PT Bank Bukopin Tbk mencatat aliran kreditnya sebesar Rp74 triliun | PT Rifan Financindo BerjangkaTarget itu lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan kredit tahun ini. Manajemen mengakui tengah melakukan konsolidasi terlebih dahulu, dengan mengedepankan kualitas dari kuantitas. Secara keseluruhan, Heri menilai, masyarakat atau pelaku usaha masih menunggu (wait and see) dengan kondisi ekonomi. Terlebih lagi, tahun ini merupakan tahun politik karena ada pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di 171 wilayah dan dilanjutkan tahun 2019 dengan pemilihan presiden (pilpres). "Jadi, insan perbankan ya sedikit hati-hati juga dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tapi saya yakin tetap ada keberanian untuk permintaan kredit," pungkasnya. Ia mengklaim, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) net khusus KPR sendiri masih di bawah dua persen dari total NPL net yang mencapai lebih dari tiga persen. "KPR yang paling besar kalau di luar Jakarta itu di Surabaya," jelas Heri. Adapun, secara keseluruhan Bank Bukopin menargetkan penyaluran kredit senilai Rp79 triliun - Rp80 triliun pada tahun ini. Dengan kata lain, manajemen berharap kenaikan kredit tahun ini masih satu digit atau dikisaran enam persen. "Tahun 2017 dengan kondisi ekonomi yang kurang bersahabat kami agak turun," jelas Heri. Makanya, perusahaan akan lebih menggenjot KPR tahun ini dengan menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp3,3 triliun atau bertambah sebesar Rp1,2 triliun dibandingkan posisi 2016. "Prospek membaik dan juga tingkat kelancaran kredit bagus, khusus di KPR bagus," katanya. Porsi kredit untuk korporasi umumnya hanya berkisar 20 persen, sedangkan 80 persen sisanya dikuasai oleh kredit segmen ritel. Namun begitu, nominal kredit yang dikucurkan untuk korporasi dengan ritel tentu berbeda jauh. "Satu kredit untuk korporasi saja besar, seperti ular kan langsung matok banyak," tutur dia mengibaratkan. Sementara, total penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sepanjang tahun lalu sebesar Rp2,1 triliun atau naik 16,66 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,8 triliun. Namun, angka pertumbuhan itu secara nominal masih lebih rendah dibanding dengan tahun 2016. PT Bank Bukopin Tbk mencatat aliran kreditnya sebesar Rp74 triliun di sepanjang tahun lalu. Angka itu meningkat sekitar delapan persen dibandingka dengan 2016 lalu. Direktur Retail Bank Bukopin Heri Purwanto menyebut, sebagian besar kredit disalurkan untuk segmen konsumer. Dalam hal ini, perusahaan menggabungkan sektor konsumer hingga Unit Kecil dan Menengah (UKM) di bawah segmen kredit ritel. "Untuk kredit korporasi hanya penyeimbang saja. Jadi, misalnya kredit konsumer sedang sepi, ya korpoasi diperbesar," ujarnya Kamis (22/2). Target Pertumbuhan Kredit Bank Bukopin Hanya 6% di 2018 | PT Rifan Financindo BerjangkaSedangkan untuk masalah kualitas kredit, Bukopin akan tetap menjaga rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) di bawah 3%. Komposisi kredit Bank Bukopin masih didominasi ritel sebesar 80% dan sisanya kredit korporasi sebesar 20%. Di tahun 2018 ini, Bukopin akan berusaha meningkatkan porsi kredit korporasi menjadi 35%. Bukopin mengaku masih akan wait and see dengan situasi ekonomi saat ini. Diharapkan setelah tahun politik, permintaan kredit akan kembali tinggi dan pertumbuhannya akan lebih baik. “Realisasi pertumbuhan kredit tahun lalu berkisar 74 triliun dan untuk tahun ini diperkirakan 80 triliun. Dengan target perkiraan lonjakan kredit di akhir tahun 2018.” Ujar Heri, Direktur Kredit Retil Bank Bukopin. PT Bank Bukopin Tbk (Bukopin) di Tahun 2018 ini hanya menargetkan pertumbuhan kredit keseluruhan tumbuh di angka 6% secara tahunan atau year on year (yoy). Target pertumbuhan yang di bidik kali ini sebesar Rp 5 triliun. ( Baca : Sri Mulyani Ganti Sistem Belanja Kementerian Gunakan Kartu Kredit ) 2017, Bukopin Bukukan KPR/KPA Rp2,85 Triliun | PT Rifan Financindo Berjangka"Porsi permintaan terbesar akan datang dari rumah tipe menengah dengan harga di bawah Rp1 miliar," ujarnya. Sementara itu guna mendorong pencapaian target tersebut pihaknya pun terus menjalin kerjasama dengan sejumlah developer di Tanah Air, termasuk PT Intiland Development Tbk. "Potensi Intiland secara total bisa mencapai Rp4 triliun, tapi sudah laku Rp2,4 triliun, jadi masih ada ruang sisanya itu. Tapi untuk kerjasama ini kami targetkan Rp200 miliar - Rp300 miliar, seiring perkembangan pasar," ujarnya. "Saat ini para pengembang berlomba lomba untuk mengembangkan rumah dengan harga tenangkau dibawah Rp1 miliar, dengan menyasar kaum millenial, karena dipastikan pangsa pasar kaum millenial akan terus tumbuh," ujarnya. Menurutnya konsumen kelas menengah seperti PNS, karyawan BUMN, karyawan swasta, dan pasangan suami istri yang baru menikah akan mencari perumahan tipe menengah dengan lokasi terutama di wilayah satelit kota besar dengan akses menuju pintu tol dan sarana transportasi massal. Selain itu, dengan melihat tingkat rasio pembayaran kredit yang lancar, maka penyaluran KPR/KPA menjadi unggulan dalam mendongkrak penyaluran kredit konsumsi perseroan tahun ini. Menurutnya untuk saat ini properti yang diminati oleh masyarakat Indonesia khususnya generasi millenial adalah properti dengan harga dibawah Rp1 miliar. "Tahun 2018 ini kita targetkan sekitar Rp1,2 triliun. Kalau 2017 lalu target kita Rp600 miliar tapi tercapai Rp800 miliar sekian. Jadi tahun ini kita prediksikan akan ada kenaikan Rp400 miliar sekian," ujarnya. Pihaknya memproyeksikan penyaluran KPR/KPA tahun ini bakal membaik seiring kondisi perekonomian yang juga terus membaik. Apalagi bidang properti di 2018 oleh Bank Indonesia diprediksikan bakal tumbuh 5,5% dibanding 2017. "Sampai dengan Desember 2017 Bank Bukopin sudah menyalurkan KPR/KPA sebesar Rp2,85 triliun," ujarnya di sela acara Developer Gathering dan Penandatanganan MoU antara PT Bank Bukopin Tbk. dan PT Intiland Development Tbk., Kamis (22/2/2018). Menurutnya porsi penyaluran kredit dari total realisasi KPR/KPA itu, untuk sektor KPA masih mendominasi hingga sekitar 85% dan sisanya 15% untuk KPR. PT Bank Bukopin Tbk. hingga penghujung 2017 mampu merealisasikan penyaluran kredit pemilikan rumah/ kredit pemilikan apartemen (KPR/KPA) hingga mencapai Rp2,85 triliun. Heri Purwanto, Direktur Ritel PT Bank Bukopin Tbk. mengatakan bahwa pencapaian realisasi penyaluran KPR/KPA tersebut mengalami pertumbuhan hingga sebesar Rp820 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. PT Rifanfinancindo Berjangka
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Rifanfinancindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Profil Perusahaan Legalitas Penghargaan Perusahaan Fasilitas dan Layanan Archives
June 2018
PT Rifan Financindo Berjangka
|