Pangsa keuangan syariah masih di bawah 5 persen | PT Rifan Financindo Berjangka PusatDeputi Gubernur BI, Hendar, menyebut beberapa hal yang menjadi sebab rendahnya literasi keuangan syariah di Indonesia. Salah satunya pengetahuan dan pemahaman masyarakat masih rendah terhadap produk dan akad keuangan syariah karena banyak menggunakan istilah-istilah dalam Bahasa Arab. Bank Indonesia (BI) menyebut rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai keuangan syariah disebabkan banyak penggunaan istilah asing. Bank sentral menilai masyarakat lebih mengenal tokoh animasi Jepang, Pokemon, dibanding istilah syariah. "Artinya kalau kita menggunakan istilah-istilah dalam Bahasa Arab itu nanti harus juga sosialisasikan padanannya dalam Bahasa Indonesia, sehingga itu mudah dipahami. Tentu tidak bisa kita eliminir sama sekali," ujar Hendar. "Di masyarakat kita, istilah syariah masih kalah populer dibanding istilah Pokemon," ujar Kepala Departemen Riset Kebangsentralan BI, Darsono, dalam acara Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) di Grand City, Surabaya, Rabu (26/10). Penyebab lain, dia menambahkan, adalah keterbatasan sumber daya manusia memahami keuangan syariah, serta masih terbatasnya sarana edukasi keuangan syariah. "Di sinilah dibutuhkan sumber-sumber edukasi keuangan syariah yang inspiratif dan implementatif khususnya di Indonesia," katanya. Oleh sebab itu, BI mengapresiasi pada universitas yang membuka departemen atau jurusan ekonomi syariah di bawah departemen ekonomi mereka. "Di Indonesia baru Unair yang pertama," kata Hendar menegaskan. "Di sisi lain, sangat terbuka kemungkinan sumber daya manusia keluar dari sektor keuangan syariah jika ternyata tidak bisa memberikan jaminan serta prospek seperti keuangan konvensional yang telah mapan," tukasnya. Keuangan syariah di Indonesia, Hendar menambahkan, juga masih berada pada tahap awal. Pangsa keuangan syariah yang masih di bawah 5 persen terhadap total aset perbankan mengindikasikan belum banyak sumber daya manusia terbaik di bidang keuangan yang tertarik untuk masuk. BI Gunakan Istilah Indonesia Dalam Keuangan Syariah | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat "Banyak hal yang menyebabkan rendahnya literasi keuangan syariah, antara lain pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap produk dan akad keuangan syariah. Hal itu karena banyak menggunakan istilah-istilah arab,"ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Hendar saat peluncuran dan bedah buku "Dinamika Produk dan Akad Keuangan Syariah di Indonesia". Bedah buku tersebut merupakan rangkaian Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Surabaya, Rabu, 26 Oktober 2016. Dia menambahkan, buku ini menggambarkan dinamika produk dan akad yang digunakan oleh industri syariah pada semua sektor dengan beragam jenisnya. Dinamika tersebut akan dipaparkan secara lengkap dimulai dengan analisa sebab akibat, landasan hukum, baik berupa ketentuan dari regulator maupun fatwa dari otoritas fatwa, dan latar belakang penerapannya. Bank Indonesia berencana untuk memberikan istilah atau produk perbankan syariah dalam Bahasa Indonesia. Hal itu bertujuan untuk mengatasi rendahnya literasi keuangan syariah karena banyak menggunakan istilah bahasa arab. "Melalui paparan yang komprehensif tersebut, pembaca akan memahami lebih dala pertimbangan-pertimbangan yang diambil dalam penerapan produk dan akad,"ujarnya Dia mengatakan, semua istilah arab tersebut memang tidak bisa dieliminasi selurunya. Meskipun demikian, Bank Indonesia akan melakukan sosialisasi padanan dari istilah tersebut dengan menggunakan bahasa Indonesia. "Keuangan syariah ada lima pilar salah satunya edukasi. Salah satunya melalui buku ini,"kata Hendar. BI dorong literasi keuangan syariah masuk kurikulum pendidikan | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat Deputi Gubernur BI Hendar mengatakan edukasi tersebut menjadi salah satu pilar pendorong pertumbuhan industri keuangan syariah. Edukasi ini, katanya, harus dimulai dari tingkat pelajar (SMA/SMK), selanjutnya mahasiswa dan pelaku ekonomi. Menurutnya, buku tersebut disusun BI bersama para pakar keuangan syariah. Proses penyusunannya juga bertahap, sudah melalui pengecekan kualitas dan lainnya. Bank Indonesia (BI) ikut mendorong literasi industri syariah masuk dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Caranya dengan menyebar materi-materi edukasi secara umum, termasuk buku-buku kepada pelajar dan mahasiswa. "Termasuk bekerja sama dengan Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan, untuk membuat semacam modul-modul (literasi buku keuangan syariah). Modul yang sudah kita garap adalah untuk perguruan tinggi," kata Hendar sambil menjelaskan buku 'Dinamika Produk dan Akad Keuangan Syariah di Indonesia' yang dilaunching BI dalam acara Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) 2016 di Surabaya, Rabu (26/10). "Insya Allah bisa mengisi gap kekurangan referensi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Buku ini tidak hanya nantinya digunakan oleh akademisi, tapi juga praktisi keuangan syariah," ujarnya. Menurutnya, buku tersebut disusun BI bersama para pakar keuangan syariah. Proses penyusunannya juga bertahap, sudah melalui pengecekan kualitas dan lainnya. Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Benny Siswanto, mengatakan buku ini merupakan proses berpikir kritis dan kreatif atas suatu perjalanan dari teori dan praktik produk dan akad keuangan syariah di Indonesia. Penerbitan buku ini, lanjut Benny, disamping menjadi bentuk tanggung jawab BI dalam berperan sebagai regulator yang berusaha membentuk lingkungan industri kondusif melalui materi-materi edukasi secara umum, juga menjadi kontribusi dalam menyediakan materi ajar berupa buku teks bagi kalangan civitas akademika di perguruan tinggi dan sekolah-sekolah. "Suatu proses bagaimana keuangan syariah yang secara formal diperkenalkan tahun 1990 bisa tumbuh dan berkembang di negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia," kata Benny. Selain itu, wawasan yang disajikan buku ini menjadi bahan yang sangat bermanfaat untuk mensosialisasikan praktik keuangan syariah di sekolah-sekolah Islam, pondok pesantren, ormas Islam dan ulama serta tokoh masyarakat di Jawa Timur. "Tujuannya agar masyarakat semakin memahami industri ini dan semakin meyakinkan mereka dengan kesyariahan produk dan akad yang digunakan industri keuangan syariah di Indonesia," jelasnya. PT Rifan Financindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|