Pabrik polyethylene baru berskala dunia dibangun di Banten | PT Rifan Financindo Berjangka Pabrik PE baru ini menurut Suryandi akan meningkatkan sumber pasokan domestik produk Polyethylene yang tidak mencukupi permintaan pasar PE Indonesia, diperkirakan mencapai 1,4 juta TPA, dan terus berkembang seiring dengan PDB Indonesia. "Selain itu, pabrik PE baru akan memperluas rekam jejak petrokimia CAP dan memberikan kontribusi lebih lanjut terhadap pertumbuhan Indonesia." tutup Suryandi. Sekadar informasi, CAP, anak perusahaan PT Barito Pacific Tbk sebagai pemegang saham mayoritas, merupakan perusahaan petrokimia Indonesia terintegrasi yang memproduksi olefins dan polyolefins. CAP menggabungkan teknologi dan fasilitas penunjang di Cilegon dan Serang, Provinsi Banten. Perseroan merupakan produsen yang mengoperasikan Naphtha Cracker, dan juga produsen domestik styrene monomer dan Butadiene. CAP menghasilkan bahan baku plastik dan kimia yang digunakan untuk produk kemasan, pipa, otomotif, elektronik. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Univation Technologies LLC yang berlokasi di Amerika Serikat untuk memakai UNIPOLTM PE Process. Kerja sama tersebut untuk membangun pabrik polyethylene baru berskala dunia dengan kapasitas sebesar 400 KTA yang terletak di komplek Naphtha Cracker yang terintegrasi di Cilegon, Banten. Suryandi mengatakan, saat ini CAP mengoperasikan pabrik polyethylene di Cilegon dengan kapasitas total sebesar 336KTA dimana salah satu train produksi berkapasitas 200KTA menggunakan teknologi UNIPOL™ PE berlisensi univation technologies untuk menghasilkan resin LLDPE dan HDPE. Aplikasi produk dari LLDPE dan HDPE diantaranya sebagai blown film, karung beras, mainan, tutup botol, kantong belanja, perkakas rumah tangga, tali tambang, terpal, pipa, kotak kontainer dan lainnya. Pasca selesainya ekspansi Naphtha Cracker sebesar 43 persen menjadi 860KTA dan sejalan dengan strategi integrasi secara vertikal, CAP telah mengkaji berbagai teknologi PE dan pada akhirnya memilih univation technologies untuk pabrik baru guna memberi nilai tambah atas kelebihan produksi ethylene yang kini hanya dialokasikan kepada pelanggan retail. Perjanjian tersebut meliputi paket desain proses, termasuk lisensi, untuk memproduksi linear low density polyethylene (LLDPE), high density polyethylene (HDPE) dan metallocene LLDPE (mLLDPE). "Komitmen ini merupakan tonggak sejarah penting dalam rencana strategis CAP untuk membangun pabrik PE dengan keputusan akhir investasi yang diharapkan pada pertengahan 2017 dan saat ini CAP tengah melakukan process design package (PDP)," ujar Direktur CAP, Suryandi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/9/2016). Chandra Asri ingin jadi raja polietilena | PT Rifan Financindo Berjangka Chandra Asri akan membikin pabrik PE berkapasitas produksi 400.000 ton per tahun. Mereka bakal menyematkan teknologi Unipol PE Process milik perusahaan asal Amerika Serikat, Univation Technologies LLC. Suryandi, Human Resources and Corporate Administration PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, menjelaskan, pabrik PE tersebut mengolah etilena menjadi linear low density polyethylene (LLDPE), high density polyethylene (HDPE) dan metallocene LLDPE. Sejauh ini, Chandra Asri biasanya menjual kelebihan etilena mereka ke pelanggan ritel. Pasca pabrik PE beroperasi, Chandra Asri akan menghentikan penjualan ritel ethylene. "Tiga tahun lagi kami akan setop penjualan ethylene ke Lotte Chemical Titan dan Asahimas Chemical. Kami akan gunakan etilena untuk produksi sendiri," terang Suryandi saat ditemui KONTAN di kantornya, Rabu (14/9). Dasar optimisme Chandra Asri adalah harga minyak dunia yang turun berimbas positif pada harga naphtha. Pada semester I-2016, harga naphtha US$ 400 per ton. Harga itu susut US$ 150 per ton ketimbang semester I-2015 sebesar US$ 550 per ton. Perlu diketahui, Chandra Asri butuh naphtha untuk membikin naphtha cracker. Belanja naphtha berkontribusi 80%-85% terhadap biaya produksi naphtha cracker. Penurunan harga naphtha otomatis menekan biaya impor naphtha Chandra Asri. Apalagi kebutuhan naphtha tahun ini tak sedikit, yakni sebanyak 2,4 juta ton. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk berambisi mendekap 50% pangsa pasar polietilena (PE) tanah air. Untuk itu, mereka akan membangun pabrik PE anyar di Cilegon, Banten, pada pertengahan tahun 2017. Walaupun jadwal masih tahun depan, Chandra Asri sudah sibuk melakukan process design package (PDP). Mereka memperkirakan, proses PDP hingga pembangunan pabrik memakan waktu dua tahun hingga 2,5 tahun. Dengan begitu, target operasional pabrik adalah 2019. Yang pasti, Chandra Asri mengaku pilihan ekspansinya penuh pertimbangan. Perusahaan berkode TPIA di Bursa Efek Indonesia ini memperkirakan, kebutuhan PE dalam negeri 1,4 juta ton per tahun. Adapun mereka mengklaim menguasai 25% pangsa pasar. Selebihnya, perusahaan dalam negeri lainnya mengempit 32% dan produk PE impor mendekap 43%. Target dua kali lipat Chandra Asri yakin, kebutuhan PE dalam negeri akan meningkat seiring dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia. "Tiga tahun ke depan, kami targetkan pangsa pasar jadi 50% dengan perkiraan peningkatan permintaan dalam setahun 7%-8%," kata Suryandi. Selain pabrik PE, Chandra Asri akan menghadirkan pabrik synthetic butadiene rubber bersama dengan Michelin. Mereka menargetkan mulai membangun pabrik pada kuartal I-2018. Sejalan dengan agresivitas menambah pabrik, Chandra Asri yakin pertumbuhan kinerja 2016 tak kalah agresif. Mereka yakin bisa melanjutkan rekor pertumbuhan laba bersih lebih dari 600% pada semester I-2016. Chandra Asri menargetkan capaian semester II-2016 bisa dua kali lipat capaian semester I-2016. "Kami targetkan pendapatan sampai akhir tahun mencapai US$ 1,7 miliar dan laba bersih di atas US$ 200 juta," kata Suryandi. Chandra Asri Tunjuk Unipoltm Bangun Pabrik Polyethylene | PT Rifan Financindo Berjangka Pabrik PE baru ini, akan meningkatkan sumber pasokan produk Polyethylene domestik yang diperkirakan permintaannya mencapai 1,4 juta TPA, dan terus berkembang seiring dengan PDB Indonesia. Selain itu, pabrik PE baru akan memperluas rekam jejak petrokimia Chandra Asri dan memberikan kontribusi lebih lanjut terhadap pertumbuhan Indonesia. Pasca selesainya ekspansi Naphtha Cracker sebesar 43% menjadi 860KTA dan sejalan dengan strategi integrasi secara vertikal, Chandra Asri telah mengkaji berbagai teknologi PE, dan pada akhirnya memilih Univation Technologies untuk pabrik baru. Hal ini dilakukan guna memberi nilai tambah atas kelebihan/surplus produksi Ethylene yang kini hanya dialokasikan kepada pelanggan retail. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) memutuskan untuk menggunakan jasa Unipoltm PE Process untuk membangun pabrik Polyethylene di komplek Naphtha Cracker Perseroan yang terintegrasi di Cilegon, Banten. Saat ini, Chandra Asri mengoperasikan pabrik Polyethylene di Cilegon dengan kapasitas total sebesar 336KTA, dimana salah satu train produksi berkapasitas 200KTA menggunakan teknologi Unipoltm PE berlisensi Univation Technologies untuk menghasilkan resin LLDPE dan HDPE. Aplikasi produk dari LLDPE dan HDPE diantaranya sebagai blown film, karung beras, mainan, tutup botol, kantong belanja, perkakas rumah tangga, tali tambang, terpal, pipa, dan kotak kontainer. Manajemen Chandra Asri dalam keterangan resminya, Rabu (14/9) mengungkapkan, pihaknya telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Univation Technologies, LLC, berlokasi di Amerika Serikat untuk memakai Unipoltm untuk membangun pabrik baru berkapasitas 400KTA. Perjanjian tersebut meliputi paket desain proses, termasuk lisensi, untuk memproduksi Linear Low Density Polyethylene (LLDPE), High Density Polyethylene (HDPE) dan Metallocene LLDPE (mLLDPE). Chandra Asri sekarang masih dalam tahap melakukan process design package (PDP). PT Rifan Financindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|