Pertamina minta agar Patra Niaga menyelesaikan sengketa dengan buruh | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa Ratusan sopir tangki BBM Pertamina Patra Niaga, yang tergabung dalam Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia, menggelar unjuk rasa di depan pintu tiga depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, hari ini, Selasa 1 November 2016. Mereka menuntut perbaikan kondisi kerja dan agar diangkat sebagai karyawan tetap. Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Wianda Pusponegoro menyatakan, Pertamina telah menurunkan satuan tugas dan mobil-mobil tangki tetap beroperasi melakukan distribusi ke 119 terminal BBM. Pihak PT Pertamina memastikan distribusi bahan bakar minyak tidak akan terganggu oleh aksi mogok kerja yang dilakukan ratusan sopir truk tangki tersebut. Pertamina menyatakan berkomitmen memberikan pelayanan maksimal penyediaan BBM kepada masyarakat. Wianda mengimbau para sopir menyuarakan aspirasi mereka secara tertib dan tidak melakukan aksi provokatif untuk membuat resah masyarakat. Dia juga mengharapkan, Pertamina Patra Niaga dapat menyelesaikan sengketa dengan para pekerjanya. "Kami jangan dihalangi melakukan tugas kami dalam melakukan distribusi BBM dan memberikan pelayanan maksimal. Kami tetap mendistribusi BBM secara maksimal, semua stok BBM untuk Jabodetabek dalam keadaan aman," katanya Sebagai diketahui, para sopir tangki menuntut perbaikan kondisi kerja dan menuntut Patra Niaga menaati Undang-undang Tenaga Kerja. Anak perusahaan PT Pertamina itu selama ini tidak memberikan upah lembur sejak 2007 pada buruh yang bekerja lebih 40 jam seminggu. "Kami tetap fasilitasi, silakan diselesaikan. Kami sebagai induk perusahaan meminta kepada Patra Niaga untuk mencari solusi kedua belah pihak. Silakan aspirasi disampaikan dengan tertib dan jangan mengganggu distribusi BBM," ujarnya. Para sopir juga terpaksa bekerja lebih dari 12 jam sehari membawa bahan bakar. Akibatnya, banyak sopir mengalami kelelahan kerja sehingga membahayakan nyawa sopir. Dilaporkan empat orang pekerja meninggal dalam setahun terakhir. “Rapelan upah yang bisa dituntut sejak tahun 2011 bulan September, ada Rp160 miliar," ujar Ketua Komisariat Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia Patra Niaga, Nuratmo. Tuntut Negosiasi, Awak Mobil Tangki Pertamina Unjuk Rasa | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa Para pekerja tersebut menuntut agar pihak manajemen dari PT Pertamina Patra Niaga mau berdiskusi dan bernegosiasi dengan para awak mobil tangki (AMT) yang sudah bekerja mengabdi mendistribusikan Bahan Bakar Minyak (BBM) selama kurun waktu di atas 10 tahun. Ketua Komisariat SBTPI - FBTPI (Serikat & Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia) PT Pertamina Patra Niaga, Nuratmo, mengatakan aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para awak mobil tangki tersebut sebagai bentuk wujud kekecewaan mereka dengan pihak manajemen. Ratusan awak mobil tangki PT Pertamina Patra Niaga melakukan aksi unjuk rasa atau demonstrasi di pintu masuk III Depo Terminal BBM Pertamina Plumpang, Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Koja, Jakarta Utara pada Selasa (1/11). "Kami sudah melakukan berbagai upaya dan komunikasi dengan pihak manajemen selama beberapa bulan terakhir. Namun karena tidak ada respons positif dengan tuntutan kami. Pada akhirnya kami memilih untuk melakukan aksi unjuk rasa," ujar Nuratmo, Selasa (1/11) siang kepada Suara Pembaruan di Pintu III Depot TBBM Plumpang. Apabila pihak manajemen dari PT Pertamina Patra Niaga tidak merespons tuntutan para AMT, mereka akan terus melakukan aksi unjuk rasa hingga beberapa hari ke depan sampai pihak manajemen mau menanggapi tuntutan mereka. "Kami mohon maaf sebelumnya kepada masyarakat sebagai konsumen penerima BBM di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang mungkin akan terdampak dengan aksi mogok kerja kami hari ini. Harapan kami agar pihak manajemen mendengarkan tuntutan dan aspirasi kami," tuturnya. Ia mengaku sudah mengimbau para AMT untuk melakukan aksinya secara damai. Mereka diminta melakukan aksi mogok kerja hingga sore hari nanti saat semua kru AMT I (sopir) dan AMT II (kenek) tidak beroperasi. Sementara itu, Ketua Umum Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI), Ilhamsyah, mengaku sudah memperjuangkan aspirasi AMT dengan menyampaikan hal tersebut ke Mabes Polri, Kementerian Ketenagakerjaan, dan Transmigrasi, serta instansi terkait lainnya. "Uang performa dan uang lembur adalah dua hal yang berbeda, kebanyakan awak di sini bekerja di atas delapan jam kerja yang sudah ditentukan. Namun kenyataannya mereka sudah bekerja di atas 12 jam. Sudah jam kerjanya melebihi yang ditentukan, kesejahteraan mereka juga kurang diperhatikan," tandasnya. Ia melihat hubungan status kerja dengan menggunakan pihak ketiga atau outsourcing tidak sejalan dengan rekomendasi dari DPR. Rekomendasi itu menyebutkan para pekerja di lini usaha inti sebaiknya tidak berstatus tenaga alih daya atau kontrak. "Apa yang diharapkan oleh teman-teman pekerja itu adalah normatif sesuai UU Ketenagakerjaan. Para awak ingin agar mereka diperlakukan sesuai dengan pekerjaan yang sudah mereka lakukan selama ini," ujar Ilhamsyah. 1.000 Sopir Truk Tangki Pertamina Begadang di Depot Plumpang | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa Ketua Komisaris Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTI) Pertamina Patra Niaga Nuratmo mengatakan, aksi ini berjalan sesuai rencana awal. Di mana aksi ini dilakukan guna menyampaikan tujuh tuntutan AMT Pertamina Patra Niaga. Dia menerangkan, 1.000 AMT sedari pukul 07.00 WIB sudah menyampaikan beragam aspirasi. Aksi ini pun akan berjalan hinga pukul 17.00 WIB nanti. Hari ini, sekira 1.000 Awak Mobil Tangki (AMT) PT Pertamina Patra Niaga Depot Plumpang sudah mulai melakukan aksi mogok kerja. Aksi ini sendiri sudah dilakukan sedari pukul 00.00 WIB dan akan berlangsung hingga Senin 7 November 2016 mendatang. "Sudah berjalan aksi mogok kerjanya dari semalam pukul 00.00 WIB. Semua anggota turun, ada 1.000 AMT. Kami semua di depan Depot Plumpang sekarang," ucapnya kepada Okezone di Jakarta, Selasa (1/11/2016). "Nanti sampai sore jam 5 istirahat di tenda-tenda pemondokan yang telah disediakan dan kita akan bermalam di sini. Saat ini sekarang teman-teman AMT masih menyampaikan orasi-orasi," tuturnya Dia melanjutkan, untuk melancarkan aksi penyampaian aspirasi ini, telah dibangun pula beberapa tenda pemondokan untuk 1.000 AMT agar bisa beristirahat. Mereka akan bermalam di tempat ini hingga Senin 7 November 2016 mendatang. Sebagai informasi, berikut tujuh tuntutan yang disampaikan oleh AMT Pertamina Patra Niaga: 1. Angkat seluruh pekerja di lingkungan kerja PT Pertamina Patra Niaga Depot Plumpang sebagai karyawan tetap; 2. Bayar upah lembur pada saat AMT I dan AMT II ditugaskan sebagai SATGAS (ditugaskan tetap bekerja/melayani pasokan BBM sekalipun pada Hari Raya Keagamaan untuk umat muslim); 3. Bayar upah lembur atas kelebihan jam kerja sejak Oktober Tahun 2011 hingga September 2016; 4. Terapkan waktu kerja tujuh jam kerja sehari atau 40 jam kerja dalam seminggu; 5. Pekerjaan seluruh pekerja (Krani Cs dan Crew AMT) yang sudah diputuskan hubungan kerjanya (PHK) secara sepihak. 6. Stop intimidasi dalam bentuk apapun; 7. Bayarkan uang migas yang sudah tidak diberikan oleh PT Patra Niaga sejak tahun 2011 kepada pekerja (crew AMT I & II, OB dan dispet); Rifan Financindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|