Langkah fundamental kurangi ketimpangan dan ciptakan lapangan kerja | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengklaim, dua tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan negara, di tengah pelemahan ekonomi dunia. Pasalnya, menurut Darmin, Jokowi-JK mampu membawa Indonesia merangkak keluar dari buruknya pertumbuhan ekonomi dalam empat tahun terakhir melalui reformasi kebijakan yang diimplementasikan dengan paket deregulasi kebijakan ekonomi. "Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla (JK) sudah melakukan sesuatu yang pas dan dibutuhkan bangsa ini. Pertumbuhan tidak jelek, stabilitas bagus, ketimpangan membaik," ungkap Darmin, Selasa (25/10). Hasilnya, Darmin memastikan, reformasi kebijakan yang diterapkan pemerintah mampu membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia tak terseret arus pelemahan ekonomi global. "Empat tahun terakhir, ekonomi dunia benar-benar sakit. Negara-negara maju sedemikian rupa melakukan kebijakan yang bahkan tidak lumrah untuk keluar dari pertumbuhan ekonomi dan perdagangan internasional yang melambat," jelas Darmin. Darmin mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,04 persen secara kumulatif pada semester I 2016 cukup baik dan setara dengan manuver yang berhasil dilakukan Filipina dan Vietnam, yang disebutnya juga mampu bertahan. Meski demikian, ia mengakui kinerja perdagangan Indonesia masih buruk seiring dengan penurunan ekspor yang juga menyusutkan neraca perdagangan akibat lesunya permintaan global. Ia menyebut, perdagangan yang menurun diakali pemerintah dengan menggenjot konsumsi masyarakat, investasi, dan pengeluaran pemerintah. Indonesia bahkan, disebut Darmin, berhasil lebih baik bila dibandingkan Brazil, Rusia, Afrika Selatan, dan Turki yang mengalami pelemahan dan berada di ambang jurang krisis akibat masalah internal masing-masing negara. Namun, Darmin memastikan, Jokowi-JK lagi-lagi berhasil memutar otak untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan dapat menyentuh angka 5,2 persen di akhir tahun. "Sehingga kalau ekspor impor bermasalah tinggal tiga hal yang lain yang bisa diandalkan dan Indonesia relatif bisa. Sampai hari ini pengeluaran konsumsi walau sedikit naik turun, dia tetap menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi kita, juga dengan investasi yang kita tingkatkan," sebut Darmin. Namun begitu, Darmin mengakui, pemerintah belum bisa memperbesar porsi pengeluaran pemerintah karena belum cukup mampu memaksimalkan penerimaan negara untuk belanja negara. Adapun untuk menggenjot investasi, pemerintah melakukan sejumlah percepatan bahkan pemangkasan regulasi investasi yang sebelumnya dinilai menghambat. Sementara untuk investasi, guna mengejar pertumbuhan ekonomi, pemerintah giat mengayuh roda investasi agar terus melaju dan berhasil menyentuh target investasi di akhir tahun mencapai Rp594 triliun. Menko Darmin: RI Berhasil Keluar dari Pusaran Ekonomi Global | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mengklaim bahwa berbagai kebijakan yang dikeluarkan selama dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK) telah membuahkan hasil. Saat ini, menurutnya Indonesia telah mampu keluar dari pusaran perlambatan ekonomi global. "Kebijakan yang tidak lumrah itu bisa menolong bagi negara tertentu yang lebih dulu menjalankan kebijakan itu dan bisa merugikan atau tidak menolong banyak negara lain," katanya dalam konferensi pers Dua Tahun Jokowi-JK di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (25/10/2016). Dia memaparkan, tiga hingga lima tahun terakhir kondisi perekonomian global benar-benar dalam kondisi yang tidak sehat. Melihat kondisi tersebut, Darmin mengatakan banyak negara maju yang mengeluarkan kebijakan tidak lumrah dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara berkembang. "Tapi pasti tidak semua bisa berhasil untuk mencari jalan agar tidak ditarik oleh putaran yang sedang terjadi," imbuh dia. Lanjut dia menerangkan, banyak negara yang terpengaruh pada perkembangan yang terjadi di perekonomian global tersebut. Sehingga setiap negara harus mengambil langkah yang tepat sehingga tidak terseret terlalu jauh pada perlambatan ekonomi dunia. "Bahkan kalau Rusia dan Brazil itu benar-benar sudah masuk ke area negatif pertumbuhannya, dan Afrika Selatan sudah d iambang kesulitan yang lebih besar dari sekadar perlambatan. Turki memang kebetulan juga ada persoalan politik sehingga kesulitan agak susah dibanding negara lain," tandasnya. Di ASEAN, sambung mantan Dirjen Pajak ini, Indonesia menjadi salah satu negara yang tidak terseret terlalu dalam pada pusaran perlambatan ekonomi dunia, selain Filipina dan Vietnam. Bahkan, perekonomian Indonesia masih jauh lebih baik dibanding dengan Brazil, Rusia, Afrika Selatan, ataupun Turki. Cara Jokowi-JK Jauhkan RI dari Keterpurukan | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya Kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai telah berhasil melakukan langkah-langkah kebijakan yang bersifat fundamental, dalam merespons perlambatan ekonomi dunia, yang berpotensi memengaruhi ekonomi nasional. "Saya selalu katakan, Indonesia sangat ketinggalan dan telat dalam pembangunan. Namun, harus digaris bawahi, pemerintahan Jokowi-JK yang ambil langkah di situasi ekonomi dunia yang melambat," ungkap Darmin. Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam sosialiasi pencapaian dua tahun kinerja pemerintahan Jokowi-JK di Gedung Bina Graha, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 25 Oktober 2016. Langkah fundamental pertama, yakni dengan penghapusan subsidi. Darmin menjelaskan, di awal kepemimpinan Presiden Jokowi dengan tegas memangkas pengeluaran subsidi, untuk dialihkan kepada sektor-sektor produktif untuk menopang pertumbuhan. Sementara itu, yang kedua, lanjut Darmin, adalah dengan menggeliatkan pembangunan infrastruktur. Menurut dia, tujuan utama pemerintah dengan pembangunan infrastruktur, adalah untuk mengurangi ketimpangan. "Itu titik awal reformasi struktural. Di mana, pengeluaran didorong ke pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Ini tujuan utama dari reformasi fiskal kita," katanya. "Gini ratio lebih jelas arahnya menurun. Keuntungan lainnya dari pembangunan infrastruktur adalah non tradable goods. Bangun infrastruktur itu juga sekaligus bangun investasi, sebagai penggerak ekonomi," ungkapnya. Implikasinya, pembangunan infrastruktur yang sangat gencar dilakukan dapat mendorong tumbuhnya sektor-sektor perekonomian lainnya. Sehingga, pertumbuhan ekonomi pun bisa bergeliat dan menyerap banyak lapangan kerja. Rifanfinancindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|