga," tuturnya. Meski begitu menurut Reza kondisi makro ekonomi Indonesia juga kurang mendukung. Badan Pusat Statistik (BPS) belum lama ini mengeluarkan data bahwa pada April 2018 terjadi defisit hingga US$ 1,63 miliar. "Itu yang juga dikhawatirkan pelaku pasar. Sementara di tempat lain terutama AS data ekonominya secara bertahap mulai membaik," tuturnya. Reza menilai seharusnya BI tidak menunda menaikkan suku bunga acuan hingga rupiah terkapar di level Rp 14.000. Menurutnya level Rp 13.800 harusnya sudah menjadi warning bagi BI. Dolar Amerika Serikat (AS) kembali menghantam mata uang Rupiah. Sore ini dolar AS telah menembus level Rp 14.200. Menurut Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada, kembali melemahnya rupiah menjadi bukti keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan BI 7 days repo rate menjadi 4,5 tidak ampuh. Keputusan itu diambil juga dianggap terlambat. "Naikannya suku bunga bukan satu obat yang mujarab untuk menolong rupiah. Apalagi kemarin kenaikan suku bunga terjadi setelah rupiah sudah tertekan cukup dalam. Jadi orang sudah under estimate dulu baru BI datang menaikkan suku bunga. Itu yang disayangkan keputusan BI menunda," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Senin (21/5/2018). Dolar AS Tembus Rp 14.175 | PT Rifan Financindo BerjangkaSebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kebijakan moneter di Amerika menjadi tantangan dalam menjaga stabilitas dan pergerakan nilai tukar, juga akan mempengaruhi pergerakan arus modal secara global. "Dengan mempertimbangkan perkembangan ini, rata-rata nilai tukar rupiah tahun 2019 diperkirakan berada dalam rentang Rp 13.700,00-14.000 per dolar AS," kata Sri Mulyani. Pada Kamis pekan lalu, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya atau BI 7 days repo rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5% dari sebelumnya 4,25%. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah kembali menguat. Dolar AS kini mengamuk dan berada di level Rp 14.175 pada pagi ini. Mengutip data Reuters, Senin (21/5/2018), dolar berada di level Rp 14.175. Ini adalah level tertinggi dalam beberapa hari terakhir di mana dolar terus mengalami fluktuasi, meski cenderung selalu berada di level tinggi. Sementara mengutip data JISDOR Bank Indonesia terakhir pada 18 Mei pekan lalu, nilai tukar dolar terhadap rupiah ada di level lebih rendah, yaitu Rp 14.107. ( Baca : BPK Ungkap Kredit Macet Tirta Amarta di Bank Mandiri Rp 1,8 T ) Dolar AS Naik Lagi, Pagi Ini Tembus Rp 14.175 | PT Rifan Financindo BerjangkaSementara itu, sentimen kenaikan suku bunga The Fed pada bulan Juni juga masih kuat. Pada hari Senin, beberapa negara Eropa beserta Kanada sedang memperingati hari libur nasional, sehingga pergerakan nilai mata uang berbagai negara akan dipengaruhi oleh pergerakan dolar AS. Sementara itu, sentimen dari dalam negeri diperkirakan masih minim. Secara teknikal, pada USDIDR daily chart masih terlihat pola bullish engulfing line candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan lanjutan bagi rupiah terhadap dolar AS. Adapun indikator stochastic dan RSI yang masih bergerak ke atas di area overbought. Dengan demikian, pelemahan rupiah terhadap dolar AS diharapkan hanya bersifat short term. Range rupiah hari ini diperkirakan di level Rp 14.090 hingga Rp 14.180. Mengutip data perdagangan Reuters, Senin (21/5), dolar AS dibuka di Rp 14.150. Dolar AS terus naik dan mencapai posisi tertingginya pagi ini di Rp 14.175. Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama dalam risetnya menyebutkan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih dianggap wajar sebab adanya kenaikan US Treasury Yields tenor 10 tahun dengan level tertinggi selama 7 tahun terakhir, yakni pada 3,12%, membuat mata uang dolar AS lebih cenderung terapresiasi terhadap berbagai instrumen mata uang lainnya. Dolar Amerika Serikat (AS) kembali menekan rupiah. Mata uang Paman Sam tersebut masih bertengger di level Rp 14.100. Rifan Financindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|