BI menyiapkan pasokan uang tunai | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang BandungDeputi Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Yudi Harymukti memprediksi, potensi penarikan dana dari bank sebesar Rp 88 triliun hingga Rp 94 triliun pada akhir tahun ini. Untuk mengatasi lonjakan kebutuhan, BI menyiapkan pasokan uang tunai Rp 85,6 triliun. Bank Indonesia (BI) memperkirakan tahun ini terjadi lonjakan kebutuhan uang tunai 3–10 persen bila dibandingkan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru 2015. Total kebutuhan diperkirakan Rp 94 triliun. Dalam sepuluh tahun terakhir, peningkatan kebutuhan uang tunai menjelang akhir tahun 12,8 persen. Namun, tahun ini hanya 3–10 persen. ’’Masyarakat semakin mengenal dan semakin banyak melakukan transaksi nontunai. Jadi, itu cukup mengurangi kebutuhan uang tunai,’’ ujarnya. Kenaikan permintaan diprediksi terjadi karena libur dan cuti bersama pada akhir tahun ini lebih panjang daripada tahun lalu. Jika pada 2015 hanya tujuh hari, libur dan cuti bersama pada tahun ini sampai sembilan hari. Itu membuat kebutuhan uang juga meningkat. Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk Rohan Hafas mengakui, pihaknya telah mempersiapkan dana tunai untuk Natal dan tahun baru sebesar Rp 11,5 triliun. Artinya, naik 20 persen daripada tahun lalu. Kenaikan itu memperhitungkan faktor inflasi dan proyeksi kenaikan kebutuhan nasabah dari tahun sebelumnya. Meski demikian, kenaikan kebutuhan uang tunai masih akan terjadi seiring diluncurkannya mata uang baru tahun emisi 2016. Masyarakat masih memiliki animo yang besar untuk memiliki uang baru. Layanan penukaran uang lama dengan uang baru pun sangat diminati hingga hari ini. Dari jumlah tersebut, 75 persen dialokasikan untuk kebutuhan ATM. Sisanya untuk memenuhi kebutuhan di kantor cabang. Sekitar 60 persen dana didistribusikan di Jabodetabek. Selain itu, kebutuhan uang tunai dalam jumlah besar diprediksi terjadi di Surabaya, Bandung, Medan, Pekanbaru, dan Palembang. Kecuali hari Natal dan tahun baru, seluruh jaringan Bank Mandiri yang mencapai 2.505 kantor cabang akan tetap beroperasi normal, pada hari kerja hingga akhir tahun 2016. Pada cuti bersama, tepatnya 26 Desember 2016, sebanyak 198 kantor cabang akan beroperasi secara bergiliran untuk memberikan layanan perbankan terbatas serta menerima pembayaran delivery order dari SPBU milik Pertamina. ’’Kami juga menyiapkan pasokan dana Rp 800 miliar per hari untuk mengisi mesin ATM sejak sepekan sebelum Natal. Jumlah itu naik sekitar 20 persen dari rata-rata harian pasokan dana ATM di tahun lalu,’’ jelas Rohan. BI : Kebutuhan Uang di Natal & Akhir Tahun Cukup | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung Deputi Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI Yudi Harymukti mengatakan secara umum uang yang diedarkan pada akhir tahun itu lebih rendah 2%-3% dari momen Lebaran tahun ini yang mencapai Rp642 triliun. -Bank Indonesia memastikan pemenuhan kebutuhan uang pada Natal dan akhir tahun ini akan mencukupi dengan tingkat kenaikan uang yang beredar pada kisaran 6,0%-7,5% dibandingkan akhir tahun lalu. Proyeksi total uang yang diedarkan pada Natal dan akhir tahun 2016 mencapai Rp620 triliun-Rp630 triliun. Sementara itu, realisasi outflow pada 2015 sebesar Rp85,6 triliun. Proyeksi kenaikan outflow tersebut dipengaruhi oleh realisasi anggaran pemerintah/pemda/swasta, jumlah hari libur yang lebih banyak dibandingkan tahun 2015, pengeluaran uang baru tahun emisi 2016, serta penambahan titik dan frekuensi penukaran baik yang dilakukan oleh Bank Indonesia maupun bekerjasama dengan perbankan. "Tapi BI juga terus mendorong transaksi menggunakan agara masyarakat melakukan transaksi nontunai karena lebih efisien dan aman," ucapnya. Sementara itu, dari total proyeksi uang yang beredar di akhir tahun, sebanyak Rp88 triliun-Rp94 triliun merupakan kebutuhan uang yang diperkirakan ditarik perbankan dan masyarakat dalam periode Natal dan akhir tahun (outflow). "Untuk uang yang diedarkan ada peningkatan 15 tahun terakhir sebesar 14,4%, meskipun peningkatannya cenderung menurun. Di 2016 peningkatannya (outflow) 10%, tapi secara rata-rata masih tumbuh positif 14,4% per tahun," katanya, di Jakarta, Rabu (21/12/2016). Yudi menuturkan jumlah outflow pada Desember 2016 di seluruh wilayah satuan kerja kas juga cenderung mengalami peningkatan. Jumlah perkiraan outflow tertinggi masih terdapat di kantor pusat BI (Jabodetabek) dengan pangsa 28%, Jawa non-Jabodetabek pangsanya 24%, dan pangsa Sumatra sekitar 10%. Secara khusus, dia mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan yang jelang Natal dan akhir tahun karena bank sentral telah memastikan jumlah total dan jumlah per pecahan sangat mencukupi. Selain itu, perbankan juga diminta untuk menjaga ketersediaan uang tunai di seluruh mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Otoritas moneter juga menyiapkan strategi pemenuhan kebutuhan uang kartal periode Natal dan akhir tahun di wilayah terpencil dan perbatasan dengan menyiapkan 22 kas titipan yang tersebar di seluruh pulau. Waspada Peredaran Uang Palsu Saat Natal dan Tahun Baru | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung Bank Indonesia (BI) mencatat ada penurunan peredaran uang palsu beberapa tahun belakangan. Deputi Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Yudi Harymukti mengatakan, pada 2015, di setiap satu juta lembar uang yang beredar (UYD), ada 21 lembar uang palsu. Namun demikian, otoritas moneter itu tetap mengimbau masyarakat untuk waspada karena banyak pihak tidak bertanggungjawab yang suka ambil untung di momen-momen besar seperti Lebaran dan Natal. Yudi mengatakan, peredaran uang palsu memang cenderung turun. "Tetapi kami di BI, dan yang berkepentingan dengan uang palsu seperti BIN, Kemenkeu, Kejagung, Kapolri tetap melakukan upaya antisipasi dan preventif untuk sosialiasi ke masyarakat agar tidak dirugikan dengan uang palsu yang beredar," kata Yudi, Rabu (21/12/2016). Tetapi per November 2016 ini, angkanya turun menjadi 11 lembar uang palsu per satu juta lembar UYD. Rata-rata uang yang beredar dalam kurun waktu 15 tahun terakhir ini meningkat sebesar 14,4 persen per tahun. Meskipun, kata Yudi, dalam beberapa tahun pertumbuhan UYD tersebut cenderung melambat. BI, kata Yudi memperkirakan, jumlah uang yang beredar di masyarakat hingga akhir tahun mencapai kisaran Rp 620 triliun hingga Rp 630 triliun, atau meningkat 6 persen hingga 7,5 persen dibandingkan akhir tahun 2015 yang sebesar Rp 586,7 triliun. Rifanfinancindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|