BI menyatakan arus modal yang masuk ke Indonesia akan tetap deras hingga akhir tahun 2016 | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang SurabayaArus modal yang masuk tersebut bukan hanya berasal dari penanaman modal asing (PMA). Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, arus modal asing yang masuk hingga akhir tahun 2016 juga berasal dari dana repatriasi program tax amnesty atau pengampunan pajak. Perry menjelaskan, dana repatriasi yang berpotensi masuk pada periode pertama amnesti pajak mencapai Rp 143 triliun. Dari jumlah itu, dana repatriasi yang benar-benar sudah masuk mencapai sekira Rp 40 triliun. Bank Indonesia (BI) menyatakan arus modal yang masuk ke Indonesia akan tetap deras hingga akhir tahun 2016. Pasalnya, dana repatriasi peserta amnesti pajak periode pertama diperbolehkan masuk hingga akhir tahun 2016. Perry menjelaskan, berdasarkan penghitungan yang dilakukan bank sentral, setidaknya Rp 100 triliun dana repatriasi akan hingga akhir tahun ini. "Sebagaimana diketahui, pada periode satu (amnesti pajak), wajib pajak yang mencatatkan repatriasi sebesar Rp 143 triliun. Repatriasi periode pertama dimungkinkan sampai akhir tahun ini," jelas Perry di kantornya di Jakarta, Kamis (3/11/2016). Bank sentral memperkirakan gelombang dana yang masuk tersebut akan terjadi pada bulan Desember 2016. Dari total tersebut, sekira Rp 37 triliun berupa saham, adapun sisanya adalah dalam bentuk obligasi pemerintah. Secara umum, hingga pekan lalu arus modal asing yang telah masuk ke Indonesia mencapai Rp 157 triliun. Ini strategi BI jika tax amnesty menumpuk | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang SurabayaDeputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pihaknya akan terus mengantisipasi arus modal asing yang masuk (capital inflow) ke Indonesia, baik yang masuk melalui portofolio maupun investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI). Khususnya, inflow dari dana repatriasi program pengampunan pajak atau tax amnesty. "Perhitungan kami setidaknya Rp 100 triliun akan masuk sampai akhir tahun ini. Yang Rp 100 triliun itu akan masuk dan kami antisipasi di Desember ini," kata Perry usai acara BI Institute Leadership Forum di Kantor BI, Jakarta (3/11). Dari instrumen moneter misalnya berupa sertifikat BI (SBI) baik untuk mata uang rupiah maupun valas. Perry mengatakan, hingga saat ini besaran dana repatriasi dari kebijakan amnesti pajak mencapai sekitar Rp 143 triliun. Meski demikian, dari jumlah tersebut besaran dana yang benar-benar masuk baru sekitar Rp 40 triliun. Sementara, sisanya akan masuk hingga akhir tahun ini. Sebagaimana diketahui, BI telah menyiapkan sejumlah instrumen yang dapat digunakan sebagai instrumen investasi dana repatriasi amnesti pajak, baik yang berkaitan langsung dengan operasi moneter bank sentral, instrumen pasar uang hingga instrumen hedging. Untuk instrumen hedging misalnya berupa cross currency hedging dan swap link deposit. Sementara dari instrumen keuangan lainnya misalnya surat berharga komersial atau commercial paper, sertifikat deposito perbankan dengan tenor jangka pendek atau negoitable certificate of deposit (NCD), promissory note, dan surat berharga jangka pendek atau medium term notes (MTN). PBI tersebut bisa menjamin jenis-jenis instrumen jangka pendek seperti Medium Term Notes (MTN), commercial paper, promisory note hingga NCD, diperdagangkan di pasar uang. Setelah menerbitkan PBI mengenai Pasar Uang, BI menargetkan menerbitkan PBI yang mengatur instrumen-instrumen tersebut pada akhir tahun ini. Agustus lalu, BI telah menerbitkan payung hukum yang mengatur transaksi surat berharga di pasar sekunder berupa Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 18/11/PBI/2016 tentang Pasar Uang. BI: Dana asing masuk ke Indonesia Rp 157 triliun hingga Oktober 2016 | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo memperkirakan, dana asing yang masuk akan terus bertambah seiring optimisme investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perry mengatakan, arus modal masuk melalui program amnesti pajak periode pertama sekitar Rp 143 triliun, hingga akhir tahun diperkirakan akan ada tambahan dana masuk ke Indonesia mencapai Rp 100 triliun. Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal masuk (capital inflow) per Oktober 2016 telah mencapai Rp 157 triliun. Banyaknya dana yang masuk dipengaruhi repatriasi dana dari program amnesti pajak yang dijalankan pemerintah. "Sampai minggu lalu (capital inflow) Rp 157 triliun dalam bentuk portofolio inflow tidak termasuk penanaman modal asing. Dalam bentuk saham, obligasi pemerintah, saham sekitar Rp 37 triliun sisanya obligasi pemerintah," ujar Perry di kantornya, Jakarta, Kamis (3/11). "Kan Rp 143 triliun yang sudah masuk sekitar Rp 40 triliun, yang Rp 100 triliun itu akan masuk dan kami antisipasi di Desember ini. Itu yang juga jawabannya aliran modal asing masih akan masuk bukan hanya portofolio dan dana repatriasi," ucap Perry. "Kami antisipasi tetapi sejauh ini dampaknya terhadap Indonesia tidak besar bahkan sama sekali tidak ada. Itu dalam arti portofolio inflow masih masuk, kurs relatif stabil dan cukup baik," tutup dia. Kendati demikian, bank sentral akan terus mengantisipasi gejolak ekonomi yang akan timbul, terutama pemilihan presiden AS dan rencana kenaikan suku bunga AS oleh The Fed. Rifan Financindo
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|